Bagian 74

10.8K 1.3K 209
                                    


Mereka melangkah di antara semak belukar dan pergi mengikuti jalan, dengan cepat melewati papan batu. Berjalan sepanjang jalan yang kasar, semak belukar perlahan-lahan berkurang, menjalar kembali ke sisi jalan, dan jalanan semakin lebar. Tetapi kabut semakin tebal.

Meski begitu, Wei WuXian merasa tak takut kali ini. Ini hanya kabut biasa yang tercipta karena kondisi alamnya. Bukan kabut yang sama dengan yang ada di kota kabut. Tak lama kemudian, terlihat sebuah gerbang kota terbengkalai tidak terawat terletak di ujung jalan yang panjang. Menara yang terletak di depan kota Yi catnya sudah mengelupas dan gentengnya rusak. Terlihat sangat reyot. Warna merah pada pintu gerbang sudah luntur hampir menjadi putih, setiap paku pada pintu berkarat dan menghitam.

Sudut mulut Wei WuXian berkedut, dia membayangkan bagaimana reaksi Lan Guang dan JingYi jika mereka datang ke kota ini. Lan Guang pasti akan bersemangat berseru untuk segera memasuki kota dan menangkap hantu atau monster yang mungkin saja berkeliaran di tempat ini. Sedangkan JingYi pasti akan menangis ketakutan dan memohon untuk tidak memasuki tempat ini.

Aih.. reaksi yang sangat berbeda dari anak dan menantu nya.

Ketika Wei WuXian melangkah mengikuti jalan, dia mengamati sekelilingnya dengan hati-hati. Kota Yi dikelilingi oleh jurang terjal. Jurang-jurang itu condong ke tengah dengan kemiringan ekstrim, terlihat mengancam dan menegangkan, hampir terlihat akan runtuh sewaktu-waktu. Dibatasi oleh kegelapan, puncak-puncak yang besar, dan diselimuti oleh kabut putih menyeramkan. Wei WuXian lebih mempercayai ini sebagai tempat tinggal Iblis dibandingkan Paviliun indah milik Zhang Junda.

Keduanya berhenti di depan gerbang kota, saling bertukar pandangan sebelum mendorong pintu gerbang terbuka. Suara berderit, didukung oleh engsel yang hampir rusak, dua pintu gerbang kota, meskipun susah digerakkan dengan benar, perlahan terbuka.

Kabut di dalam kota ini lebih tebal dari kabut diluar, membuat mereka hanya bisa melihat jalan yang panjang dan lurus di hadapan mereka. Di jalan, tidak ada seorang pun terlihat, hanya ada rumah-rumah suram.

Tanpa mengatakan apapun, Wei wuXian segera menempel pada Lan WangJi dan memasuki kota bersama. Mereka melangkah menyusuri jalanan untuk beberapa saat. Pada saat ini, Wei WuXian menggenggam tangan Lan Wangji dengan kuat agar mereka tidak terpisah. Kabut yang sebegini tebal, akan berbahaya jika ada seseorang yang tiba-tiba muncul dan menyerang mereka dan membuat mereka terpisah. Walau dia berhasil membuat tubuhnya menjadi lebih kuat, tetap saja dia tidak sekuat sebelumnya. Tidak akan ada keuntungan yang didapatnya jika terpisah dari Lan WangJi.

Semakin jauh Wei WuXian dan Lan WangJi berjalan, semakin mereka bergerak mendekat ke satu sama lain. Kabut menjadi semakin tebal, akhirnya mereka bahkan tak bisa melihat tangan mereka yang ada di depan mereka sendiri.

Tiba-tiba, sebuah bayangan tipis melayang melewati mereka. Bayangan itu benar-benar aneh. Lari dengan sangat cepat melewatinya, menyentuh pundaknya, dan sekejap menghilang dalam kabut tebal. Bichen keluar dengan sendirinya, mengejar sosok itu, tapi dengan cepat kembali ke sarung pedangnya.

Sesuatu yang menyelinap melewatinya lari dengan sangat cepat-seorang manusia pasti tidak akan mencapai kecepatan itu.

Wei WuXian dengan cemberut kembali menempel pada Lan WangJi. Suasana di sekitar mereka menjadi hening. Keduanya sama-sama menajamkan pendengaran mereka. Kemudian, Wei WuXian berbisik pada Lan WangJi, “Apa kamu mendengarnya?”

Lan WangJi menganggukkan kepalanya, “En. Suara langkah kaki dan tongkat bambu.”

Saat ini, selain suara langkah kaki yang terburu-buru, ada juga suara aneh lainnya. Suara ta-ta seakan seseorang mengetukkan tongkat bambu ke tanah. Wei WuXian tak tahu kenapa suara itu muncul. Saat dia memikirkannya, tiba-tiba dia mendengar suara lain yang membuat bulu di tubuhnya berdiri. Wei WuXian gemetar ketakutan dan segera memanjat Lan WangJi. Memeluk pria itu seperti memeluk penyelamat kehidupannya. Lan WangJi dengan tenang menyelipkan tangannya di bawah pantat Wei WuXian dan menepuk punggung pasangannya dengan lembut. Berusaha menenangkannya.

Miss you Mommy (TAMAT)Where stories live. Discover now