(20)

1.9K 113 0
                                    

Tidur Ketika Waktu Shalat dan Menunda-nunda Pelaksanaannya Tanpa Ada Udzur

Shalat adalah rukun terpenting dalam agama ini. Ia merupakan amalan seorang hamba yang pertama kali akan dihisab di hadapan Rabb semesta alam. Dari 'Abdullah bin Mas'ud r.a. diriwayatkan bahwa ia berkata : Rasulullah shallalllahu 'alaihi wasallam bersabda :

"Amalan seorang hamba yang pertama kali akan dihisab adalah shalat. Sedangkan urusan yang pertama kali akan diputuskan antara manusia adalah masalah darah". --Shahiih Sunan 'n-Nasaa'i (III/839) (3726)

Dari Abu Hurairah r.a. diriwayatkan bahwa ia berkata : saya pernah mendengar Rasulullah shallalllahu 'alaihi wasallam bersabda :

"Sesungguhnya amalan seorang hamba yang pertama kali akan dihisab adalah shalat, jika shalatnya baik, maka ia akan beruntung dan selamat. Namun jika rusak, maka ia akan kecewa dan merugi. Apabila dalam mengerjakan amalan yang wajib ada sesuatu yang kurang sempurna, maka Rabb Tabaraka wa Ta'ala akan berfirman, 'Lihatlah, apakah hamba-Ku memiliki amalan sunnah, sehingga bisa menyempurnakan kekurangan yang ada pada amalan wajibnya. Kemudian seluruh amalnnya yang lain juga diberlakukan demikian". --Shahiih Sunan 't-Tirmidzii (I/130) (337) dan Shahiih Sunan Ibni Maajah (1425) (1426)

Diantara musibah besar yang sering terjadi pada sebagian kaum wanita adalah menunda-nunda waktu shalat, baik dengan tidur maupun tidak berhati-hati terhadapnya. Penyebabnya adalah karena lemahnya perhatian mereka terhadap masalah ini dan kelalaian mereka.

Allah Ta'ala berfirman :

Allah Ta'ala berfirman :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya". (QS. Al-Ma'un [107] : 4-5)

Dia begadang sepanjang malam mengerjakan hal-hal yang sebagian besar tidak ada manfaatnya. Jika sudah mendekati waktu fajar, kepalanya terasa berat, ingin segera tidur dan badannya mulai malas, sehingga dia langsung tertidur setelah setan mengencingi telinganya. Setan berkata, "Tidurlah engkau, karena malam masih panjang!" Akhirnya dia korbankan shalat Subuhnya.

Hal tersebut dia ulangi kembali sebelum Ashar. Setelah capek seharian bekerja atau belajar, dia makan sampai kenyang, kemudian merebahkan badannya di atas kasur untuk tidur. Ia pun tertidur laksana mayit, tidak mendengar apa pun yang terjadi di sekitarnya. Sehingga ia korbankan shalat Asharnya.

Dari Anas r.a. diriwayatkan bahwa ia berkata : Rasulullah shallalllahu 'alaihi wasallam bersabda :

"Itulah shalatnya orang munafik. Dia duduk menunggu terbenamnya matahari. Sehingga ketika matahari sudah berada di antara dua tanduk setan, dia mulai berdiri mengerjakan shalat, lalu mematuk-matuk sebanyak empat kali. Dia tidak berdzikir kepada Allah kecuali hanya sedikit". --Shahiih Sunan 't-Tirmidzii (I/130) (337) dan Shahiih Ibni Maajah (1425) (1426)

Dari Buraidah r.a. diriwayatkan bahwa ia berkata : Rasulullah shallalllahu 'alaihi wasallam bersabda :

"Barangsiapa meninggalkan shalat Asahr, maka terhapuslah amalannya". --Shahiihu 'l-Bukhaari (I/173) (553)

Dari Ibnu 'Umar r.a. diriwayatkan bahwa Rasulullah shallalllahu 'alaihi wasallam bersabda :

"Orang yang tidak mengerjakan shalat Ashar, maka seolah-olah telah menganiaya keluarga dan hartanya". --Shahiihu 'l-Bukhaari (I/172) (552)

Demikianlah kebiasaan setiap harinya, kecuali kalau Allah menghendaki yang lain. Apalagi ketika tiba liburan pekanan atau tahunan, maka menjadi kacaulah aturan hidup. Malam dia jadikan siang dan siang dia jadikan malam. Kemudian shalat menjadi perkara yang terakhir dia perhatikan dan yang pertama kali dia remehkan.

Dari Samurah bin Jundub r.a. diriwayatkan bahwa ia berkata, "Pertanyaan yang sering beliau shallalllahu 'alaihi wasallam sampaikan kepada para sahabat adalah, 'Adakah di antara kalian yang bermimpi tadi malam?' Perawi melanjutkan, 'Selanjutnya ada orang yang sesuai kehendak Allah, menceritakan mimpinya kepada beliau shallalllahu 'alaihi wasallam' Pada suatu pagi, beliau shallalllahu 'alaihi wasallam pernah bersabda, 'Tadi malam aku (bermimpi) didatangi dua malaikat dan menyuruhku bangkit. Keduanya berkata, 'Pergilah!' Aku pun pergi bersama keduanya. Kami melewati seorang lelaki yang tengah berbaring, sedangkan di atasnya ada orang lain yang berdiri dengan membawa batu besar. Kemudian ia jatuhkan batu besar tersebut ke arah kepalanya hingga hancur, lalu batu tersebut menggelinding ke sini. Ia kemudian mengejar batu tersebut dan mengambilnya. Ia tidak kembali ke tempat orang yang pertama hingga kepalanya utuh kembali seperti semula. Kemudian ia kembali menghampirinya dan melakukan sebagaimana yang ia lakukan pada pertama tadi. Beliau shallalllahu 'alaihi wasallam melanjutkan, 'Aku pun bertanya kepada keduanya, 'Maha Suci Allah! Ada apa dengan kedua orang ini?' Keduanya berkata, 'Aku akan beritahu kepadamu. Lelaki pertama yang kamu temui, yakni yang dilempari kepalanya hingga hancur adalah sesorang yang mempelajari Al-Qur'an, kemudian mencampakkannya dan yang tidak melaksanakan shalat wajib karena tidur...'." --Shahiihu 'l-Bukhaari (VIII/419) (7047)

100 Dosa yang Diremehkan WanitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang