Canada

1.1K 44 7
                                    

Mature content!

2022

Jeffrey membuka matanya setelah seluruh kamarnya itu disinari dengan terangnya sinar matahari yang menembus masuk melewati jendela yang terbuka lebar, kini menuntunnya untuk bangkit dari berbaringnya.

Mengumpulkan nyawanya sebentar dengan bersandarkan headboard sebelum mengambil kacamata di meja dekat alarm yang membuatnya bisa dengan jelas melihat waktu kini sudah menunjukan pukul sepuluh lewat dua belas.

Waktunya untuk membawa tubuhnya itu meregang sebentar kemudian mengambil salah satu benda kegemarannya, cinta pertamanya di salah satu rak dekat tempat tidurnya sebelum membaringkan kembali tubuhnya.

Menikmati indahnya akhir pekan dengan sebuah buku dan sinar matahari seperti mana mestinya. Membuatnya bisa merasakan ketenangan yang luar biasa tanpa ada satupun gangguan yang mendatangi dirinya.

Namun sayangnya, beberapa lama kemudian sebuah rasa sakit menjalar dari perutnya itu menuntun dirinya menutup bukunya yang Ia letakkan kemudian di sebuah meja samping tempat tidurnya.

Jeffrey lantas membawa langkah kakinya menyusuri setiap lantai marmer yang terpasang di setiap sudut rumahnya, membuka kamarnya kemudian membawa kakinya menuruni setiap anak tangga rumahnya.

Memusatkan langkah kakinya ke arah meja makan sampai matanya menangkap seseorang di dapurnya yang bisa mengalihkan tujuannya itu untuk mendekati sosok yang kini tengah membelakangi dirinya.

"Baru bangun?" Jeffrey hanya berdeham dengan menyisipkan kedua tangannya di masing - masing ceruk pinggang orang yang masih berfokus merebus sesuatu di atas kompor tanpa sedikitpun menghiraukan dirinya.

"Makan sana, kamu pasti laper"

Jeffrey cuma bisa berdeham tapi nyatanya, lelaki itu malah menyusupkan kepalanya di ceruk leher wanitanya "Let me stay like this for five minutes, I miss you" Helaan nafas keluar dari hidung seseorang yang kini dalam pelukannya.

Membuatnya memilih menghirup aroma citrus yang mampu menenangkan harinya, dan menyempurnakan akhir pekannya sebelum sebuah tangan melepaskan secara paksa pelukannya. Menginterupsi belaiannya di dada Istrinya yang hanya terhalang piyama satin merah muda.

"Ma. Kan" Jeffrey hanya bisa mengerucutkan bibirnya kemudian memutar langkah kakinya menuju meja makan bersamaan dengan Istrinya itu yang menaiki tangga rumah tanpa seinci pun menoleh padanya.

Langkah kakinya itu membawanya duduk di meja makan dengan keadaan yang tak bersemangat, Ia mengambil satu piring nasi goreng yang ada di sana. Memakan hal tersebut dengan sendirian layaknya beberapa tahun silam.

Padahal statusnya kini sudah berbeda, namun jatuhnya Ia malah harus merasakan mengulang beberapa tahun hidup kelamnya yang sudah Ia lupakan. Merasakan kesendiriannya untuk kedua kalinya di hidupnya.

Yang rasanya terasa begitu menyedihkan bahkan sangat pahit ketika dulu Ia malah senang sekali menjalaninya, sekarang ini sudah terlalu berbeda rasanya. Ia tak ingin menjalani hal seperti ini lagi di hidupnya.

Jadi, Ia lebih memilih mempercepat makannya sebelum membangkitkan kembali tubuhnya itu menaiki setiap undakan tangga, guna menyusul kemana perginya Istrinya itu yang sudah Ia ketahui tempatnya.

Jeffrey membuka pintu coklat tua yang kini bisa menampilkan keseluruhan ruangan bercat beige dengan sesosok bayi mungil yang menjadi pelaku utama dari pencurian di balik semua perhatian Istrinya dan senyuman indahnya.

Bahkan Jeffrey tak mampu menaruh rasa dendam pada gadis itu, justru sebaliknya. Jeffrey terlewat antusias hingga Ia berlari menuju sebuah sofa kecil tempat dimana gadis mungil itu tergeletak.

BlissWhere stories live. Discover now