Orlando's

549 33 5
                                    

This isn't Jaerose. But, this is chapter is for Rose's parent. Thank you 🥀🥀

Seorang lelaki berjalan sempoyongan akibat minuman alkohol yang baru saja Ia tegak memasuki rumahnya yang sepi seperti biasa. Bukan karena tidur karena waktu memang menunjukan pukul dua dini hari tetapi karena penghuni rumah yang jarang dirumah. Mamanya sudah lama meninggalkan dirinya karena dipanggil oleh Tuhan. Sedangkan, Papanya terlalu sibuk mengurus pekerjaan sehingga membuat lelaki tersebut jarang pulang.

Balapan liar dan Clubbing merupakan kegiatan yang hampir stefano lakukan setiap hari untuk menghabiskan malamnya. Kesepiannya itu membuat dirinya melarikan dirinya pada kegiatan tersebut, disana Ia bertemu dengan teman – teman yang bisa membuatnya melupakan kesepian yang selalu memeluknya erat.

Stefano mencoba menaiki tangga untuk menuju kamarnya ketika berhasil masuk dalam rumahnya dan tidak sengaja melihat sesosok orang yang Ia kenal yang membuatnya mencoba mengabaikan keberadaan orang tersebut tetapi orang tersebut malah memanggilnya dan membuatnya menghentikan langkahnya.

"Darimana kamu, Stef?"

"Apa peduli anda?" Balas Stefano dingin karena Ia benar – benar malas berurusan dengan Lelaki tersebut. Lelaki yang sudah memberinya kehidupan di dunia ini, tetapi yang juga membuatnya menyesal berada di dunia ini.

Hubungan Stefano dengan Papanya memang tidak berjalan dengan baik setelah Mamanya meninggal. Papanya tidak pernah memperhatikan dirinya lagi. Lelaki tersebut hanya memperhatikan nilainya dan memberinya nafkah tanpa adanya rasa perhatian dan kasih sayang.

"Sejak kapan kamu mabuk – mabukan?" Tanya Alexander yang mendekati Anaknya tersebut dan menghirup aroma alkohol dari anaknya. Sedangkan Stefano hanya menatap datar Papanya. Ia malas menjawab pertanyaan orang tua tersebut.

"Jawab Stef! Jangan diam saja kamu!" Bentak Alexander yang melihat Stefano hanya diam menatapnya datar bahkan kemudian tertawa mendengar bentakan Papanya. Sejak kapan Papanya ini menjadi peduli padanya.

"Oh really? C'mon. What's wrong with you, Mr. Alexander?"

"STEFANO!"

"Kenapa? Kenapa sekarang anda terlihat peduli dengan saya?" Balas Stefano setelah tawanya mereda dan menunjukan raut wajah penasaran dengan tingkah laku Papanya yang terlihat tidak seperti biasanya.

"Papa masih papa kamu. Papa peduli sama kamu, Stef!" Jawab Alexander yang membuat Stefano mendengus dan tertawa mengejek. Sepertinya Papanya ini tidak mengerti apa yang di maksudkan dengan kosa kata peduli.

"Peduli? Anda hanya memperdulikan nilai saya tanpa peduli dengan saya, Tuan Alexander yang terhormat"

"Stef, Papa memang sibuk tapi kamu tetap anak Papa. Papa peduli sama kamu, Stef" Ucap Alexander yang mencoba mengendalikan amarahnya. Ia tidak ingin hilang kendali menghadapi Anak kandung satu- satunya.

"Anda hanya peduli dengan saya karena hanya saya satu – satunya penerus perusahaan anda bukan?" Tebak Stefano karena melihat tingkah laku Papanya yang tiba – tiba peduli dengan dirinya. Sepertinya lelaki ini ingin membujuk dirinya untuk segera bekerja padahal dirinya baru saja menyelesaikan ujian nasional tingkat senior high school.

"Tinggalkan kebiasaan kamu, Stef. Setelah ini kamu kuliah sambil bekerja. Jangan pernah berfikir untuk mabuk – mabukan lagi" Ucap Alexander sembari menepuk bahu lelaki tersebut yang membuat Stefano tersenyum miring. See? Benarkan dugaanya. Papanya ini menanyakannya karena ada maunya. Jika tidak, lelaki ini pasti tidak sudi menanyainya.

"Papa tidur dulu, Pastikan kamu masuk jurusan bisnis di universitas terbaik. Papa tahu kamu tidak akan mengecewakan Papa" Ucap Alexander yang kemudian langsung melangkahkan kakinya menuju kamarnya dan membuat Stefano ikut melanjutkan langkahnya menuju kamarnya kemudian membanting pintunya. Moodnya hancur setelah percakapan dengan Papanya tersebut.

BlissNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ