Couvade Syndrome

1K 35 2
                                    

Hal terindah yang Jeffrey harus syukuri setiap hari adalah bagaimana saat Ia membuka kelopak matanya dengan perlahan dan yang Ia temukan pertama kali adalah seorang wanita yang tengah tertidur tenang di hadapannya.

Tangan Jeffrey beralih dari pinggang wanita itu menuju surai berwarna pirang yang kini Ia beri belaian dengan kecupan lembut dan lama sebelum matanya itu melirik jam di meja hadapannya yang tengah menunjukkan pukul satu malam.

Dengan sangat amat perlahan, Jeffrey bangun dari tidurnya, mengambil ponsel dan kacamata di sebelahnya lalu segera meninggalkan tempat tidurnya serta Istrinya dengan berjalan mengendap - endap keluar dari kamarnya.

Lelaki itu membawa kakinya menuju pintu rumahnya yang terkunci rapat kini Ia buka perlahan agar tidak menimbulkan kebisingan sebelum Ia kembali tutup dengan rapat dan berjalan menjauh dari sana.

Jeffrey membuka pintu garasi di rumahnya yang Ia buka dengan lebar, mengambil sebuah kontak yang ada di sebuah kotak disana lalu segera memasuki mobilnya yang segera Ia lajukan keluar dari garasinya.

Mobil bentley bentayga berwarna silver tersebut berjalan membelah sunyinya malam yang hanya terdengar suara penyiar radio ntah membicarakan tentang apa, Jeffrey juga tidak memperdulikan hal tersebut.

Senyuman lelaki itu timbul ketika melihat sebuah bangunan yang tak jauh dari pandangan matanya dan membuatnya kini segera menekan pedalnya kuat agar segera sampai di tempat yang menjadi tujuannya tersebut.

Suara dering telepon mengejutkan Jeffrey yang hampir sampai pada tempat tujuannya kini menggigit bibirnya dengan begitu ragu Ia kerahkan tangan yang bergerak menekan salah satu tombol yang ada di sana.

"Dimana?"

"Kamu kok bangun?"

"AKU TANYA KAMU DIMANA, JEFFREY GEVANDRA ABRAHAM?!" Lelaki itu tersentak kaget mendengar suara keras yang mengundangnya untuk membelai dadanya perlahan. Memastikan jantungnya aman - aman saja.

"Kamu tau aku dimana" Ucap Jeffrey segera menurunkan salah satu jendela mobilnya setelah Ia berhasil memasuki tempat tersebut dan memberhentikan mobilnya tersebut di sana.

"Selamat malam, ada yang bisa saya bantu? Silahkan mau pesen apa?" Jeffrey tersenyum kemudian segera menyebutkan pesanannya kepada sebuah kotak mesin hitam bersuara di hadapannya.

"Sebentar ya mbak. Saya tanya Istri saya dulu mau pesen apa?"

"Kamu mau pesen apa?"

"Mcflurry oreo satu" Jeffrey tersenyum kemudian menyebutkan pesanan Istrinya yang masih tersambung di teleponnya itu baru mengambil alih mobilnya kembali untuk Ia lajukan kembali ke depan.

"Aku tutup dulu ya telponnya, kamu lanjut tidur lagi aja. Masih malem"

"Ngusir ?"

"Bukan ngusir, Sayang. Kalau kamu mau nemenin aku juga ngga papa. Aku malah seneng banget ditemenin sama kamu" Jeffrey menjeda ucapannya "Tapi aku tahu kalau begadang itu ngga baik buat kesehatan kamu. Jadi mendingan kamu balik tidur lagi aja ya? Habis ini aku sampek rumah kok. Ngga akan lama"

"Yaudah aku matiin" Jeffrey tersenyum.

"Iya. Good night, Sayang. I love you" Jeffrey kembali tersenyum ketika Istri kesayangannya itu mematikan sambungan telepon mereka disaat Ia belom sempat menyelesaikan perkataannya yang tadi.

Setelah mendapatkan pesanannya, Jeffrey segera menutup jendelanya kembali kemudian bergegas menekan pedal gasnya tersebut kembali ke rumahnya mengingat Istrinya tersebut kini menunggunya di rumah.

BlissOnde histórias criam vida. Descubra agora