122. Serikat Jaringan.

72 6 0
                                    

"Nurul, kau kenal seseorang bernama Ran?" tanya Ichsan.

"Tidak, kenapa?" Nurul tanya balik.

"Tidak kenapa-napa," terang-terangan Ichsan menyembunyikan sesuatu.

Nurul malah ingat sesuatu. "Berhubungan dengan salah satu mimpimu?"

"Mimpi yang mana?" Ichsan membolak-balik halaman buku catatannya, paling banyak mimpi gambaran monokrom berlagu lirik bahasa Inggris itu.

"Kau pernah cerita padaku sebelumnya, lho," Nurul memberi petunjuk. "Dalam mimpi itu kau menyaksikan sebuah kasus pembunuhan. Dua korban. Perempuan. Belati beradu. Ingat?"

"Argh,"erang Ichsan seraya mencengkeram sisi kepalanya.

Nurul menyambar obat sakit kepala. "Kau baik-baik saja, San?"

Terakhir kali Ichsan minum obat sakit kepala masa kasus The Chain Explosives.

"Sudah lewat," Ichsan menghela nafas. "Ya, aku sudah ingat. Besar kemungkinan dia adalah Ran,"

"Siapa sebenarnya Ran?" Nurul sama sekali tidak kenal orang yang disebut Ichsan itu.

"Entah," Ichsan angkat bahu. "Kau tahu sendiri kan, Nurul? Sebagian ingatanku belum pulih. Sepertinya aku pernah ketemu Ran di suatu tempat, aku tidak ingat di mana. Kabarnya dia pergi ke ibu kota,"

"Kudengar dari Pak Aris kau buronan polisi ibu kota," kata Nurul. "Benarkah?"

"Mana pernah Pak Aris bohong?" giliran Ichsan tanya balik. "Aku tahu, hari gini ke ibu kota cari mati namanya,"

"Kau di Bandung menunggu status buronan itu hilang?" tanya Nurul.

Ichsan gelengkan kepala. "Kan sudah jelas, Keluarga Komaru membutuhkanku,"

"Pilihanmu itu memang tidak bisa diganggu gugat, ya?" Nurul mengerti.

"Sekarang masalah ini," Ichsan mengambil map biodata murid dari tas ranselnya. "Ada satu nama yang mengganggu penyelidikan sebenarnya, yaitu Tio,"

"Nama itu ada dalam kepengurusan kelas?" terka Nurul.

Ichsan menganggukkan kepala sambil memeriksa isi map. "Tapi namanya tidak ada di sini, sekalipun tiga lembar yang hilang dan daftar absen sudah diketahui semua namanya,"

"Kalaupun dia murid kelas lain," Nurul ikutan mikir. "Aku tidak mungkin sempat fotokopi dari pusat arsip sekolah,"

Penyelidikan buntu.

"Tujuanku sebenarnya," kata Ichsan. "Menagih map Serikat Jaringan,"

Detektif Ichsan 6 : Detective's Hometown.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang