Is she?

551 38 8
                                    

Let's bring it back to 90's

eh ngga bercanda :)

Maksudnya 2015



2015

Rose duduk termenung di balkon kamarnya dengan batang kecil menyelip di antara kedua jarinya yang sesekali berpindah pada labia merahnya. Sudah lama Ia tak pernah begini. Jikalau bukan karena suasana hatinya yang tengah tak menentu Ia lebih memilih untuk tak lagi menyentuhnya. She knows it isn't something good for her.

Yet she needs it.

Baru beberapa saat Rose mendapatkan ketenangan, nyaring dering telepon mengusik dirinya. Sontak Ia berdecak seraya mengambil ponsel di kamarnya. Tapi saat Rose melihat id caller di sana, rasa kesal Rose yang tadi hilang entah kemana. Sosok ini memang selalu bisa menjauhkan Rose dari hal - hal buruk.

Rose kembali melangkahkan kakinya keluar dengan satu tangan yang sibuk menerima telepon serta tangan lainnya, membuang benda tersebut di meja depan sebelum pantatnya mendarat di kursi santai depan kamarnya lagi bersamaan dengannya menyapa sosok di sana.

"Hei. Lagi sibuk ngga?"

"Kenapa emang?"

"Ngga papa, cuma mau ngobrol aja. Ganggu ngga?"

"Kalau ganggu gimana?"

"Gue ganggu ya? yaudah deh kalau gitu gue matiin ya teleponnya. Maaf ya, Rose. Harusnya gue tadi tanya lo dulu lewat imessage bukannya telepon langsung. Gue ngga sopan banget ya kayak gini?"

Seketika Rose tertawa. Setelah hampir beberapa jam lalu wajahnya ditekuk mulu, bagai sebuah keajaiban gadis itu kini terlihat berbeda. Bahkan maid - maid yang sempat mendengar tawanya takjub melihatnya setelah pagi tadi Rose sempat membuat huru hara di kediaman Orlando hanya karena sarapan yang tidak cocok.

"Gue bercanda kali, Jeff. Masih kaku aja" Ucapnya setelah berhasil meredakan tawanya, dan senyum manisnya kini berganti timbul ketika Ia yakin jika lelaki di seberang sana pasti salah tingkah karenanya "Gue lagi ngga sibuk kok, cuma lagi ngga mood aja dari tadi"

"Hari pertama ya?"

Rose mengernyit "Kok tau?"

"Nebak aja sih, eh taunya bener. Soalnya gue sempat baca di buku kalau cewek ngga mood biasanya gara - gara datang bulan. Mama kadang juga gitu, katanya efek sakit perut. Perut lo juga lagi sakit? Lo kadang kan suka pulang kalau hari pertama"

"Sekarang gimana? Sakit banget ya? Butuh sesuatu gitu ngga?"

Senyum Rose semakin merekah, ngga sekali dua kali Jeffrey mengkhawatirkannya seperti ini. Tapi setiap Jeffrey begini, selalu ada rasa hangat membuncah di hatinya. Jantungnya yang sudah lama tak berdetak kencang, kini kembali berkat lelaki itu.

"Tadi sempet sakit banget, cuma udah ngga. Emang belum ilang sepenuhnya sih, tapi masih bisa ditahan"

"Oh gitu. Kalau gitu mau denger jokes dari gue ngga? Biar lo bisa ketawa lagi, terus lupa sama sakitnya"

"Ngga ah, jokes lo garing"

"Yah, padahal gue udah siapin banyak jokes buat ngehibur lo" Rose kembali terkekeh mendengar nada memelas dan begitu kecewa karena penolakannya barusan "Kalau riddle mau ngga? Gue punya buku riddle tapi baru gue baca kemaren. Mau denger ngga? Gue jamin seru sih. Serius"

Kekehan Rose berubah jadi tawa ketika merasakan Jeffrey yang masih berusaha keras dan membuat dirinya memilih menganggukkan kepalanya "Boleh deh" Tawa Rose yang awalnya mulai mereda jadi balik makin kencang saat mendengar antusiasme Jeffrey dari sana.

BlissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang