53. Doktrin.

83 5 0
                                    

Ichsan tahu, Reiko menyembunyikan sesuatu. Dan Ichsan tahu, apa yang disembunyikan Reiko.

Meskipun ada satu hal yang ingin ditanyakan - tentang pemilik nama belakang Komaru yang satu lagi, Rei Komaru - Ichsan enggan mengganti topik pembicaraan. Kesannya tidak baik terhadap Reiko. Keduanya diam sejenak.

"Reiko, kau bekerja sebagai penjaga loket di Stasiun Kiaracondong sejak lulus SMA, kan?" Giliran Ichsan serba tahu.

"Tahu dari mana?" Reiko pura-pura sangsi.

"Di saat jam sibuk kau dengan mudahnya minta ganti jaga dengan asisten itu," jelas Ichsan. "Berarti kau sudah bekerja cukup lama di sana, terpercaya pula,"

"Anggap saja begitu," Reiko tidak bisa mengelak dari fakta itu.

Langsung bekerja setelah lulus SMA bukan harapan semua orang. Naik jabatan susah, gaji pas-pasan. Kalau bisa kuliah untuk pendidikan yang lebih baik, kenapa tidak?

"Reiko," Ichsan menyebut nama perempuan itu tanda ia serius. "Apa alasanmu memilih bekerja di stasiun?"

"Prinsip, detektif," Reiko tersenyum tidak simetris. "Dunia transportasi darat dengan tingkatan tertinggi adalah kereta. Kau bisa lihat, ketika kereta lewat semua kendaraan lain harus berhenti kalau tidak mau hancur lebur. Aku ingin membuktikan pada Rav bahwa aku lebih baik, lebih hebat daripada dia. Meskipun selama ini aku masih berada di bawah bayang-bayangnya. Selama ini pula keluargaku, Komaru, berada di bawah bayang-bayangnya,"

Reiko mulai menyinggung urusan keluarga. Kalau sudah begini, Ichsan lebih baik ganti topik pembicaraan.

"Reiko, bagaimana pendapatmu tentang dunia preman Bandung?"

"Preman lama preman baru, sama saja," kata Reiko. "Pekerjaan rendahan. Hanya bermodal tampang sangar, mereka menarik uang iuran dari pedagang kecil semaunya sendiri. Menjaga keamanan katamu? Omong kosong, justru merekalah bahaya sebenarnya. Kau tahu alasan preman bergerak secara rahasia? Itu karena mereka pengecut. Preman baru yang ingin bekerja sama dengan polisi? Itu preman paling pengecut. Lucu sekali kau mau jadi intel ganda mereka, detektif,"

Lama sekali Ichsan diam. Kepalanya pusing karena didoktrin dua paham berlawanan.

Detektif Ichsan 6 : Detective's Hometown.Where stories live. Discover now