131. Injury Time.

77 5 0
                                    

Stasiun Kiaracondong, menjelang petang.

Reiko berdiri di halaman depan stasiun, menatap lekat loket yang pernah jadi sumber penghidupannya.

"Terimakasih PT KAI, yang telah bersedia menerima saya bekerja meskipun akhirnya resign," katanya, lirih. "Semoga saja kelak ada seorang yang bisa menggantikanku,"

Meskipun sudah bekerja di sana selama satu dasawarsa sejak lulus SMA, Reiko tidak mendapat pesangon. Entah karena latar belakang pendidikan atau apa Reiko tidak peduli, ia sudah siap akan resiko untuk kembali menjalankan UD Keluarga Komaru.

20.00 waktu Caringin.

Sekembalinya dari Sukaluyu, waktu serasa cepat mengalir.

Satu bulan lewat, UD Keluarga Komaru sudah beroperasi maksimal beranggotakan tiga orang meskipun masih bertumpu pada Ichsan sebagai sopir karena tuntutan pasar akan hasil bumi, hasil ternak, dan hasil laut yang harus sampai tepat waktu.

"Ichsan," kata Reiko suatu ketika. "Tentu kau masih ingat Kaharu pewaris Keluarga Komaru yang dulu masih terlalu muda untuk menjalankan usaha ini di perang besar, bahkan sempat terjerat masalah ekonomi. Aku khawatir, Ichsan, seandainya kau berada di jalan yang sama,"

Ichsan manggut-manggut, menjawab.

"Aku sudah siap dengan segala resiko yang ada sebagaimana ketika kau resign dari PT KAI, Reiko Komaru,"

"Aku beri kau waktu sampai lebaran untuk memutuskan, Detektif Akad Ichsan," Reiko mengakhiri dialog, merekap jurnal umum.

Selepas lebaran, kabar datang dari Pak Simojoyo Kusumadinata. Ichsan sudah mengira tidak akan ada kabar dari Nurul maupun Sidin, sekarang mereka sedang sibuk. Nurul mahasiswa baru jurusan kedokteran, Sidin baru saja naik kelas.

Jadi begini kabarnya.

"Di Sumedang situasi sedang panas. Pak Adiputro Kusumadinata dan putrinya, Baros Kusumadinata, tengah bersitegang masalah keluarga. Lagi-lagi masalah keluarga. Jangan tanya lebih jauh, sebagai detektif mestinya kau tahu sendiri sisanya,"

OK, Ichsan masih seumur jagung dibanding Pak Simojoyo. Diberitahu pun belum tentu ia ngerti, sekolah saja putus.

Alhasil, Ichsan meminta perpanjangan tenggat pada Reiko. "Kota Bandung masih aman, beri aku waktu sampai akhir tahun,"

Detektif Ichsan 6 : Detective's Hometown.Where stories live. Discover now