Maple

604 27 4
                                    

2022

Hiruk pikuk di ruang tunggu bandara benar - benar begitu ramai di tengah jam di tangan Rose yang menunjukkan jam sebelas kurang sedikit ketika Ia memutuskan kesini bersama dengan Jeffrey setelah beribadah di akhir pekan.

Rose nampak tak dapat menahan tangisnya menatap Tantenya itu menangisi seorang lelaki yang kini beranjak mendekat dan tentu saja membuatnya segera mendekap dengan hangat lelaki tersebut kembali.

"Let's keep in touch, Mark" Mark berdeham dengan menganggukkan kepala kemudian menarik badannya sendiri menatap Rose yang matanya itu setia mengeluarkan air mata kembali hanya untuknya.

"Udah lo ngga usah nangis, gue mau ngehapus air mata lo tapi takut sama pawang lo. Galak banget di belakang" Rose berdecak kemudian menepuk bahu Mark yang kini malah terkekeh pelan membelai bahunya.

"Lo ngga usah khawatir, Kak. Gue bakalan sering ngehubungin lo kok buat nanyain ponakan kesayangan gue. Gue ngga mau ntar dia tiba - tiba ngga ngakuin jadi Omnya karena gue tinggal ke Kanada"

Omongan Mark berhasil membuat tawa Rose pecah, dan membuat lelaki itu kini berjalan berpindah ke seorang lelaki yang tak lama mendekat ke arah mereka berdua melingkarkan lengan di bahu Rose.

"Gue titip Bonyok ke lo ya, Bang. Tolong jagain mereka selama gue ngga di sini" Jeffrey tersenyum kemudian mengerahkan tangan kanannya di bahu lelaki itu, meninggalkan beberapa tepukan di bagian tersebut.

"Tenang, Om sama Aunty aman sama gue"

Mark tersenyum "Makasih, gue ngga pernah nyesel punya Kakak sepupu baik macam lo, Bang. meskipun lo kadang nyebelin. Sekali lagi, thanks. Gue janji bakalan bales kebaikan lo berdua suatu saat"

Jeffrey tersenyum "Just focus on your company. Gue tunggu Addison bisa bersaing sama Abraham"

Mark terkekeh pelan "Of course, just wait and get ready. Addison could make Abraham bankrupt in one second" Jeffrey mengeluarkan gelak tawanya "Yaudah, gue masuk duluan ya. See you on christmas, guys!"

Rose hanya bisa tersenyum dengan tangannya yang mengulur memeluk Jeffrey sembari menatap Mark yang masih setia melambai kepada mereka, sampai lelaki itu berhasil menghilang di balik pintu bening di sana.

"Ayo kita balik" Rose berdeham kemudian menegakkan badannya dari bersandarnya agar bisa berjalan mendekati sepasang suami istri yang tak jauh dari jangkauannya dan membuatnya merentangkan tangannya itu.

"Aunty"

"Rosie"

Rose memeluk erat Krystal layaknya Mamanya sendiri "Mark will be okay on Canada, Aunty. Just let him go, it's his choice" Krystal menganggukan kepalanya di balik pelukannya sebelum menarik diri menjauhinya.

"Sering - sering main ke rumah ya kalian. Biar aunty ngga stress ditinggal Mark" Rose dan Jeffrey sontak terkekeh pelan menatap krystal yang tengah menghapus air mata yang masih sesekali turun dari pipinya.

"Iya, ntar Jeff bawain Wonna ke rumah aunt krys"

"Aunty pinjem seminggu"

"Terserah"

"Bener ya? awas kalau boong. Don't ever call me your aunt again"

Rose terkekeh pelan sembari menganggukan kepalanya itu menatap seorang wanita di hadapannya "Iya, Aunty. Rose nanti yang bawa Wonna sendiri ke rumah Aunty. Lengkap se babysitternya"

Akhirnya, setelah sekian lama. Senyuman dapat sedikit terlihat di bibir Krystal "Yaudah kalau gitu, Om sama Aunty mau balik dulu. Kalian juga cepet balik. Wonna pasti udah nyariin kalian berdua" Rose dan Jeffrey sama - sama tersenyum.

BlissKde žijí příběhy. Začni objevovat