Winter

447 29 0
                                    

Ini lanjutannya. Karena ngga cukup jadi kupisah hehe. Jadi itungannya bab bonus. 

Tidur Rose sedikit terusik ketika merasa belaian di kepalanya. Kesadaran menghampirinya perlahan karena mendengar suara seseorang tengah membangunkan dirinya yang membuatnya berusaha untuk membuka matanya.

"Rosie, wake up"

"Jeff?" Panggil Rose sembari mengerjapkan matanya dan sedikit memundurkan tubuhnya agar bisa melihat dengan jelas apa yang ada di hadapannya yang merupakan dada seseorang yang terbungkus sweater tebal.

"Bangun yuk" Ucap Jeffrey yang membuat Rose langsung menjatuhkan dirinya ke samping dengan posisi terlentang sembari mengerjapkan matanya agar kesadaran bisa menghampiri dirinya sepenuhnya.

"Kayaknya masih gelap, Jeff. Ini jam berapa?" Tanya Rose yang masih melihat lampu kamarnya bersinar terang dan tidak ada sinar mentari pagi yang biasanya masuk melalui celah – celah kaca jendela kamar tersebut.

"Emang masih gelap, Rose. Tapi ini udah jam enam" Jawab Jeffrey sembari menarik tangannya yang ditindih oleh Rose mengingat semalam gadis tersebut tidur dalam pelukannya karena kedinginan.

"Kenapa bangunin jam segini?" Tanya Rose sembari mengerjapkan matanya karena sejujurnya Ia masih mengantuk. Ia masih ingin tidur lebih lama apalagi matahari belum menampakan sinarnya yang membuat dirinya ingin kembali melanjutkan mimpi indahnya tadi.

"Pake jaket gih, aku mau ngajak kamu ke suatu tempat" Ajak Jeffrey yang sudah berdiri dari tempat tidurnya yang dituruti oleh Rose dengan malas karena masih ingin bermanja dengan tempat tidur tersebut bahkan mimpinya indahnya tadi juga ikut hilang.

Padahal Zayn Malik tadi baru saja menemuinya dan mengajaknya berkencan. Tetapi Jeffrey malah membangunkannya. Memang Jeffrey tuh sepertinya tidak suka jika Ia berduaan dengan Zayn Malik meskipun hanya sebatas mimpi.

Rose bangkit dari tempat tidur dengan dibantu oleh Jeffrey karena masih sempoyongan yang kemudian berjalan mengambil jaket yang ada di dekat tasnya untuk digunakan di tubuhnya. Tak lupa Ia juga memakai syal, sarung tangan, dan kaos kaki agar Ia tidak jadi olaf.

Rose mengikuti langkah Jeffrey yang sudah keluar penginapan tersebut yang membuatnya langsung merasakan angin dan suhu dingin menerpanya. Tetapi Ia tetap melanjutkan langkahnya untuk mengikuti Jeffrey pergi entah membawanya kemana.

"Ati – ati, Rose" Ucap Jeffrey ketika melihat Rose akan terjatuh dan membuatnya dengan sigap memegang tangan Rose untuk menahan tubuh gadis tersebut agar tidak nyungsep di salju yang akan membuat Rose jadi saudara kandung olaf.

"Pegangan sini" Ucap Jeffrey yang meletakkan tangan Rose di lengannya yang membuat Rose menurutinya bahkan Rose sekarang bergelanyut di lengan Jeffrey karena sekalian berkesempatan menggantungkan beban tubuh padanya.

Jeffrey mengajak Rose pergi ke chairlift menggunakan bus yang sudah terdapat beberapa orang Tetapi untungnya Jeffrey dan Rose masih mendapatkan tempat duduk, bahkan Rose sempat – sempatnya melanjutkan tidurnya dalam perjalanan dengan bersandar kepada Jeffrey.

Tak butuh waktu lama, Jeffrey membangunkan Rose untuk mengajak pergi menaiki chairlift yang sesampainya disana Rose kembali tertidur mengingat semalem Ia jadi tetep tidur jam satu lebih padahal udah dipeluk Jeffrey.

Sesampainya di puncak, Jeffrey kembali membangunkan Rose untuk mengajak turun dari chairlift yang kemudian menuju ke suatu tempat yang menurut Jeffrey sudah tepat yang hanya dituruti Rose yang cuma bisa berpasrah dan bergelanyut di lengannya.

"Rose, bangun deh. Coba lihat itu" Ucap Jeffrey membangunkan Rose yang kembali kehilangan kesadaran ketika bergelanyut padanya yang membuatnya takjub akan tingkah laku Rose yang bisa tertidur dengan posisi berdiri.

BlissDonde viven las historias. Descúbrelo ahora