99. Sehari Penuh.

67 5 0
                                    

"Maksud?" Ichsan pura-pura tidak mengerti. "Saya memang bukan pedagang asongan, sebenarnya saya detektif,"

Detektif kehabisan modal.

"Kalau memang begitu, coba terka siapa saya," tantang perempuan itu.

Nama?

Ichsan mengira ini akan mudah, tapi ternyata tidak semudah itu.

Perempuan itu memakai seragam kasir minimarket, tapi sengaja menyembunyikan papan namanya di balik lipatan kerudung.

Di sampin wawasannya akan pasar dan perdagangan, tidak bisa diremehkan pula kemampuannya merahasiakan nama.

Satu-satunya benda yang bisa jadi petunjuk adalah bros di lipatan kerudungnya. Bentuk lonjong mirip angka nol, dengan lengkung di dalamnya sehingga sebagian dari bros itu berbentuk mirip bulan sabit.

"Lama sangat, detektif," perempuan itu tidak sabaran. "Terpaksa aku beri petunjuk. Matahari terbit, pedang lengkung,"

Sekali ini Ichsan harus mikir lebih keras dari yang sudah-sudah. Apa yang identik dengan matahari terbit? Timur?

Mungkin. Pedang lengkung?

Pedang lengkung? Itu lambang bendera timur tengah, Arab Saudi!

Jika matahari terbit identik dengan lambang bendera, maka itu negara...

Jepang.

Kembali ke bros di lipatan kerudung itu. Nol, bulan.

Jika 'nol' (Jepang), dan 'bulan' (Arab), maka,

"Rei Komaru," jawab Ichsan pasti.

Wajah perempuan itu memang mirip Reiko, ditambah lagi wawasan dagangnya identik dengan Keluarga Komaru.

Yang punya nama, Rei, mengangguk sekali.

"Kau benar, detektif," Rei berkata.

"Ada masalah yang perlu dibicarakan?" Ichsan tidak tahu harus ngomong apa.

"Selesaikan saja dulu masalahmu dengan juragan kicimpring itu, nanti temui aku di sini lagi. Jalan utama Cicaheum yang segaris dengan Jembatan Layang Pasupati," Rei beranjak dari bangku itu.

Ichsan menyusul.

Berarti, yang dimaksud Rei adalah tempat yang sama.

18.30 waktu tidak ada di peta.

"Tidak biasanya kau terlambat, San," kata ayah Fira. "Ada masalah kah?"

Ichsan menggeleng, menyetor hasil asongan sore tadi. "Untuk seorang detektif, sejauh ini semua baik-baik saja,"

"Kau belum cukup lihai menyembunyikan masalah," ayah Fira menilai.

"Saya balik dulu pak," kata Ichsan. "Besok nyopir sehari penuh,"

Detektif Ichsan 6 : Detective's Hometown.Where stories live. Discover now