Jeffrey's Past

708 24 8
                                    

Seorang anak lelaki bertubuh kurus dengan memakai kacamata duduk di mejanya sendirian di dalam kelas sembari membaca buku miliknya sedangkan teman – temannya sedang berkumpul bersama teman lainnya.

Ia punya alasan dibalik itu semua. Ia sudah berusaha untuk mencari teman disini, tetapi tak ada satupun dari mereka yang ingin berteman dengannya hanya karena dirinya menggunakan kacamata tebal dan juga gemar membaca buku.

Ia tak habis pikir apa salah karena Ia gemar membaca buku. Ia mengakui sudah menyukai buku semenjak kecil, dan hal itu juga yang membuatnya memakai kacamata hingga sekarang. Tetapi hal itu membuat dirinya dijauhi anak di usianya.

Ia ingin ikut bermain dengan sebayanya karena terkadang Ia iri dengan teman – temannya yang saling bercanda. Ia memang suka membaca buku, tetapi Ia juga ingin mengetahui rasanya bercanda tawa dengan teman seusianya.

Saat ini, Ia hanya memiliki satu teman. Itu pun tidak seusia dengan dirinya dan kini temannya itu tidak berada di sini. Temannya itu pergi entah kemana dan berjanji akan kembali kesini tetapi Ia tidak pernah melihatnya hingga sekarang yang membuat dirinya merasa kesepian.

"Hei, Kutu buku" Sapa seorang gadis di hadapannya dengan senyuman yang Ia lihat bisa dibilang senyum mengejek bahkan Ia juga tahu gadis tersebut tidak tulus mengingat otak cerdasnya itu bisa menganalisis mana yang tulus mana yang tidak.

"Namaku Jeffrey bukan kutu buku" Balas Jeffrey yang tidak terima jika dipanggil oleh kutu buku. Bukan karena Ia mengelak kalau kutu buku. Ia sadar Ia pantas mendapatkan julukan tersebut juga karena menyukai buku, tetapi tidak bisakah memanggil namanya. Ia akan lebih senang jika dipanggil nama bukan dengan julukan. Ia juga punya nama, dan itulah penyebab orang tuanya memberinya nama bukan?

"Bodo amat, Aku ngga peduli nama kamu siapa. Mau Jerry, mau Jepri, atau siapa? Jeffrey? Terlalu bagus nama Jeffrey buat kamu yang kutu buku dan aku ngga peduli juga" Ucap gadis tersebut yang membuat Jeffrey menatap datar gadis tersebut karena kesal dengan gadis tersebut, kalau tidak peduli mengapa harus menemui dirinya. Apa yang gadis tersebut inginkan darinya?

"Hey, Vanya. Kamu suka sama Jeffrey? Ngapain tiap Istirahat ke meja dia?" Ucap seorang gadis yang tak jauh dari gadis yang di depannya yang Ia dipanggil Vanya dan juga tengah mendekat ke arahnya dan Vanya.

"Aku suka sama dia? Dih ngga level suka sama kutu buku" Ucap Vanya sembari terkekeh dan tersenyum mengejek ke arah Jeffrey yang sebenarnya sudah malas meladeni Vanya tersebut yang Ia tahu jika gadis tersebut akan mengganggu dirinya lagi.

Vanya memang sering mengunjunginya di mejanya. Bukan karena ingin berteman dengan dirinya tetapi karena Ingin mengganggu dirinya dan membuat dirinya kesal tetapi Ia tidak pernah melawan karena Vanya seorang gadis. Ajaran Papanya tidak memperbolehkan Ia melakukan itu. Ia hanya boleh melawan jika tandingannya adalah seorang lelaki.

"Terus kamu ngapain?" Ucap gadis yang sudah berada didekat Vanya.

"Seperti biasa, Tasya. Menganggunya adalah hobiku sekarang" Ucap Vanya sembari tertawa yang membuat Tasya juga tertawa. Sungguh sebenarnya Jeffrey ingin membalas dengan gadis tersebut apalagi ketika gadis itu bilang jika mengganggu adalah hobinya. Tetapi Ia tidak bisa. Ia tidak ingin dibilang lelaki pengecut karena membalas dan melawan seorang gadis.

Jeffrey menutup bukunya dan membuka kotak bekal yang Ia bawa dari Rumah. Perusahaan keluarganya yang di bidang pangan dan restoran membuat dirinya lebih baik membawa makanan dari rumah daripada memakan bekal dari kantin mengingat keamanannya juga lebih terjamin.

"Heh, Anak mami. Kamu bawa apa? Bagilah. Pelit amat" Ucap Vanya yang masih ingin menganggu dan mengusik kehidupan Jeffrey. Entah mengapa mengusik dan menganggu lelaki yang ada di hadapannya ini sangat menyenangkan gadis itu..

BlissWhere stories live. Discover now