Bagian 22

16.5K 1.9K 151
                                    

Kelopak mata Lan Xi bergetar dengan pelan. Secara perlahan, kelopak matanya mulai terbuka dan menampakkan manik abu-abu keunguan yang sangat disukai oleh Saudaranya. Ada senyum kecil yang tercetak pada wajah yang biasanya kaku itu.Dengan perlahan dia berusaha untuk membangunkan dirinya sendiri. Rasa sakit dari lengannya sama sekali tidak menghalangi pergerakannya.

Lan Xi kembali mengingat mengenai kejadian pada kota berkabut itu. Dia ingat ketika pria gila itu tiba-tiba menangkap dirinya juga saudara-saudaranya. Ketika mereka diikat, Lan Xi tidak tahu mengapa malah dirinya yang ditarik oleh pria gila itu dan disiksa. Siksaan itu sudah jelas menyakiti dirinya, namun dia merasa itu baik-baik saja.

Dia.. entah kenapa percaya Ibunya akan datang menolongnya. Harapan kosong ini.. entah kenapa terasa menghangatkan hatinya dan membuatnya tetap bertahan.

Lalu, ketika dia dalam keadaan pingsan, Lan Xi yakin jika Ibunya menggenggam tangannya dengan sangat erat. Lan Xi tidak tahu dari mana datangnya keyakinan itu. yang jelas perasaan itu sangat hangat dan menenangkannya.

Dan mimpi yang dia alami, itu jelas adalah Ibunya. Tetapi, kenapa Lan Xi tidak bisa mengingat wajah atau suaranya? Semuanya menjadi kabur ketika Lan Xi mencoba untuk mengingatnya kembali.

Pintu ruangan itu segera terbuka dan adik kembarnya berdiri di depan pintu dengan wajah yang merah. Ada air mata yang mengancam mengalir dari kedua matanya dan tubuhnya terlihat bergetar menahan tangisnya. Lan Guang berjalan pelan padanya lalu memeluknya dengan erat.

Lan Guang segera menangis dengan kencang, "Xi Xiong! Kamu jangan membuatku seperti itu lagi! Aku hampir saja membunuh diriku sendiri jika kau tidak segera sadar.. hiks.. hiks.."

Tangan Lan Xi menepuk punggung adiknya berusaha untuk menenangkan bocah cengeng itu, "En. Tidak akan lagi."

Lan Guang menangis cukup lama, mata remaja itu merah dan membengkak. Dia terus saja memanggil nama kakak kembarnya itu hingga lelah sendiri. Lan Xi tersenyum kecil karenanya. Adiknya ini sangat cengeng, apa yang harus dia lakukan jika nanti Lan Guang masih menjadi secengeng ini bahkan saat mereka dewasa?

Ketika SiZhui datang, Lan Guang telah tenang dan sekarang duduk di sisi Lan Xi, meski matanya masih memerah dan sedikit bengkak. SiZhui tersenyum. Dia mendekati kedua adiknya dan mulai menggosok kepala Lan Xi dengan lembut.

SiZhui, "Bagaimana keadaanmu sekarang?"

Lan Xi mengangguk kecil, "Lebih baik."

SiZhui tersenyum, "Syukurlah.. kau pasti lapar.. apa mau bergabung dengan kami di bawah atau mau kuantarkan makanan ke sini?"

Lan Xi menimbang hal ini untuk beberapa saat, "Aku akan turun."

SiZhui melirik pada Lan Guang dan tidak tahan untuk mencubit hidung adik bungsunya. Anak ketiga Lan WangJi segera meringis dan menatap tajam pada kakak sulungnya yang tentu tidak diperhatikan sama sekali. Ketiganya segera turun ke lantai satu untuk mulai makan.

Lan Xi melihat 'Mo XuanYu' sedang berbicara dengan Xing Su. Remaja kurus itu menundukkan kepalanya dan bahunya terlihat bergetar sedangkan 'Mo XuanYu' menepuk pundaknya seolah-olah dia sedang mencoba untuk menghibur si remaja.

Mata Lan Xi segera menyipit, kenapa dia merasa tidak suka saat melihat pemuda itu malah berinteraksi dengan orang lain selain dirinya dan saudara-saudaranya?

"Xi Xiong, kemarilah dan duduk. Aku sangat lapar~~" Lan Guang memanggilnya.

Dia segera menggelengkan kepalanya dan mengalihkan pandangannya pada Lan Guang yang sudah duduk bersama SiZhui dan lainnya. Memilih untuk meletakkan masalah ini di belakang kepalanya, Lan Xi menghampiri mereka.

Miss you Mommy (TAMAT)Where stories live. Discover now