Jeffrey butek

572 29 14
                                    

April, 2017

"kamu ngga makan, Rose?"

Rose mengalihkan pandangan matanya yang sejak beberapa lalu berfokus ke layar kaca di hadapannya menuju seorang lelaki yang kini tengah berjalan mendekatinya dengan membawa sebuah piring beserta dengan gelas.

"Ntaran aja, aku habis makan kue soalnya"

"Kapan?" Jeffrey yang baru saja meletakkan pantatnya itu ke sofa serta dua alat yang memenuhi tangannya ke meja di depannya kini balik menatap gadis yang sedang duduk di sampingnya dengan dahi yang berkerut.

"Pas nungguin kamu, aku tadi sama Edgar habis kelas Dr. Helen langsung cabut ke café. Pusing soalnya" Jeffrey hanya menganggukan kepalanya dengan tangan yang terulur mengambil piring putih di depannya.

"Berduaan?" Tanya Jeffrey sembari memasukkan satu sendok penuh berisi makanan ke dalam mulutnya tanpa ada rasa cemburu menguasai mengingat tidak ada dalam kamus hidup Jeffrey cemburu sama yang namanya Edgar, terlalu membuang - buang energi. Kecuali kalau kelakuan Edgar sudah kembali ke jalan yang benar, Nah. Itu baru Jeffrey jadi ketar - ketir sendiri.

"Awalnya itu berempat, terus mendadak pas di jalan Mina message aku katanya Michael lagi ngga pengen yang manis – manis yaudah pas kita sampek sana, mobil Michael juga udah ngga ada" Jeffrey sekali lagi cuma bisa manggut - manggut.

"Kamu sogok pake apa kali ini?"

"Luckily, God had been by my side today. Aku cuma perlu bayarin makanan dia. Bahkan dia semangat empat lima waktu ajakin kesana. Kayaknya sih dia juga lagi pusing. Makanya mau" Jeffrey sedikit terkekeh di sela kegiatan makan siangnya.

"Terus kenapa kamu ngga balik apartemen langsung? Mumpung Edgarnya juga lagi kesambet kan" Rose mengeluarkan tawanya yang kini memenuhi ruangan berwarna putih dengan menolehkan wajah ke samping kanannya.

"Nanti kamu nangis kalau aku tinggalin" Jeffrey yang baru saja menelan makannya langsung bergantian mengeluarkan tawa nyaring dengan tangan yang mengulur untuk membelai rambut gadis di sebelahnya.

Jeffrey melanjutkan makannya dengan otak yang tiba - tiba teringat akan sesuatu yang membuat tangannya itu segera mengambil sebuah ransel berwarna hitam yang tergeletak tak jauh dari jangkauan tangannya.

"Habisin dulu makanannya, Jejeff. Baru nanti nugas" Jeffrey tersentak ketika Ia tidak sadar menggantikan nasi goreng yang belum sepenuhnya habis menjadi sebuah benda elektronik berwarna abu - abu.

Jeffrey menyengirkan giginya menatap Rose dengan tangan yang menggantikan menukar kedua benda tersebut agar Ia bisa menuruti perintah sang gadis kesayangannya yang kini menatap kembali layar kaca.

Rose memindahkan kakinya yang menggantung di bawah untuk berselonjor di meja di hadapannya dengan badan yang udah miring ke kiri menikmati musik video yang kini jadi lagu Charlie puth yang baru yang sebenernya enak sih lagunya. Siapa yang ngga suka 'Attention'?

Cuma itu kenapa harus musik videonya begitu? untungnya Jeffrey lagi pergi dari sofa. Setidaknya lelaki itu tidak akan melihat cewek yang cuma pake daleman doang yang bisa mengotori kesucian lelaki kesayangannya itu.

Rose masih tidak beranjak dari kegiatannya yang emang udah kayak orang males padahal tugasnya menggunung bahkan ketika Jeffrey juga udah balik buat nugas, Ia tetap bersikap tak acuh dengan tugasnya itu. Biarin otaknya refresh, takutnya overheat.

"Is it you?"

"Is it you?"

"Is it me?"

"Is it me?"

"Say it's us"

"Say it's us"

BlissWhere stories live. Discover now