36. Jangan Balik Dulu.

77 5 0
                                    

"Jelaskan saja dulu, apa tuntutan mereka?" Nurul belum bisa ambil keputusan.

"Sebenarnya preman lama punya maksud baik," kata Ichsan. "Mereka ingin membantu penyelidikanku, dan menjagamu dari ancaman perang dingin preman lama. Resikonya, kita akan menjadi umpan kedua kubu,"

Lagi, nafas Nurul tersekat. "Serius?"

Ichsan mengangguk sekali. "Jika rencana berjalan mulus, aku jadi agen ganda. Aku akan mengarahkan kubu preman baru agar ikut menjagamu dari ancaman preman lama, sehingga terbukti kedua kubu bisa bekerja sama untuk satu tujuan,"

Lama Nurul berpikir sebelum mengambil keputusan.

"Bilang tidak setuju takut penyelidikan terhambat," Nurul merasa serbasalah.

"Intinya kau setuju," Ichsan menutup buku catatannya. "Oya, Nurul. Apa saja yang kau baca dari map dokumen Serikat Jaringan? Aku banyak urusan, tidak sempat buka-buka map itu. Sekalinya sempat lagi sakit,"

"Nah itu masalahnya," Nurul menjentik jari.

"Masalah?" Ichsan bingung.

Sial, Ichsan mengumpat dalam hati begitu Nurul menyebut nama sepupunya yang anak penulis itu.

Kata Nurul, "Dia kirim surat padaku,"

Nurul membaca pucuk surat dari Sidin.

Jangan beritahu Ichsan isi map itu. Ada saatnya dia akan tahu dan menemukan orang yang tepat untuk memecahkan petunjuk di dalamnya. Maaf, uang sakuku habis jadi tidak bisa beli prangko balasan. Semoga saja kau ada duit untuk itu, Nurul. Maaf juga...

Nurul berhenti membaca surat. Terbaca jelas oleh Ichsan ekspresi wajah kecewa pada sepupunya Sidin itu.

"Kenapa Sidin minta maaf?" tanya Ichsan.

Nurul tidak menjawab, membiarkan Ichsan menebak dengan jitunya.

"Sidin tidak sempat mudik lebaran nanti, ya?" Ichsan ingat percakapan terakhirnya dengan Nurul, tentang Ali Rasidin ketika perayaan tahun baru silam.

Tanpa berucap sepatah kata pun Nurul melipat pucuk surat tadi, menyelipkannya di saku baju. Sekarang Ichsan tahu apa yang harus dikatakan.

"Semoga saja Sidin sempat ke Bandung saat perayaan tahun baru 2018 mendatang,"

Nurul menghela nafas lega. "Ichsan, jangan balik dulu. Makan malam sini saja, mumpung aku masih ada rendang,"

Detektif Ichsan 6 : Detective's Hometown.Where stories live. Discover now