Work hard play hard

1.1K 46 17
                                    

Explicit content ⚠️!!  

Kedua mata Rose dibalik bingkai kacamata tampak meneliti tiap lembar kertas yang kini dibaliknya menggunakan tangan, sebelum Ia beralih membubuhkan tanda tangannya dan menukar berkasnya dengan berkas lain dari Sekretarisnya.

Tidak lain halnya dengan lelaki di hadapannya. Membolak - balikkan laman berkas di tangan lelaki itu sebelum menyunggingkan senyumannya dan bangkit dari posisi duduknya "It's absolutely our pleasure could have this great cooperation"

Rose tersenyum, bergerak menyambut uluran tangan lelaki tersebut "No. It's such a great chance for Orlando, Mr. Aliston" Lelaki itu hanya terkekeh pelan bersamaan dengannya yang menarik tangan. Berpindah pada gadis di sebelah lelaki itu.

"Perfect decision, Ms. Garcia" Rose mengeluarkan senyumannya "Or can I call you, Mrs. Aliston?" Gadis itu terkekeh pelan, pipi putihnya nampak tidak tersipu sedikitpun oleh ucapannya barusan "Nice to meet you"

"Thanks for Orlando and Abraham who's the inisiator one" Bibirnya hanya bisa mengulum senyuman dan menarik tangannya kala mendengar nada sindiran di sana. Terkesan tidak peduli sama sekali "And nice to meet you too, Mrs. Abraham"

Terkesan tak lelah dengan senyumannya, Rose saat ini beranjak berdiri dengan sudut bibir yang masih saja terangkat ke atas. Menarik pipi putihnya itu "Do you mind if I excuse first, Mr and Mrs. Aliston?" Tanyanya.

"Of course no, Mrs. Abraham. Please. Thank you for your time. It's very mean to us" Masih dengan bibir yang membentuk senyuman kini Rose mengangguk, mohon undur diri dari hadapan kedua orang tersebut.

Suara ketukan heelsnya berhasil teredam oleh karpet merah sepanjang kakinya melangkah diikuti dengan wanita di belakang. Sebelum sosoknya hilang di balik bilik lift yang tersedia pada gedung pencakar langit itu.

"Poor girl" sontak Rose menoleh, mengernyitkan dahi pada sekretarisnya yang kini tersadarkan akan ucapan wanita itu sendiri "Ah Maaf. Maksud gue bukan lo kok tapi Mrs. Gracia. She looked so pathetic just now"

"Such a pity girl" Rose menganggukkan kepala seolah tengah menyetujuinya "She should spread her fake smile to others when I'm pretty sure that her heart doesn't want to do it for just a once"

"she must hate her fiance for sure"

Tawa Rose seketika pecah "Just pray to the God for making them falling in love" dan dengan kecuekannya kini Ia bergerak keluar dari lift. Berjalan terlebih dulu meninggalkan sekretarisnya tepat di sisi belakangnya.

Tubuh jenjangnya sontak berhenti dan berdiri di lobi hotel. Menunggu mobil sambil menyilangkan kedua tangan di bawah dadanya. Mengacuhkan beberapa pasang mata yang berani menatap dan memujanya terang - terangan sampai mobil sportnya terparkir di depan matanya.

Dilangkahkannya kembali kakinya itu masuk ke dalam mobilnya. Duduk tenang di kursi penumpangnya "Ke Orlando langsung?" Rose menggeleng dengan ponsel yang kini beralih tepat di depan mukanya tersebut.

"Gue tanya Jeffrey dulu"

Sonya hanya mengangguk, memegang kendali kemudi pada mobilnya yang bergerak meninggalkan tempat tersebut "According to your said before. I thought it's a difficult thing" Rose mengernyit "To make us falling in love"

"Jesus! Sonya! Masih aja"

"Ya gimana? Gue dari tadi cuma bisa ngeliatin dia pas lo ngobrol sama Mr. Aliston. Dan wajahnya itu loh... oh gosh! She looks so desperate and it seems as if the world is no longer on her side" Rose terbahak.

BlissWhere stories live. Discover now