Shopping

456 36 4
                                    

Suara hentakan kaki menuruni tangga kediaman abraham dan semakin mendekati ruang tengah dimana terdapat dua orang lelaki yang sedang bersantai disana sembari menonton layar kaca di hadapan mereka.

"Jev, anterin gue dong ke minimarket" Ujar gadis tersebut kepada kedua lelaki yang berada di ruang tengah tersebut sembari duduk di sofa yang ditempati terlebih dulu oleh kedua Adiknya yang ada di ruang tengah.

"Males" Ucap Jevan yang sedang asik berbaring di sofa sembari memakan camilan dan menonton layar kaca karena sungguh Ia malas bangkit dari kegiatan santainya ini. Ia sudah terlanjur nyaman dengan kegiatannya tersebut.

"Sama gue aja" Jawab Jevon sembari menutup bukunya kemudian menatap Kakaknya yang sedang ikut mengambil cemilan yang tengah dimakan oleh kembarannya yang jaraknya lumayan jauh sehingga Wonna bisa duduk diantara mereka.

"Tapi naek motor, Ngga papa?" Tambah Jevon memastikan karena Ia malas sekali jika harus menggunakan mobil. Ia bisa menyetir mobil sebenarnya tetapi Ia lebih suka menggunakan motor sport kesayangannya daripada mobilnya. Lebih simple menurutnya.

"Hmm, I know it" Jawab Wonna yang sudah hafal dengan kebiasaan Adiknya tersebut. Toh yang penting Ia diantarkan, tidak perlu pergi sendiri. Lagipula naik motor juga bukanlah hal yang buruk. Lebih cepat juga.

"Yaudah gue ganti dulu" Ucap Jevon yang dibalas dengan deheman oleh Wonna lalu Jevon segera pergi ke kamarnya untuk berganti pakaian. Sedangkan, Wonna menunggu di ruang tengah bersama Jevan.

"Gue nitip dong" Celetuk Jevan yang membuat Wonna melirik Adiknya tersebut kesal. Apa katanya? Nitip? Tadi tidak mau mengantarkan. Sekarang main menitipkan barang. Minta dibantai ini Adiknya sepertinya.

"Tadi minta anterin jawabannya males. Terus sekarang nitip. Enak banget hidup lo" Sindir Wonna kesal kepada Jevan yang masih setia menatap layar kaca yang menyiarkan pertandingan basket sembari memakan cemilan.

"Aelah, gue udah PW, Kak. Ada Jevon juga yang mau nganterin lo. Gue cuma nitip keripik kentang kek biasanya. Dua bungkus aja. Kasian ntar lo kalau kebanyakan bawanya" Ucap Jevan yang membuat Wonna yang mendengarnya hanya mendengus sebal.

"Eh, Kak. Kamu mau ke minimarket kan? Mami nitip gula dong. Satu bungkus aja. Mau bikin teh tapi gulanya abis. Nitip sekalian ya" Ucap Rose yang tiba – tiba berada di samping Wonna dan sudah duduk santai sembari bermain ponsel yang membuat Wonna bingung Maminya ini datang dari mana.

"Mami darimana dah? Tiba – tiba muncul langsung nitip aja" Tanya Wonna kepada Rose yang tiba – tiba berada disebelahnya.

"Oh, dari dapur. Denger kamu tadi mau ke minimarket. Yaudah nitip sekalian" Jawab Rose yang membuat Wonna mengangguk paham karena rasa penasarannya sudah dijawab oleh Maminya tersebut.

"Kak Won" Panggil Wonny yang baru saja berlari turun dari tangga secara tergesa – gesa dan membuat Wonna mengalihkan perhatiannya kepada Adiknya dan langsung berdeham untuk menjawab panggilan adiknya tersebut.

"Lo jadi ke minimarket?" Tanya Wonny yang sudah duduk di sofa bersebelahan dengan Rose.

"Jadi, Kenapa?" Ucap Wonna dengan perasaan yang tidak enak ketika mendengar pertanyaan Adiknya tersebut.

"Gue nitip pembalut dong. Kayaknya besok gue halangan, dan pembalut gue habis. Yang kayak biasanya" Jawab Wonny yang membuat Wonna mendesah pelan. Benar dugaanya, perasaanya tidak salah. Pasti Adiknya ini menitipkan sesuatu yang membuatnya sedikit kesal sampai tak lama sebuah panggilan namanya membuatnya kembali menoleh.

"APA?!" Gertak Wonna kepada yang memangilnya yang membuat semua orang terdiam mendengarkan gertakan Wonna. Apalagi yang memanggil tadi langsung terdiam dan mengerjapkan mata mendengarnya.

BlissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang