Best Christmas Gift

762 50 17
                                    


🎵 All I want for Christmas is you - Mariah Carey

December, 2021

"Biar Rose aja, Ma"

Baru Rose mau melangkahkan maju mendekat, langkah kakinya itu tertahan kala wanita yang ada di sana menahan pergerakannya "Eh, ngga usah, Sayang. Ngga usah. Biar Maid aja ya" Sontak Rose menghela nafasnya.

Tak ingin kehilangan akal, Rose bergerak mengamati keadaan di seluruh ruangan tersebut "Yauda, kalau gitu biar Rose yang motongin sayurnya aja ya" Ucapnya sembari tersenyum mendekat ke arah yang berbeda.

Namun sayang, keinginannya itu juga tak berjalan sesuai dengan kemauannya "Eh, No. No. No" Jessica kembali menghalangi jalannya "Ngga usah ya, Sayang. Kamu mending ke ruang tengah aja. Duduk sama Jeffrey di sana"

Akhirnya, dengan bibir memberengut dan sudah nampak maju, Rose beralih meninggalkan area dapur kediaman Abraham kala merasa jika kehadirannya di sana tidak diharapkan sama sekali setelah beberapa saat hanya terdiam tanpa melakukan apa - apa.

Kakinya kini melangkah, hentakan kaki yang kesal terlihat menapaki satu persatu lantai marmer di setiap sudut kediaman sebelum Ia menjatuhkan dirinya begitu saja di chaises putih tulang panjang pada suatu ruangan.

"Kenapa? Kok cemberut gitu mukanya?"

"Diusir Mama, ngga boleh bantuin masak" Rose menghela nafasnya panjang "I'm just pregnant, not have a serious ill. Why does everybody have to be overprotective of me?" Dumelnya dengan tangan yang menyilang di dada.

Mengundang senyuman manis bagi seorang lelaki yang kini menutup buku di kedua tangannya "Cause everybody loves you, Sayang. We don't want something bad to happen to both of you. So we would love to protect you, Baby"

Buku bersampul warna biru itu berpindah ke meja, beriringan dengan lelaki itu yang berpindah mendekatinya "Hamil muda has a little bit of risk" Rose masih terdiam, tanpa berniat menatap orang yang mengajaknya bicara "I know kandungan kamu kuat, but we have to keep watchin it, Okay?" Sontak kehangatan menjalari seluruh badannya kala merasakan usapan tangan bertengger pada perut rampingnya "It's for you and our little baby"

"Ya tapi masak, aku bantuin masak aja ngga boleh sih?"

"Maybe Mama ngga mau menantunya kecapekan. Jadi kamu disuruh milih duduk aja sama aku di sini" Rose nampak tidak terhibur oleh perkataan lelaki itu, Ia masih saja mengerucutkan bibirnya menatap layar hitam di depannya

"Udah, ngga papa. Di sini aja. Kapan lagi kita bisa berduaan kalau kamu lagi di sini. Biasanya kan kamu selalu sama Mama atau ngga sama Jerry atau sama Jimmy. Aku selalu kamu lupain. So, this time is my turn

"Smile, Mami" Jemari lelaki itu bergerak, berpindah pada parasnya. Menyentuh kedua sudut bibirnya yang ditariknya ke atas. Seolah lelaki itu tengah meminta bibirnya membentuk senyuman manis di sana.

Nyatanya, bibirnya masih setia mengerucut. Enggan menuruti permintaan lelaki itu, sampai sosok berbusana serba merah, lengkap dengan janggut putih khasnya, topi merah di atasnya tak lupa juga dengan perut buncitnya muncul di hadapannya.

Tawa Rose pecah seketika, bahkan Jeffrey yang ada di sebelahnya sampai tersentak melihat kedua tangannya itu memukul - mukul ringan badan lelaki tersebut. Suatu kebiasaan ketika Ia tertawa begitu lepas. Memicu satu senyuman simpul terbit di bibir lelaki itu.

"Papa ngapain, sih?"

Rose masih tak bisa meredakan tawanya, tangannya bahkan beralih pada perut rampingnya yang kini sedikit sakit karena tawanya "Udah jangan kenceng - kenceng ketawanya, nanti perut kamu kram. Kasihan dedeknya"

BlissWhere stories live. Discover now