Scrunchie

540 26 7
                                    

February, 2015

Rose berjalan bersama Lisa disebelahnya setelah berganti pakaian menjadi pakaian olahraga menuju sebuah lapangan yang terdapat di sekolah mereka dan jaraknya yang lumayan jauh jadi emang kadang suka bikin nyesel sekolah di harisson yang luasnya ngga tanggung - tanggung itu.

"Can I skip this? I hate sport" Rose mendumelkan bibirnya semenjak keluar dari kelas mengingat dari semua pelajaran bahkan matematika sekalipun, Ia masih lebih benci banget sama yang namanya olahraga.

Okay, Rose tahu badannya itu sekarang bisa dibilang kurus meskipun nafsu makanya besar banget itu juga karena olahraga yang bikin Ia begini. Tapi itu kalau ngelakuinnya dirumah which mean Papa Stefano emang punya ruang olahraga semacam fitness buat anggota keluarganya apalagi Mamanya yang suka senam.

"You took the words right out of my mouth" Sama seperti Rose. Sebagai belahan jiwa, Lisa juga anti yang namanya Olahraga mengingat badannya pasti bakal jadi linu - linu kalau habis pelajaran itu. Padahal udah pemanasan.

"Skip yok" Rose menghentikan langkah kakinya tersebut kemudian memberikan Lisa tatapan datar layaknya seorang lelaki yang dulu itu suka banget memamerkan raut wajah ini sebelum berubah jadi lebih riang.

"Kalau skip bisa bikin gue lulus, gue udah cabut dari tadi" Ucap Rose sembari memutar bola matanya malas kemudian kembali melanjutkan perjalannya yang sudah setengah jalan diikuti oleh Lisa yang kemudian mensejajarkan langkah mereka.

Masalahnya hari ini merupakan salah satu dari serangkaian ujian praktek olahraga yang dari beberapa minggu lalu ngga selesai - selesai dan bikin mereka berdua yang sukanya cabut kalau olahraga, jadi malah tertahan di sana.

Akhirnya setelah sekian lama berjalan, mereka sampai juga di lapangan sepak bola di kawasan outdoor karena emang bukan lapangan futsal dan ujian mereka kali ini adalah tentang bola sepak yang jadi favoritenya anak laki - laki yang udah ricuh di belakang Lisa sama Rose.

"Buset panas banget" Ucap Lisa sembari mengipasi dirinya dengan tangan kemudian langsung menegak minumannya yang ada di tangannya mengingat Ia udah ngga tahan lagi saking panasnya padahal olahraga belom mulai.

"Gerah asli" Ucap Rose yang bergerak bersama Lisa ke tribun lapangan sebagai tempat yang aman untuk meletakkan minum mereka sembari sedikit meneduh dari sinar matahari yang ini kayaknya lagi seneng soalnya terik banget sinarnya.

"Anjing!" Rose berdecak kesal ketika merasakan sebuah karet berharga murahnya itu yang baru kemarin beli di situs online putus sewaktu Ia menggunakan benda tersebut untuk mengikat rambut coklatnya.

"Lis, gue pinjem iket dong" Lisa fleks memegang tangan kirinya tempat Ia biasanya meletakkan ikat dimana biasanya Ia emang jadi juragan ikat rambut kalau rambutnya tengah panjang seperti saat ini.

"Anjir, iket gue ilang" Rose melototkan tajam menatap Lisa yang jadi kebingungan sendiri ketika tidak menemukan ikat di tangan gadis itu yang juga belom sempat mengikat rambut karena ngga mungkin mereka olahraga begini. Bakalan ganggu banget.

"Gue cari dulu dijalan tadi, siapa tahu jatoh" Rose menganggukan kepala menatap Lisa yang udah balik badan dengan langkah yang menjauh mencari sesuatu yang turut Ia bantu dengan merapalkan doa dari sini.

Rose tersentak kaget ketika rambutnya dipegang oleh seseorang yang kini dikumpulkan jadi satu lalu ditarik sedikit yang Ia biarkan bahkan Ia juga tidak repot untuk menolehkan wajah ke belakang malah Ia mengembangkan senyuman ketika merasakan rambutnya diikat sesuatu.

"Thank you, Lis—"

"JEFF?!?" Rose membelalakan matanya ketika menolehkan wajahnya yang Ia kira adalah Lisa ternyata seorang lelaki yang tengah tersenyum manis menatapnya yang menjawab rasa janggalnya mengapa banyak orang tadi menatap ke arahnya.

Blissजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें