110. Nisan Lainnya.

69 5 0
                                    

"Nolnya lima, tapi lumayanlah untuk biaya hidup beberapa hari ke dapan," Ichsan menghitung lembaran merah dalam slip gaji yang kurus itu.

Selesai menghitung, Ichsan mengabari Nurul perkembangan terbaru kasusnya.

20.19. [Ichsan] : Penyelidikan baru bisa dilanjutkan besok lusa. Maaf ya Nurul.

20.20. [Nurul] : Perkembangan?

Sudah disangka Detektif Ichsan, Nurul akan menanyakan hal ini.

20.20. [Ichsan] : Sudah ada informasi jelas tentang semua kepengurusan kelas, selain kebersihan satu. Ngomong-ngomong, itu juga kepengurusanmu kan?

20.21. [Nurul] : Kau melihat keterkaitan di antaranya, detektif?

20.21. [Ichsan] : Aku tidak bisa bayangkan jika mimpi dan harapan menjadi nyata.

Obrolan WA selesai di situ.

Ichsan pergi tidur. Hari yang melelahkan.

Senin, 27 Maret 2017.

6.45 waktu Cicaheum.

"Pagi juga kau datang, Ichsan," sapa Rei seraya turun dari angkot Caheum - Royom.

"Mana tempat yang kaumaksud, Rei?" tagih Ichsan, tergesa macam orang sibuk.

Rei mengajak Ichsan ke tempat yang jauh, Tasikmalaya. Jalan desa yang mereka lalui naik losbak angkutan hasil bumi serasa asing di mata Ichsan, tapi seharusnya Rei tahu tempat yang dituju.

Sebuah ruko, di tengah desa?

Bukan rumah toko, tapi rumah kosong.

Ini bukan mau uji nyali, kan?

Bukan lah, itu ruko mewah.

Mewahnya itu lho.

Mepet sawah.

Langkah Rei menyimpang ke halaman belakang di mana batu nisan berjejer.

"Di sini makam anggota keluarga Komaru," Rei menghadap nisan pertama. "Komaru Zaman, cikal bakal Keluarga Komaru. Merantau ke Bandung mendirikan usaha dagang di Pasar Induk Caringin,"

Tiga makam selanjutnya adalah putra-putra Komaru Zaman.

"Pertama, Komaru Din. Ayahku dan Rian. Kedua, Komaru Putra. Ayahnya Reiko. Keduanya meninggal dalam perang besar. Ketiga, Komaru. Makam sebelahnya adalah Bi Mustika,"

"Anak pertama Komaru adalah Kaharu, pewaris terakhir Keluarga Komaru yang tewas dalam kudeta berdarah pabrik bata terbesar di kota ini, Tasikmalaya,"

Nama anak kedua Komaru mengingatkan Ichsan akan peristiwa Jembatan Kali Angke.

Chaira Larasati.

Dan itu belum seberapa dibandingkan empat nisan lainnya.

Detektif Ichsan 6 : Detective's Hometown.Where stories live. Discover now