136. Terlambat.

79 4 0
                                    

Tukang baso itu punya cita-cita jadi detektif? Bukan hanya sopir joki NETRAL yang takdirnya berkata lain.

"Kau mesti bersyukur, Ichsan," Redho mengingatkan. "Dari sekian banyak orang, kau punya kesempatan untuk mewujudkan cita-citamu. Maka lakukanlah yang terbaik,"

"Ya," Ichsan mengerti. "Seandainya saja aku adalah temanmu dulu main tebak-tebakan,"

"Hei, ini sudah jam 9.49," Udin melihat hp.

"Yang punya urusan kapan datang?" Eli bisik-bisik.

Tepat sesudahnya sebuah suara yang tidak asing di telinga Ichsan mengucapkan salam.

"Salamu alaikum,"

9.50 waktu Sukaluyu.

"Alaikum salam," jawab semuanya.

Dari lima menit yang lalu, Adrian sudah membereskan sisa-sisa makanan untuk persiapan acara inti.

Ternyata Ichsan sempat bertemu orang itu tidak lama sebelumnya.

"Selamat ya, Mukti," Rav menjabat tangan wakilnya. "Kami akan menyusul,"

Dia sopir angkot barusan.

Sadang Jayamukti.

Sesuai janjinya.

Tepat 15 menit.

Adrian membuka acara. Dia pembawa acara merangkap saksi dari peristiwa terpenting dalam keluarganya, Kusumadinata.

Pernikahan sepupunya.

Mukti dan ayah Ros, Pak Adiputro duduk berhadapan, di sisi dua orang saksi. Adrian, dan Pak Simojoyo.

Penghulu setempat ikut hadir tentunya.

Semua berjalan sesuai rencana.

Mukti meletakkan bendera merah putih di atas meja.

Mukti dan Pak Adiputro berjabat tangan.

Saya nikahkan Baros Kusumadinata binti Adiputro Kusumadinata dengan maskawin bendera merah putih tunai.

Saya terima nikahnya Baros Kusumadinata binti Adiputro Kusumadinata dengan maskawin bendera merah putih tunai.

Penghulu : saksi, sah?

Hadirin : sah.

Acara selanjutnya pembacaan doa dan pencatatan oleh pak penghulu. Pak penghulu segera berangkat, urusannya masih banyak. Apalagi ini hari minggu.

Setelah itu Ros keluar dari ruang belakang, berpakaian kebaya putih, duduk di kursi tamu di sebelah Mukti. Satu persatu hadirin berbaris, bersalaman dengan pasangan pengantin baru itu.

"Kau punya kesempatan untuk mengubah masa depan, Detektif Ichsan," pesan Mukti. "Kecuali satu hal, mereka yang sudah mati takkan bisa hidup kembali,"

"Salamu alaikum," Pak Aris, guru beladiri silat datang terlambat selepas mengajar.

Detektif Ichsan 6 : Detective's Hometown.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang