Good Man

594 38 18
                                    

November, 2016

Mobil Lamborghini Veneno berwarna hitam membelah jalanan kota melbourne yang terpantau lancar pada jam yang menunjukan pukul delapan lebih dengan dua orang remaja di dalamnya yang tengah asik mengobrol.

Sebelum mobil tersebut memasuki kawasan universitas di daerah Parkville. Berhenti dan terparkir tepat di depan gedung fakultas bisnis dan manajemen yang ada di sana "Ikut masuk? Apa milih ke perpus?"

"Ke perpus aja lah. Mau nyari literatur" Dahi Rose berkerut menatap Jeffrey "Semalem aku nyari tugasnya Prof. Andrew. Terus masih ngga nemu literatur yang cocok. Jadi kayaknya mending cari di perpus aja"

Rose cuma mengangguk "Yaudah, ntar share link kalau emang dapet akses jurnalnya, kirim ke email aja. Jangan di imessage ntar ketumpuk sama yang lain" Jeffrey cuma berdeham "Aku masuk duluan kalau gitu"

"Belajar yang bener. Jangan tidur apalagi main hp. Aku rampas beneran hp kamu kalau ketahuan main hp" Rose cuma ketawa sambil membuka pintu mobil, meninggalkan Jeffrey yang masih setia menatapnya.

Bahkan saat Ia keluar, Jeffrey masih setia memandanginya dengan dahi yang berkerut dan segera bergegas keluar dengan langkah kaki yang begitu lebar, dan tangan yang bergerak melepas hoodie abu - abu lelaki itu.

"Jeff!" Rose tersentak begitu saja saat lelaki itu menabraknya tiba - tiba dari belakang tanpa aba - aba, melingkarkan lengan di pinggangnya seolah memeluknya dari belakang "Kamu ngapain sih?!"

"Datang bulan ya?" Tubuh Rose mendadak beku, menyadari tangan Jeffrey yang kini tengah selesai mengikatkan sesuatu di pinggangnya dan dengan ragu - ragu Ia membalikkan badannya sembari menggigit bibirnya "Tembus?"

Jeffrey berdeham sambil mengangguk "Iya, makanya aku tutupin" Rose mendesah pelan, raut wajah nampak begitu frustasi "Kenapa? Kan udah aku tutupin? Ngga bakal keliatan, Rose. Ke kamar mandi aja langsung habis ini"

Rose menggeleng pelan "Bukan gitu, Jeff" Jeffrey menatapnya dengan raut wajah yang ikut kebingungan apalagi ketika Ia mendadak memeluk lelakinya itu "Aku ngga bawa pembalut, Jeff"

And at that time Rose started shedding tears.

"Loh. Kok malah nangis sih?" Jeffrey sontak ikut panik dan bingung sendiri lihat Rose saat ini "Udah ngga usah nangis. Aku beliin dulu aja, ngga usah panik. Kamu tunggu di sini aja. Atau ngga tunggu di dalam mobil"

Rose menggeleng di dalam pelukannya "Ngga cukup waktunya. Sepuluh menit lagi mulai kelasnya" Jeffrey menghembuskan nafasnya kasar "Ya makanya, Rosie. Aku beliin ya, daripada ngga pake kan?"

"Waktunya Dr. Renata bukan?" Rose mengangguk "Ngga papa, ijin telat aja. Dr. Renata juga cewek. Pasti ngerti. Kalau emang ngga boleh masuk, yaudah. Skip aja kelas aja. Ngga papa aku bolehin"

"Aku quiz" Jawabnya dengan tangisan yang makin menjadi - jadi yang membuat Jeffrey juga makin ngga tahu ini harus gimana lagi "Iya, udah jangan nangis. Aku cariin cara bentar" Helaan nafas keluar dari hidung Jeffrey yang menenangkan diri agar bisa berfikir.

"Coba tanya Mina aja gimana? Siapa tahu dia bawa" Rose cuma bisa mengangguk, memicu Jeffrey untuk segera mencari ponselnya dan berdecak ketika menyadari ada suatu hal yang salah.

"Aku pake hp kamu ya? Hp aku ternyata masih di mobil" Sekali lagi Rose cuma mengangguk tanpa melepaskan pelukannya, tidak peduli dengan Jeffrey yang kini membongkar isi tasnya, mencari ponsel merahnya.

Ponsel yang kini sudah berada di tangan kiri Jeffrey dengan tangan kanan lelaki itu yang tergeletak menyisiri rambut merah mudanya "Halo? Kenapa Rose?" Lelaki itu tersentak saat mendengar suara memasuki telinganya.

BlissWhere stories live. Discover now