"Ini bukan darah," Ichsan mengamati bercak hitam itu dengan lebih teliti. "Melainkan tip - ex,"
Itu lho, cairan penghapus tinta pena.
Ichsan menarik kesimpulan.
Ada sesuatu yang disembunyikan.
Ichsan berusaha mengungkapkan, semampunya. Bercak hitam pada dua kolom itu terputus di tengah. Tidak salah lagi, nama-nama yang ditimpa tip-ex itu terdiri dari dua kata.
Tidak terasa tengah hari menjelang. Penyelidikan berkas menuntut kerja otak yang berat, sehingga seperempat kilo dodol Garut tidak cukup sebagai cadangan energi.
"Aku sudah lama tidak makan nasi Padang," Ichsan merogoh saku, meluncur dari Bukit Cikutra mencari rumah makan Padang. Makanan khas daerah Sumatra Barat itu memang favorit Ichsan, dan terbukti cukup berat untuk menunda lapar.
Ketika Ichsan melewati pangkalan ojek simpang Bukit Cikutra, Pak Aris mencegat detektif SMA itu.
Kata Pak Aris, "Tidak baik sepedahan selepas makan berat, bisa sakit perut. Baik kau saya dorong ke atas bukit, tapi barter sama dodol Garut setengah kilo. Setuju?"
"Setuju," kata Ichsan dalam hati, bagus betul, dalam dua hari stok dodolku habis satu kilo. Tambahan lagi, setengahnya bukan untuk penyelidikan tapi ongkos ojek dorong.
Setelah menyelesaikan barter, Ichsan membongkar di gudang kontrakan Pakde. Lengkapnya peralatan lab kimia di sana setara SMA Negeri, tapi hanya cukup untuk satu orang. Ichsan harus berhati-hati, jangan sampai ada alat yang rusak.
Mengikuti yang diajarkan Nurul semalam, Ichsan menyusun peralatan elektrolisis. Aki, trafo setrum, seperangkat labu kaca, elektroda karbon, dan larutan garam.
Ichsan tahu, masih ada yang kurang. "Indikator asam-basa bromtimol biru!"
Sekali lagi Ichsan meluncur ke bawah bukit, mencari toko bahan kimia. Ichsan tidak menggunakan fenolftalein karena mudah terbakar. Menjelang petang Ichsan kembali ke kontrakan pakde, dan elektrolisis baru dimulai di malam hari.
Ichsan meneteskan bromtimol biru pada larutan garam dapur, muncul warna hijau. Sedangkan larutan soda api yang dibuat kemarin lusa menghasilkan warna biru.
"Biru?"
Ichsan mengecek gulungan karton.
أنت تقرأ
Detektif Ichsan 6 : Detective's Hometown.
غموض / الإثارةDetektif Ichsan mengadu nasib di ibu kota Priangan. Petunjuk : gulungan karton, penampakan, dan mimpi. Dengan meracik bahan kimia dan menjadi intel ganda, Akankah Detektif Ichsan mendapatkan kembali ingatannya?
