Wine Not?

524 20 2
                                    




Happy Jaehyun Day everyone!!!


Warn ‼️

Detailed sex scene


April, 2021

Jam tangan Rose tengah menunjuk pukul sebelas lebih dua puluh menit. Waktu yang tepat bagi Rose berada di sebuah restaurant dengan Jeffrey. Dugaan terhadap sikap posesifnya yang terlampau tinggi dengan selalu bertemu Jeffrey saat makan siang, pun keduanya telah tinggal di atap yang sama sayangnya tidak benar—atau dapat dibilang itu alasan kesekian yang Rose punya. Ia memiliki dalang khusus untuk kasus satu ini.

Itikad baik Rose berkata tak ingin meninggalkan lelaki itu makan sendiri. Jeffrey memang berubah, tapi tetap ada sekian hal tidak dapat dihilangkan. Berdasarkan track record Jeffrey lelaki itu tak terbiasa makan sama orang lain. Siapapun terkecuali keluarganya. Bahkan Doni, asisten dan client Jeffrey sekalipun tidak pernah dapat keuntungan itu—in informal way. Menjadikan tumpuan mengapa situasi kali ini berbeda daripada lainnya.

Senyum Rose merekah. Tak seceria itu karena wanita tersebut tampak sedikit menahannya. Manner bagus mencitrakan sosoknya. Kali ini cukup menanggungnya sedikit berat. Bukan hanya nama Orlando dipikulnya, nama Abraham juga turut menyertainya. Rose harus benar - benar pintar dalam menyikapi apapun ketika berhadapan dengan client Suaminya. Mencegah lelaki itu dan jua nama keluarga Abraham tercoreng semata akibat kesalahannya.

"Saya tak pernah tau jika Mr. Abraham bisa seromatis ini? Kalian benar - benar membuat saya iri. Saat muda pun, suami saya sepertinya tidak seperti ini. He's very well-mannered, Mrs. Abraham. You caught a goodegg"

Wanita itu sontak tertawa, usai mengucapkan kalimat terima kasih tulus pada sosok Pria yang menjadi topik hangat mereka. Pria yang sama yang berbaik hati tuk memotongkan daging steak semata untuk dirinya "Ah sepertinya suami saya terlalu berlebih memikat atensi anda" tangan lembut Rose beralih. Berpindah tujuan dari besi alat makan, justru menghampiri lengan sang Tuan "Padahal dia selalu yang minta diperhatikan oleh saya. Apa ini cara ampuhmu untuk menarik hati Mrs. White, Sayang?"

Lawan bicaranya terkekeh. Lain hal respon Jeffrey kini tersenyum tipis. Jeffrey memang tak baik jika sedang mencakup basa - basi, oleh karenanya lelaki itu butuh Rose sebagai pendampingnya. Setidaknya hanya satu belai di punggungnya, Rose dapat mengerti artiannya "Semua lelaki sama saja. Mereka akan beralih menjadi manja jika berhadapan dengan pasangannya. Apalagi Istrinya. Baru setelah Istrinya melahirkan, para lelaki berganti perhatian kepada Anaknya. Melupakan sang istri begitu saja. Seolah olah menemukan mainan lain untuknya"

"Benarkah??? Sayang sekali, saya benar - benar tidak dapat membayangkannya. Bagaimana bayi besar saya ini berpaling dari saya? Memikirkannya membuat hati saya sakit begitu saja" Ucapnya, selagi menampilkan raut khawatir sebagai pendukung apik katanya.

Tak disangka, Jeffrey yang menatapnya kini tiba - tiba saja bersuara "Tenang lah. Aku akan tetap menjadi bayi besarmu, Sayang" entah kapan tepatnya, telapak Pria itu sukses membungkus punyanya. Membawanya tuk lebih mendekat, sehingga Jeffrey melandaskan kecup lembutnya tepat sasaran. Menyeruakkan kehangatan di hati Rose rindukan hadirnya tiap saat.

"Kalian benar - benar. Tak bisakah sedikit peduli pada saya?"

Keduanya tertawa. Menyadari sosok lain tengah juga mempunyai kehadiran antara keintiman berdua "Maaf. Saya tidak bisa mengendalikan diri saya. Saya harap anda masih bersedia untuk menikmati hidangan dari Abraham. Silahkan"

Wanita itu balik tertawa.Di beberapa sekon kemudian langsung saja mengikuti perkataan Jeffrey. Mencicipi satu persatu hidangan yang meramaikan meja bundar memisahkan ketiganya itu. Memberikan penghargaan bagi sang pencipta sajian memakai keseriusan lidah, dan tiap gigitannya.

BlissWhere stories live. Discover now