DATE

509 35 2
                                    

April 2015

Rose sedari tadi asik berbaring di tempat tidurnya dengan ponsel yang setia menemaninya di samping telinganya bahkan sekarang ponsel tersebut sudah tergeletak di tempat tidur dengan earphone yang menyambung pada ponsel tersebut.

Sudah hampir satu jam lebih dirinya seperti itu, bahkan senyumannya juga tidak luntur sejak satu jam yang lalu. Lebih tepatnya ketika Ia mulai berbincang di sambungan telepon dengan seseorang disana. Tak hanya senyuman, terkadang juga terdengar suara tawa.

Seseorang yang berada di sambungan telepon yang menjadi pelaku utama tingkah Rose yang seperti ini adalah Kekasih dari gadis tersebut

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

Seseorang yang berada di sambungan telepon yang menjadi pelaku utama tingkah Rose yang seperti ini adalah Kekasih dari gadis tersebut. Orang yang baru saja menyatakan perasaannya dan menjadi Kekasih Rose tiga hari yang lalu di perpustakaan sekolah. Jeffrey Gevandra Abraham.

Terkesan alay memang tingkah laku Rose kali ini yang bahkan sudah bergulung – gulung di kasurnya sembari tersenyum dan bahkan terkadang memukul – mukul bantal atau boneka yang ada disana. Tetapi itulah yang dirasakan oleh orang yang sedang jatuh cinta.

Rose memang sedang dimabuk cinta ketika tiga hari yang lalu lebih tepatnya Jeffrey mengajak dirinya berpacaran tanpa mengucapkan kata – kata cinta untuknya tapi masing – masing dari mereka tahu. Jika mereka memiliki perasaan lebih satu sama yang lain tanpa harus berucap.

"Ngga tau, Kayaknya sih kayak biasanya. Nonton drama mungkin atau nontonin youtube" Ucap Rose membalas pertanyaan Jeffrey yang menanyakan kegiatannya malam ini sembari tetap tersenyum meskipun Jeffrey tidak dapat melihat senyuman itu.

"Ih, Jeff. Masak weekend suruh belajar sih. Kemarin senen sampek jum'at udah belajar, masak belajar lagi. Libur dong sehari. Capek, Jeff" Rengek Rose dengan muka sebal tapi entah mengapa tangannya memukul – mukul bantal di sebelahnya. Bahkan menarik – narik sarung bantal di sebelahnya.

"Kan masih ada besok, Jeff. Masih bisa buat belajar" Ucap Rose sembari tertawa kecil dan menendang – nendangkan kakinya ke langit. Apalagi dirinya mendengar suara di tawa sambungan telepon yang membuatnya jadi gemas sendiri.

"Mau, mau, mau. Mau kemana?" Ucap Rose antusias sembari menegakan badannya yang semula berbaring di tempat tidurnya karena mendengar ajakan Kekasihnya itu untuk pergi ke suatu tempat nanti malam.

"Oh yang cafe baru buka itu ya? Iya sih aku juga pengen kesana sebenernya" Ucap Rose yang kembali berbaring di tempat tidurnya dan memeluk guling miliknya sembari tersenyum. Ntah untuk apa.

"Ih, apasi, Jeff." Ucap Rose sembari menelungkupkan wajahnya ke bantal miliknya dan menendang – nendang kakinya di tempat tidur ketika mendengar suatu gombalan dari kekasihnya. Sungguh Rose saat ini mukanya sudah memerah.

"Iya, Jeff. Bye"

"See you soon, Sayang" Ucap Rose yang buru – buru mematikan sambungan teleponnya karena malu setelah mengucapkan kata 'sayang' kepada Kekasihnya itu. Memang sih Jeffrey pernah beberapa kali memanggilnya sayang. Tetapi mungkin ini pertama kalinya Ia memanggil Jeffrey dengan panggilan itu.

BlissOù les histoires vivent. Découvrez maintenant