Yearn for you

431 26 2
                                    


Warning  ‼️


"Sayang, bangun yuk"

"Jeffrey sayang"

"Baby, c'mon wake up"

Lelaki yang sedari tadi dipanggil lirih masih terdiam. Berbanding terbalik dengan kelima ujung tangannya, bergerak halus di sepanjang pipi lelakinya itu "Sayang, hey, we already arrive, Baby" Bisik Rose lirih diselingi beberapa kecupan bersarang pada rahangnya.

Sudah hampir dari beberapa saat lalu Rose mengusik tidur Jeffrey yang kelewat nyenyak itu. Sebenarnya Ia bisa melakukan hal - hal ekstrim seperti biasa dirinya lakukan untuk membangunkan Jeffrey. Sayangnya, Ia ngga akan melakukannya. Lihat muka Jeffrey yang kali ini tidur tenang Rose beneran ngga tega, aslinya Rose juga ngga mau membangunkan. Tapi, Rose bukanlah Jeffrey yang kuat menggendong lelaki itu dan sekalian memindahkannya ke mobil. Jadi mau ngga mau Rose tetap membangunkan lelakinya.

"Jeffrey my baby" Ujar Rose lagi, tak mau menyerah mengganggu tidur lelakinya. Kini jemari lentiknya itu turun, memainkan bibir tebal sang lelaki.

Syukurnya tepat pada menit ke sepuluh, usaha Rose tersebut membuahkan hasil. Telinganya menangkap lenguhan pelan Jeffrey, membuat bibirnya mengecup tiap sudut paras Jeffrey brutal. Menimbulkan kekehan pelan nan serak dari lelakinya.

"Sayang"

Senyum Rose tertarik sebagaimana badannya saat ini, memberikan jarak antara tubuh keduanya, membuat Rose bisa mengamati wajah sayu Jeffrey yang barusan bangun tidur. Hidung yang tampak kemerahan serta matanya yang masih belum sepenuhnya terbuka, bak mencari - cari nyawanya.

Entah mendapat dorongan dari mana, kesepuluh jari di rahang Jeffrey menarik paras lelaki itu mendekat ke arahnya, seiring dengan paras cantiknya yang ikutan mendekat. Melabuhkan bibirnya di atas bibir Jeffrey, menekannya lama sebelum Jeffrey menahannya.

Rose tak dapat menahan senyumnya di balik lumatan yang diberi lelakinya, Rose terlalu jatuh cinta dengan bagaimana Jeffrey memanjakan kedua belah bibirnya bergantian. Kissing her really slowly, softly and gently.

Hanya permainan bibir, tetapi hebatnya menimbulkan dobrakan ratusan kepakan sayap kupu - kupu dalam perut rampingnya. Bagaimana Rose merasakan kafein yang tersisa di bibir bawah tebal lelaki itu, yang justru terasa manis baginya, membuat Rose tak cukup sekali menyesapnya. Rose selalu merasa ketagihan. Terlebih ketika nafas Jeffrey membelainya, memabukkan Rose yang tergila - gila akan wanginya. Dahi keduanya yang menempel, membuat Rose dapat menatap senyuman manis Jeffrey padanya. Membuatnya enggan melepas tatapan keduanya, hingga tanpa sadar Rose membuat Jeffrey sebagai poros hidupnya sebagaimana lelaki itu menganggapnya.

"I love you"

Sepertinya Jeffrey memang tidak mengijinkan dirinya untuk melunturkan senyumnya. Paras lugu lelakinya itu membuat Rose seakan tak ingin melepaskan lelaki itu, mengurung Jeffrey seharian. Meraup bibir merah lelakinya kembali. Sayangnya, Rose hanya mengecup dahi Jeffrey sebagai gantinya.

"Let's go. Pesawatnya udah landing dari tadi, lanjutin tidur di taksi aja" Kepala Jeffrey sontak mengangguk, mengundang tangannya mengusak surai lelakinya itu perlahan sebelum seketika jemarinya menaut di tiap sela - sela milik Jeffrey sebagai pengisinya.

Rose membawa dirinya serta Jeffrey meruntuti lorong pesawat, sebelum kedua kakinya tersebut menuruni tiap undakan tangga pesawat jetnya "Kopernya biar saya bawakan saja, Ms"

Rose tersenyum tipis "Thank you"

"My pleasure, Ms"

Kakinya kembali berjalan, bersama dengan Jeffrey kini berpindah ke sampingnya. Tangan kekar lelakinya itu melingkari pinggangnya, membawa tubuhnya masuk ke dalam gedung bandara. Melindungi tubuh mereka dari panasnya matahari, seperti lainnya. Tempat yang tak terlalu besar, juga hari yang bertepatan pada akhir pekan, membuat ruang tersebut dipadati banyaknya orang. Berlalu lalang, bercanda tawa maupun sekalian bercengkrama, sedikit menarik perhatiannya.

BlissDonde viven las historias. Descúbrelo ahora