33. Jangan Gampang Percaya.

75 5 0
                                    

"Apapun itu, jangan samakan kami dengan apa yang ada di televisi," tegas Jufri.

"Sejauh pengamatan saya, preman lama adalah sistem terbaik yang bisa menjaga keamanan masyarakat sebagai bagian dari masyarakat itu sendiri. Saya tidak tahu banyak tentang preman baru, karena itu saya memutuskan untuk menjadi intel di kubu ini. Toh saya ada urusan juga dengan Rav, pimpinan hulu kubu preman baru," Ichsan memancing Jufri agar pimpinan hulu kubu preman lama itu bertanya.

"Urusan apa pula, detektif?"

Lagi, Ichsan manggut-manggut. "Klien saya butuh informasi dari Penangkap Gagak,"

"Ini mulai menarik," Jufri menghendaki tidak ada rahasia yang disembunyikan agen barunya. "Ceritakan,"

Tentang gulungan karton itu. Reaksi kimia yang digunakan. Nama-nama yang terdapat di dalamnya. Jufri menyimak saksama.

"Minta nomor hp," Jufri menyodorkan secarik kertas. "Asal kau tahu, kios ini dilengkapi alat penyadap. Di luar sana Mas Bo sudah tahu siapa klien kau. Perempuan, namanya Nurul,"

"Kalian jangan ganggu dia," tegas Ichsan. "Kalau perlu melindungi dia dari preman baru, tidak jadi soal bayaran saya dipotong,"

"Kau memang pemberani, anak muda," puji Jufri. "Tidak salah Mas Bo memilih intel macam kau. Mulai sekarang, Ichsan, cari informasi terpercaya tentang kubu preman baru. Kami sangat membutuhkannya,"

"Sekarang saya bisa keluar?" tanya Ichsan.

Jufri mengangguk. "Jangan lupa besok bawa gulungan karton dari klienmu itu. Mungkin aku bisa bantu sedikit,"

"Pandanganku yang sebenarnya tentang dunia preman Bandung," kata Ichsan. "Semestinya preman baru bersatu dengan preman lama. Jangan sampai pecah perang terbuka, karena itu pasti merugikan kedua belah pihak,"

"Kau memang benar, detektif," tanggapan Jufri. "Kenyataannya, preman baru lebih menginginkan preman lama dibersihkan. Cari tahu tentang itu, detektif,"

"Kemarin aku ketemu Pak Simojoyo, penjual tanaman hias," Ichsan menuturkan kilas balik. "Katanya ada keterkaitan antara polisi dengan kubu preman baru,"

"Bagaimanapun, Pak Simojoyo berurusan dengan bagian jalanan, cikal bakal kubu preman baru," ujar Jufri. "Jangan gampang percaya padanya,"

Detektif Ichsan 6 : Detective's Hometown.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang