Something happens

926 49 29
                                    

A little bit of mature content!

November, 2021

"Udah jam dua belas, Jeff"

Lelaki di dalam layar ponselnya cuma mengangkat alis memamerkan wajah tak mengerti padanya "Aku cuma keinget jaman dulu, kayaknya kamu ngga pernah bisa melek di atas jam sembilan. Kalau udah jam sembilan, biasanya kamu pamit duluan"

Jeffrey sontak tertawa "Everything has changed and you actually know who's the one make me into this" Kini Rose bergantian tertawa, seolah Ia tahu tentang siapa yang dimaksudkan oleh lelakinya tersebut.

"Bahkan kamu tau sendiri. Kalau sekarang, aku bisa melek sampek jam lima pagi kalau kita lagi main. Amazing, right?" Seketika tawa Rose itu berderai kian kencang bahkan membuatnya sampai harus menutup mulutnya.

"Oh Gosh"

Rose mencoba menghentikan tawanya, berbeda hal dengan Jeffrey yang hanya tersenyum manis dengan dua lesung pipi yang terlihat. Menatap dirinya sampai tawanya mereda dan Jeffrey juga tak beranjak.

Terkadang mereka tak perlu bersua, hanya bisa saling pandang tiap malamnya. Tapi nyatanya, kedua netra yang saling bertabrakan di sana tidak dapat berdusta, dan saling mengungkapkan bagaimana rindu mereka terhadap lawannya.

Memang hidup ngga akan bisa selalu sejalan dengan apa yang kita mau. Dulu waktu pacaran, tiap harinya mereka barengan kendati dengan status yang ngga jelas. Tapi pas udah nikah, setiap bulan mereka harus rela pisah satu minggu karena Rose yang dinas di luar kota, alias ikut Minerva controlling berbagai cabang di negaranya. Untungnya masih dalam negeri, kayaknya kalau luar negeri, Jeffrey bakal milih beneran ikutan. Tapi memang begitulah namanya hidup, kalau ngga ada sensasinya pasti bukan kehidupan.

"Besok rencana pulang jamber, ay?"

Rose bergumam sebentar "Kayaknya agak siang deh. Aku sih mau beli oleh - oleh dulu mumpung lagi bisa kesini" Jeffrey hanya mengangguk pelan "Kamu mau nitip apa?"

Jeffrey menggeleng "Cuma mau kamu"

"Bener? Ngga ada yang lain?" kepala Jeffrey seketika mengangguk "Kalau aku ngga bawain apa - apa buat kamu ngga usah ngambek ya sama aku" Jeffrey lantas berdeham disertai dengan anggukan kepala sekali lagi

"Aku bakalan lebih ngambek kalau kamu balik kesini dalam keadaan ngga sehat"

"Emangnya aku sakit?"

"Ngga, maksud aku kamu harus pulangnya kesini tuh dalam keadaan sehat - sehat aja. Ngga boleh sampek sakit atau ada lecet sedikitpun"

"Yaudah, asal kamu ngga telat jemputnya aja sih aku bakalan sehat - sehat aja. Ngga sakit atau bahkan ada lecet sedikitpun kayak yang kamu mau. Pas aku bilang take off, kalau perlu kamu udah harus di bandara"

"Emang aku pernah telat?"

"Ngga inget minggu kemaren gimana? Kamu kan telat jemput aku? Udah aku suruh berangkat kamu ngga mau, padahal aku udah bilang kalau bakalan macet di bunderan. Aku jadi nungguin kamu hampir sejam"

"Astaga, masih inget aja" Rose hanya bisa tersenyum miring, seakan tengah mengejek lelaki yang terdapat di layar ponselnya "Memang manusia. Satu kesalahan akan selalu diingat, seribu kebaikan pasti dilupakan"

"Ya terus kalau aku bukan manusia apaan?"

"Angel?"

"Dih"

Jeffrey terkekeh.

"Diajarin siapa kamu kayak gitu?"

"Who do you think?"

BlissWhere stories live. Discover now