Bagian 81

10.4K 1.2K 360
                                    

“SiZhui, kau pernah minum pastinya kan? Usiamu sudah cukup untuk minum!” Wei WuXian sudah menghabiskan 5 kendi Tian Zi Xiao dan dia belum tumbang atau bahkan terlihat mabuk. Matanya masih sama cerah dan dia meminumnya dengan santai, seolah itu hanya air putih biasa dan bukannya arak. Sedangkan Lan Xi, remaja itu berhasil mengabiskan 1 kendi. Dia mulai terlihat sedikit linglung dan matanya berkabut, tetapi wajahnya masih tetap kaku.

“Aku tidak pernah meminumnya.” SiZhui menjawab dengan jujur, dia menghentikan Wei WuXian yang akan meminta pelayan untuk menambah dua kendi lagi, juga menahan tangan Lan Xi yang mulai menuang arak pada gelasnya sendiri.

Wei WuXian tertawa, dia bergerak dengan dengan mata menyipit, menggoda putra sulungnya. Mengejek beberapa kali, tetapi SiZhui tetap tidak terpengaruh. Pemuda itu berusaha sebaik mungkin untuk bertahan. Dia tak pernah minum sebelumnya, dia takut toleransinya terhadap alkohol seburuk Ayah dan Lan lainnya. Jika dia minum dan malah mabuk, tak akan ada yang bisa menjaga Ibu dan adiknya. Tetapi tingkah Wei WuXian menjadi semakin menyebalkan. Selain itu, Lan Xi mulai mengerutkan keningnya, menatap tidak suka pada tangannya yang sedang ditahan. Kesal pada tingkah kedua orang itu, SiZhui mengambil gelas dari tangan Wei WuXian dan menengaknya. Wei WuXian membuat suara cegukan lucu lalu tertawa. Setelah itu kepalanya jatuh membentur meja, tertidur atau mungkin pingsan. Lan Xi memiringkan kepalanya, bergeser ke arah SiZhui dan menjatuhkan kepalanya di paha kakaknya. Sedangkan SiZhui memijat keningnya, bagaimana dia membawa kedua orang ini kembali ke Yun Shen Bu Zi Chu?

Di Gusu, Lan Guang berkeliling mencari Ibu dan saudaranya. Dia awalnya bermain bersama JingYi di ladang kelinci, sampai mereka menemukan seekor kelinci melahirkan bayi-bayi kelinci. Dia bersemangat, ingin menunjukkan hal ini pada Ibu dan saudara-saudaranya. Tetapi dia tak dapat menemukan mereka, tak peduli dimanapun dia mencari. Menghentakkan kakinya dengan kesal, dia berjalan ke arah Hanshi dengan JingYi yang masih mengikutinya. Lan Guang membuka pintu dengan kasar, tidak peduli sopan santun dan JingYi sendiri terlalu terbiasa bertindak kurang ajar sehingga tidak mempermasalahkannya. Dia melihat Lan XiChen dengan tenang sedang melukis, bahkan tidak berbalik saat dia dan JingYi masuk dan mulai mencari ke setiap sudut. Berpikir jika Ibu dan kedua kakaknya mungkin bermain petak umpet dan memilih bersembunyi di Hanshi.

“JingYi.” Suara Lan XiChen lembut, memanggilnya dengan tenang. JingYi berbalik, menghadap Lan XiChen yang masih menyapu kuas pada lukisannya. Itu adalah pemandangan hutan pada musim dingin, dengan salju putih turun menutupi pohon-pohon yang tak memiliki daun.

“Apa tak ada sesuatu yang ingin kau sampaikan padaku?” JingYi berkedip bingung, memiringkan kepalanya sedikit. Lan XiChen menghela nafasnya, meletakkan kuasnya dan berbalik menatap JingYi dengan kedua matanya yang terlihat lelah. Dia terlihat berbeda dari ZeWu-Jun yang ada dalam ingatan JingYi. Apa yang membuatnya seperti ini? 

Lan XiChen melirik Lan Guang yang masih sibuk mencari sesuatu kesetiap ruangan yang ada, dia membiarkan bocah itu. Kemudian dia menatap lurus pada pemuda di depannya, yang balik menatapnya dengan kebingungan yang terpancar dengan jelas. Lan XiChen menurunkan pandangannya, menangkap sesuatu yang mengganjal dan menghela nafasnya, “Siapa dia?”

Berkedip dengan cepat, dia mengikuti arah mata Lan XiChen yang tertuju pada tangan kirinya. Tanpa sadar dia mengangkat tangan kirinya, memperhatikan mungkin ada yang aneh dengan tangannya. Saat dia melihat cincin yang tersemat di jarinya, dia paham dengan yang Lan XiChen maksud, “Ini pemberian temanku.”

Alis Lan XiChen terangkat, seorang teman memberikan benda seperti itu? Dia menyuruh JingYi mendekat, mengambil tangan kirinya dan mengamati cincin yang melingkari jemari lentik pemuda yang sangat dicintai keponakannya. Logam yang dipakai untuk menempa cincin ini cukup mahal, selain itu hiasan bunga kecil di atasnya cukup aneh. Mengeluarkan energi yang Lan XiChen tidak ketahui, tetapi itu tidak berbahaya. Lan XiChen melepasnya dari jari JingYi, mengabaikan protes dari yang lebih muda dan mulai mengamatinya. SiZhui tak mungkin memberikan benda ini pada JingYi. anak itu lebih memilih sesuatu yang sederhana dan sedikit kekanakan dibandingkan cincin. Selain itu, JingYi berkata ini pemberian temannya, tak mungkin dia menyangkal jika memang SiZhui yang memberikannya. Teman yang JingYi maksud ini.. dia kembali melirik Lan Guang yang entah bagaimana sudah berada di kolong tempat tidurnya. Ingin menegur keponakan nakalnya tetapi memilih untuk membiarkannya terlebih dahulu. Memilih fokus pada pemuda di depannya. Lan XiChen menyentuh bunga yang menjadi hiasan cincin, itu mengeluarkan cahaya yang cukup terang. Ini.. Artefak magis!

Miss you Mommy (TAMAT)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt