57. Gerak Refleks.

78 5 0
                                    

"Hatur nuhun pak, hatur nuhun bu," Ichsan menarik iuran.

Ichsan sengaja membuka risleting tas selempang penyimpanan iuran sedikit. Ditambah dompetnya yang hanya berisi sepuluh ribu Rupiah untuk makan siang nasi Padang, sempurna umpan yang dibuat Detektif Ichsan.

Ichsan masih bawa uang lebih Rp. 5000. Dengan uang segitu, Ichsan mendatangi seorang tukang cilok - aci dicolok - yang sejak awal diamati Ichsan sorot matanya tajam menyelidik. Ditambah satu-dua isyarat yang sempat ditangkap Ichsan, patut dicurigai tukang cilok itu termasuk gerombolan copet.

"Mang cilok goceng," kata Ichsan.

"Kaga narik iuran, jang anyar?" tanya tukang cilok, menormalkan situasi.

Ichsan menggeleng, tidak terpengaruh.

Merasa diawasi, tukang cilok membungkus pesanan seperti biasa. Setelah membayar, Ichsan melanjutkan tugasnya sambil makan cilok. Lakon detektif SMA itu seolah-olah lupa menarik iuran padahal sengaja begitu.

Ichsan menempatkan diri sebagai sasaran empuk, menjaga jarak dengan Jon. Tidak terlalu dekat, tidak terlalu jauh.

Ichsan memperhitungkan pergerakan tukang cilok. Sebagai otak, dia tidak akan menyuruh anak buahnya beraksi sampai Ichsan selesai menarik iuran supaya mendapat hasil maksimal.

Rute Ichsan menarik iuran disetel agar habis di samping Pasar Cicadas, tempatnya ramai, dekat tukang cilok, jauh dari pantauan Jon.

Jon nongkrong di warung kopi dekat pasar, melirik jam dinding.

"Mana anak intel itu? Lama kali dia,"

Ichsanpura-puranya mencari pedagang yang belum ditarik iuran, padahal semuanya sudah.

Bagi Ichsan, ini momen penentu banyak hal. Reputasinya di kubu preman baru, kepercayaan pedangang terhadap preman baru, dan wilayah preman lama yang paling dekat markas preman baru.

Pasar Cicadas.

Ichsan memejamkan mata.

Konsentrasi.

Fokus.

Tarik

Ichsan membuka mata.

Panca indranya bertambah peka dua kali lipat. Ramai orang. Bising pasar. Gurih cilok. Amis ikan.

Terakhir, impuls yang ditunggu Detektif Ichsan sembari melirik isyarat tukang cilok.

Tiga jari oke.

Sebuah tangan bukan miliknya secepat kilat merogoh isi tas selempang iuran preman lama. Selebihnya terjadi sekelebatan.

Biarkan gerak refleks bermain.

Detektif Ichsan 6 : Detective's Hometown.Where stories live. Discover now