42. Tujuan : Rumah Nurul.

84 5 0
                                    

"Butuh bantuan, Detektif Ichsan?"

"Nah, sebenarnya itu maksud saya," Ichsan menjentik jari. "Bantuan, untuk mencari tahu siapa orang yang menginteli klien saya itu. Supaya... penyelidikan berjalan lancar,"

"Tunggu dulu. Tampangmu sangat meyakinkan..." Rav mengamati penampilan Ichsan dari ujung kaki sampai ujung rambut. "Sebagai orang boke,"

Ichsan tertawa hambar. "Betul, Rav,"

"Jadi kau tidak ada duit untuk membayar orang," Rav menyimpulkan.

"Tahu sendiri lah, biaya hidup di Kota Bandung tinggi," Ichsan beralasan.

Alasan klasik.

"Untuk bayarnya, bagaimana jika kau jadi intel di pihak kami, preman baru?" Rav memberi penawaran. "Kau juga bisa jadi anggota kami,"

"Kalau jadi intel saya setuju, tapi untuk jadi anggota saya pikir-pikir dulu," Ichsan ragu-ragu bersalaman dengan Rav. "Informasi apa yang kau butuhkan, Rav?"

"Kemungkinan preman lama menguasai daerah baru. Stasiun misalnya, atau taman-taman tempat mereka biasa kumpul," Rav berujar. "Itu akan sangat bermanfaat,"

"Baiklah, saya berangkat dulu," Ichsan balik badan. "Salamu alaikum,"

"Tunggu dulu, detektif," Penangkap Gagak itu menahan bahu Ichsan dengan satu tangannya. "Harus diakui, untuk ukuran pendatang kau cukup bernyali. Datang ke markas utama preman baru untuk bernegosiasi. Hanya soal keberuntungan kau bisa sampai di sini hidup-hidup, dan lebih untung-untungan lagi kau bisa keluar dari sini dengan keadaan hidup,"

Sialan, kata Ichsan dalam hati. Kesekian kali selama hari ini, perasaannya tidak enak. Padahal tengah hari belum juga lewat.

"Tahu salam preman yang dibuat tangan kanan saya? Itu kata sandi markas utama," kata Rav. "Sebutkan, detektif,"

Sialan, sekali lagi umpat Detektif Ichsan dalam hati. Karena kurang minum kerja otaknya jadi macet. Masih untung Ichsan hafal isi gulungan karton.

Tangan kanan Rav adalah Rozak.

Dalam gulungan karton, Rozak adalah...

Seksi olahraga 2.

"Salam olahraga," kata Ichsan akhirnya.

Hening sesaat.

"Baiklah," Rav memutuskan. "Kau lolos,"

Ichsan menghela nafas lega.

"Alaikum..." Rav membuka pintu. "Salam,"

Ichsan tidak langsung memulai misinya.

Tujuan : rumah Nurul.

Detektif Ichsan 6 : Detective's Hometown.Where stories live. Discover now