Suspensi

314 26 0
                                    


2017

Rose ngga pernah tahu ataupun menyangka jika saran dari Abang Richard dapat kadaluarsa. Mulanya emang manjur banget. Keduanya sudah ngga pernah cekcok atau berantem kayak biasanya lagi. Hubungan mereka balik ke jalan yang mulus. Menikmati selayaknya sosok pasangan berpacaran, meskipun hubungan keduanya tetap aja ngga jelas. Dan keduanya juga peduli setan.

Sayangnya entah mengapa Rose merasakan dunianya berputar begitu cepat. Sesuatu yang baik terasa indah hanya sesaat. Sebulan mereka bersikap layaknya mula mendadak menemui sebuah retakan yang tak pernah keduanya terlihat, perlahan menunjukkan wujudnya secara jelas. Pula terasa ketika retakan tersebut mulai memenuhi dinding di antara mereka, dan kini mereka seperti dua orang yang tak sepatutnya bersama.

Seiring berjalannya waktu, Rose perlahan merasakan takdir yang tidak seharusnya ada di antara keduanya. Sepasang kekasih yang menyalahi kodrat Tuhan beri, serta menambah literatur ribuan kisah cinta tragis di sejarah percintaan. Walau pada dasarnya cinta Jeffrey sah karena tidak mencintai pasangan Omnya, seperti Tristan pada Isolde. Tapi Rose lebih merasa keduanya seperti Juliet dan Romeo yang bukan melawan kuasa kedua orang tua mereka tetapi pada garis yang Tuhan tetapkan.

Kebaikan yang Jeffrey berikan padanya sangat kontras bagi dirinya. Dan Tuhan sepertinya mengerti jikalau Ia bukanlah pasangan tepat bagi Jeffrey. Semua terasa asimetris, selayaknya sikap keduanya yang tidak lagi bisa menyatu layaknya sebelumnya. Layaknya larutan kopi yang akan membentuk fase terdispersi dan juga medium terdispersi seiring berjalan waktu, keduanya kini memerlukan suatu usaha ekstra tuk kembali larut bersama. Menimbulkan lelah berkepanjangan jua bagi mereka ketika energi yang dikeluarkan tidak sepadan dengan hasilnya

Layaknya siang dan malam yang tak akan pernah bisa bertemu keduanya berubah menjadi sedemikian rupa. Karena ketika keduanya bersinggungan, akan timbul sebuah distopia yang seharusnya tidak boleh terjadi. Menyebabkan keributan besar karena utopia - utopia yang tak terwujud hadirnya. Tak hanya bagi keduanya, namun juga tak baik dampaknya bagi sekitarnya.

Rose tak tau kapan pasti mereka mendadak berubah menjadi seperti ini. Tapi kalau Rose ngga salah ingat, sepertinya kejadian di kampus pasca kakinya tersebut lecet, dan sifat overprotective Jeffrey yang bergejolak membuatnya kehilangan kata - kata saking tak dapat dimengertinya.

"Turunin ngga!"

Perkataan Rose seakan angin lalu belaka. Saat semua orang tersentak akan teriakannya, Jeffrey dengan raut wajah lempengnya tetap berjalan tak peduli terhadap dirinya. Selaras bagaimana rasa emosi yang perlahan mulai naik ke ubun - ubunnya "JEFFREY! I ORDER YOU TO PUT ME DOWN! NOW!!"

Pun sekencang apapun teriakannya, bahkan bisa saja menulikan gendang telinga Jeffrey. Sayangnya, telinga lelaki itu sepertinya sudah abnormal duluan. Seluruh teriakannya tak digubris sedikitpun, dan Rose makin kehilangan kesabaran menghadapinya.

"ARRRGH—"

Teriakan rasa sakit Jeffrey bersamaan dengan tangan Jeffrey yang melemah. Kesempatan baik untuk kedua kaki yang kini ditumpukannya pada sebidang tanah di area kampusnya "ARE YOU JUST LOST YOUR MIND?!" Sentak Jeffrey sesaat setelah Rose melepaskan gigitan di lengan lelaki itu. Jangan salahkan Rose jika gadis itu berakhir menggunakan kekerasan. Lantaran sejatinya Rose ga akan keterlaluan kalau Jeffrey ga keterlaluan.

"LO YANG GILA!" Teriaknya ngga kalah keras. Matanya melotot tajam tak terima pada Jeffrey, pun tanpa dua orang itu sadari, keduanya mencuri perhatian seluruh pasang mata terpusat pada keduanya. Tapi Rose juga peduli setan, keduanya sudah mengambil atensi sejak Jeffrey menggendongnya tadi. Sekalian gadis itu kali ini mempermalukan keduanya pada massal. Gadis itu sudah benar - benar tak peduli akan nama baik serta image keduanya yang sungguh hancur berantakan di mata orang - orang.

BlissWhere stories live. Discover now