Detektif Ichsan 6 : Detective's Hometown.

139. Nama Lengkap.

Pak Simojoyo memberi Ichsan sepucuk surat. "Dari teman lama,"

Teman lamanya Pak Simojoyo.

Intel detektif Akad Ichsan, penyelamat dunia preman. Secepatnya kau datang ke alamat di bawah ini, tidak masuk peta. Ditunggu.

Ichsan mematuhi isi surat tersebut.

4.30 sore waktu tidak masuk peta.

Bukan tidak ada di peta.

"Salamu alaikum," Ichsan di depan pagar.

Teman lama Pak Simojoyo, bapak-bapak paruh baya berbadan tambun berambut keriting panjang abu-abu. Sorot matanya tajam tapi teduh.

"Alaikum salam, ayo masuk," tuan rumah mempersilahkan Ichsan duduk di bangku teras, menghadap halaman depan yang asri.

"Saya Ichsan pak," Ichsan memperkenalkan diri. "Akad Ichsan,"

"Saya Harudin," kata bapak paruh baya itu.

Pak Harudin memulai ceritanya.

Saya dan Simojoyo perantau Tasikmalaya, 30 tahun silam. Sama besar di desa, sama kenal kerasnya kota. Simojoyo punya modal buat usaha tanaman hias. Saya ngasong, banyak kenal preman.

Saya pelaku sejarah, pemersatu pertama dunia preman. Bagai kacang lupa kulit, peran saya pudar digantikan ketua besar. Sepeninggal ketua besar dan tangan kanan, dunia preman pecah lagi. Kau tampil sebagai pemersatu, Detektif Ichsan. Persis saya.

Saya mengamati semuanya, Detektif Ichsan, namun ada satu hal yang berbeda dengan saya. Saya perantau, tapi kau melakukannya seakan kota ini, Bandung yang dikelilingi gunung, adalah kota kelahiranmu. Kampung halamanmu. Percayalah, detektif.

Saya akan kembali ke dunia preman, detektif, sebagai representasi dari ketua besar dan tangan kanan. Sembari memperingatkanmu, bahwasannya bandung tidak aman lagi bagi buronan ibu kota sepertimu. Sudah saatnya kau kembali ke ibu kota, perantauanmu. Hadapi dan selesaikan masalahmu.

Saya juga beri kau amanat, detektif. Cari dan temukan anak perempuan saya. Sejak lulus kuliah akuntansi, dia merantau ke ibu kota dan hingga kini tidak terdengar kabarnya. Beritahu dia agar kembali ke Bandung, kampung halamannya. Namanya... Ran.

Semua beban yang sudah terangkat dari pundak Ichsan seketika terasa lagi.

Pak Harudin berbisik.

Nama lengkap saya, Baharudin Muslihat.