52. Baik Kau Tidak Tahu.

80 6 0
                                    

21.12.

Reiko mengajak Ichsan ke rumah makan Padang. Makan malam tentunya.

"Kau tahu banyak tentang preman baru dan preman lama, detektif," Reiko membuka percakapan. "Padahal kau pendatang,"

Ichsan tidak bisa menyembunyikan fakta bahwa ia terkejut. "Tahu dari mana?"

"Tidak penting, pokoknya aku tahu," Reiko memang serba tahu. "Sebenarnya, detektif, gulungan karton itu lebih berhak berada di tangan Raven Chaser. Cepat atau lambat, senang atau tidak, itu pasti terjadi,"

Ichsan tambah bingung. "Kenapa?"

"Ceritanya panjang," kata Reiko. "Aku mengenal Rav lebih dari siapapun, bahkan Eli Nasution dan Hasanudin Gowa, teman sekelas Rav sejak SMP yang sekarang jadi pelatih paskibra,"

Ichsan manggut-manggut.

Semasa SMP Rav dikenal sebagai ketua kelas legendaris. Tiga tahun tanpa henti kelas yang dipimpinnya menorehkan rekor juara satu di berbagai lomba, harapan yang dibawanya ke SMA Negeri Bandung. Harapan yang padam karena satu hal.

"Gulungan karton itu, bukan?" Ichsan menyela, yakin deduksinya tidak meleset.

Reiko mengangguk sekali.

"Gulungan karton itu," kata Reiko. "Persis seperti Rav. Misterius. Siapa pembuatnya tidak diketahui. Latar belakang keluarga Rav juga, tidak diketahui. Yang pasti alamat rumahnya di Cicadas,"

Ichsan enggan memberi tahu Reiko tentang keadaan keluarga Rav, terlalu suram untuk didengar penjaga loket itu.

"Itu benar..." Ichsan mikir dua kali untuk melanjutkan kalimatnya. "Aku dan Bowo menemukan beberapa kalimat rahasia di dalamnya. Redho Legawa, keamanan dua,"

Kalau saja Detektif Ichsan mengatakan bahwa ia tahu alamat Rav dari awal, Ranti akan mikir dua kali untuk melanjutkan cerita karena sudah pasti Ichsan terhubung dengan preman baru.

Dan sepertinya Reiko membenci hal itu.

"Kerja bagus, detektif," sekali itu seseorang memuji hasil usaha Ichsan. "Sejak gulungan karton itu hilang, Rav banyak berubah,"

"Berubah bagaimana?" Ichsan ingin tahu tapi pura-pura tidak tahu.

"Sikapnya," Reiko menjelaskan. "Sejak saat itu dia jadi mudah marah, sering berkelahi. Dibenci semua orang? Jangan tanya. Itu salah besar, detektif. Baik kau tidak tahu,"

Detektif Ichsan 6 : Detective's Hometown.Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin