Evidence

633 27 2
                                    

This chapter not Jaerose, but contain pain that Rose's get from Juna.

Containing harsh act and word.

By the way, this is just fictitious. Don't spread hatred for Juna and Jira. I love them too.

2014

Rose menghembuskan nafasnya kasar sembari mengaduk – aduk minuman yang ada di hadapannya. Pikirannya kalut sekarang, tentang perjodohannya yang mendadak kemudian perselingkuhan kekasihnya dengan temannya yang membuat dirinya hanya bisa menangis tiap malam.

"Rose?" Sebuah suara menyadarkan dirinya dari lamunan yang tadi awalnya menatap jendela cafe dan berubah menjadi menghadap suara tersebut lalu menemukan sesosok orang yang memang Ingin Ia temui.

"Gue bawa Una ngga papa ya, Rose?"

"Hai, Rose. Sorry jadi ikutan. habis gabut dirumah. Ngga papa kan?" Tanya gadis tersebut yang menyembul dari sosok orang yang berhadapan dengan Rose dan melambaikan tangannya pada Rose yang hanya bisa tersenyum menghadap dua orang tersebut.

"Iya, Nana. Kalian duduk aja" Jawab Rose yang membuat mereka berdua bingung tapi tetap melakukan ucapan Rose untuk duduk didepan gadis tersebut yang masih tersenyum kepada mereka.

"Kok Nana sih, Rose" tanya seseorang gadis berhadapan dengan Rose bingung karena pasalnya diantara mereka tidak ada yang bernama Nana jadi mengapa Rose menyebut mereka Nana.

"Kan Nathan Una. Kepanjangan kalau harus manggil Than, Na. Mending disingkat Nana" Ucap Rose sembari mengembangkan senyumannya. Mencoba untuk tegar dan kuat dengan menutupi pikirannya yang kalut sekaligus menghibur dirinya sendiri agar tidak terlalu stress memikirkan masalah yang menimpanya saat ini.

"Sumpah, Rose. Receh banget lo. Serius" Ucap Nathan yang langsung tertawa terbahak - bahak, mengingat humornya ini emang sangat rendahan. Sedangkan gadisnya hanya tertawa biasa dan gadis dihadapannya hanya bisa menyengirkan giginya.

"Udah ah, capek gue ketawa" Ucap Nathan kembali menetralkan perasaannya lalu mengambil nafasnya panjang agar tawanya mereda kemudian kembali menghadap Rose bersiap untuk menanyakan maksud dan tujuan Rose ingin menemuinya.

"Jadi kenapa lo ngajak gue ketemuan?"

"Ada yang mau gue omongin dan gue mau minta tolong sama lo" Ucap Rose sembari menghembuskan nafasnya berat agar membuatnya siap menjelaskan semuanya kepada Nathan yang hanya bisa menatapnya penasaran.

"Tapi sebelumnya mending lo berdua pesen dulu" Ucap Rose sembari tersenyum mengingat Ia mau menyiapkan mentalnya terlebih dahulu sebelum nantinya mungkin Ia akan kembali menangis seperti biasanya.

Nathan dan Una hanya bisa mengangguk menuruti ucapan Rose dengan memanggil pelayan di sana untuk melihat buku menu kemudian memesan beberapa hidangan yang ada di cafe tersebut hingga kemudian pelayan meninggalkan mereka untuk menyiapkan hidangan mereka berdua.

"Jadi?" Ucap Nathan memulai pembicaraan mereka karena Ia masih penasaran dengan hal yang ingin diomongkan dengan gadis dihadapannya yang saat ini tengah menarik nafasnya panjang lalu mengeluarkannya perlahan.

"Juna selingkuh" Ucap Rose lirih yang membuat Nathan dan Una langsung melotot tajam mendengar ucapan gadis yang ada di hadapannya sembari dengan sontak mereka berdua berbarengan mengucapkan kata keterkejutan mereka.

"HAH?!"

"Juna selingkuh?" Ucap Nathan mengulangi perkataan Rose untuk memastikan hal yang dikatakan Rose benar karena gadis tersebut bersuara lirih saat mengucapkan kata tadi yang membuatnya sedikit tidak yakin yang didengarnya adalah benar.

BlissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang