Mama Papa Bear

971 34 10
                                    

September, 2021

Rose membawa langkah kakinya gontai memasuki rumahnya dengan tak bersemangat sembari membawa high heels hitam yang sudah Ia lepas sedari keluar dari mobil sekaligus menyeret GG marmont kesayangannya.

"Jeffrey!!" Rose berteriak memanggil makhluk lain yang sempat Ia lihat tadi keberadaanya di dapur dimana Ia lebih memilih menghempaskan dirinya itu ke sofa yang terdapat di ruang tengahnya daripada menghampiri lelaki itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Jeffrey!!" Rose berteriak memanggil makhluk lain yang sempat Ia lihat tadi keberadaanya di dapur dimana Ia lebih memilih menghempaskan dirinya itu ke sofa yang terdapat di ruang tengahnya daripada menghampiri lelaki itu.

"Kenapa, Sayang?"

"Sini" Ucap Rose dengan nada manjanya yang udah pasti tidak terdengar oleh Jeffrey ketika gelombang suaranya itu setara jauh di bawah 20 Hz saat ruang tengah dan dapurnya itu lumayan cukup jauh. Tapi, Ia tahu Jeffrey pasti ngerti.

"Sebentar ya, Sayang. Aku lagi masak"

"Sekarang! I need you right now, Jeff. Come here! I'll count till three if you don't-" Rose tersenyum ketika melihat lelakinya itu tergesa - gesa berlari ke dekatnya yang refleks seketika mendudukan dirinya.

Rose kemudian menepuk - nepuk sofa di sebelahnya mengisyaratkan Jeffrey yang dengan pekanya itu duduk di sana mengundang senyumannya semakin merekah sebelum mengalihkan tubuhnya itu untuk berpindah tempat duduk.

Oh. My. God! This is so awesome ketika Rose akhirnya bisa merasakan momen ini. Momen dimana Ia bisa duduk di pangkuan Jeffrey sembari bersandar ke dada bidang lelaki yang aromanya kini dengan lancangnya memasuki indra penciumannya.

Lelaki itu bagaikan tempat terbaik untuknya mendapatkan ketenangan dan kenyamanan. Bak sebuah rumah yang Ia butuhkan untuk tempat mengistirahatkan badannya. Merelaksasikan badannya dari kepenatan duniawi yang menghantamnya tiada henti seharian ini.

Jeffrey benar - benar sempurna untuk hal ini, Rose bahkan hanya bisa terdiam menikmati pelukan Jeffrey yang kini tengah membelai lembut punggung badannya, membantu membebaskan semua rasa lelah yang sedari tadi melekat di badannya.

Rasanya Rose harus sangat berterima kasih kepada Tuhannya yang telah mengirimkannya sesosok malaikat terindah yang selalu menemani hari - harinya. Mengisi kehidupannya, pagi dan malamnya.

"I'll say yes when someone ask me that 'Is it possible for home to be a person and not a place?'" Belaian yang sedari tadi berada di punggung Rose mendadak berhenti seketika.

"Stephanie perkins in Anna and the french kiss?" Rose berdeham sembari tersenyum mendengarkan detak jantung Jeffrey yang berdetak lebih cepat untuknya "I'll never know, you read that book" Rose terkekeh pelan "Since when?"

"Ngga baca sih, cuma pas itu nemu di lemari buku kamu di rumah Papa. Terus pas buka, I saw a line that I'll always remember" Jeffrey menarik sudut bibirnya ke atas sebelum mengecup puncak kepala Istrinya.

"Suka deh kalau kamu habis mandi gini nih, wangi banget" Ucap Rose yang hidungnya bergerak mendekat ke ceruk leher Jeffrey. Mengendus - endus aroma bau buah - buahan bercampur dengan bau khas Jeffrey yang dapat membuat tubuhnya semakin tambah rileks.

BlissWhere stories live. Discover now