Sugaring Candy

824 50 13
                                    

⚠️

Little bit filthy, and not safe for underage. So, mind you stay in your line 🙏

and absolutely ridiculous


Dengan paras lelahnya, Jeffrey memasuki ruangannya itu. Tangannya sesekali membenarkan kacamata pun memijat keningnya karena hasil rapat yang baru saja didapatkannya. Pikirannya yang sibuk sendiri sehingga membuatnya pening itu mengabaikan segala hal yang ada. Setidaknya Jeffrey harus memikirkan hal tersebut tuk sekarang, agar bebannya dapat berkurang.

Selaras dengan netranya yang hanya bersibaku pada puluhan lembar kertas yang sedari tadi dipegangnya, kini berpindah ke atas meja. Sebagaimana badannya yang bertumpu pada kursi besar singgasananya. Tiada hal lain yang dapat menyita perhatiannya selain pada kemana arah mata memandangnya.

"Kondisi gudang?"

"Still on progress"

Jeffrey mengangguk, pun arah tatapnya yang kini telah berubah pada suatu layar komputer di muka "I got it. Check it. Clear sih. Semua produk lengkap dan ngga ada satupun yang keluar" Helaan nafasnya keluar dari hidung, selagi diri nya dapat membuktikan bagaimana ucapan Doni benar adanya.

"Then it means internal. I'll fix it for you"

"Asap"

Deheman Doni setidaknya bisa menenangkan Jeffrey yang sedari beberapa waktu lalu puyeng menghadapi hasil rapat yang mengatakan bahwa produk Abraham sudah kesebar duluan, kala grand opening produk itu masih ada beberapa minggu lagi. Membuat gonjang - ganjing heboh dikala salah satu influencer mereview produk tersebut.

Fokus pada berkas - berkas yang harusnya bisa dirinya sahkan jadi gagal. Dirinya tersentak kala mendengar teriak dari arah selatan "TUHAN YESUS!!!" Berbarengan dengan teriakan itu, tubuh Doni terangkat seluruhnya naik ke sofa "TANGAN SIAPA ITU, ANJIR?!"

Merasa penasaran, Jeffrey menolehkan parasnya. Pun Ia tidak pernah menduga sesuatu tersebut, sampai Ia turut mendelik. Dibalik empat matanya itu Jeffrey bisa melihat jelas apa yang berada di long couches sofanya. Membuat kepalanya berputar pada Doni, telunjuknya di bibir bermaksud mengisyaratkan lelaki itu tuk tetap diam.

"Nyonya"

Pun hanya lewat gerakan bibir, tapi lelaki itu paham. Tampak dari anggukan kepalanya pun badan kecilnya yang mengendap - endap menurunkan kakinya lantas bergerak berpindah dekat pintunya "Gue keluar kalau gitu" Ucap Doni lewat gerak bibirnya. 

Pergerakan Doni yang menunjuk pintu membuatnya mengerti, pun mengangguk. Membiarkan tubuh Doni menghilang dari balik pintu sebelum dirinya langsung turut bergerak perlahan. Langkah kakinya menghapus setiap jarak yang ada. Dan kala sampai pada sofanya, tubuhnya merendah dengan sendirinya. Seolah Jeffrey ingin melihat lebih dekat pemandangan indah di sana

Bibirnya tertarik ketika matanya mendapati kulit putih pucat terbentang tak tertutupi kain pelapis, membuat Jeffrey dengan suka hati memberikan jas yang lantas disampirkannya. Menghalau suhu dingin dari ruangan kerjanya menyelimuti sosoknya.

Senyumnya kian menggembang ketika melihat badan kecil itu menggeliat, bagaimana bibir merah alaminya terpampang memenuhi indra penglihatannya. Dan Ia bisa melihat tak ada satupun kerutan menghiasi paras cantiknya, raut itu setia di jajaran kata sempurna yang Jeffrey selalu ucap. Layaknya detik ini.

"I still wonder how could you still stay in drop dead so gorgeous, Sayang"

Seperti gumamnya pelan, jarinya lantas Ia tarik ketika akan berlarian mengunjungi wajah itu seperti biasa. Bak tak ingin mengganggu tidur lelapnya, dirinya itu hanya bisa meninggalkan kecupan lembut di dahinya, sebelum Jeffrey beranjak. Mengambil berkasnya dan berpindah tempat kerjanya. Nyatanya sosok tersebut memang paling bisa membuat moodnya baik dalam hitungan detik aja.

BlissTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon