Bagian 45

15.8K 1.9K 251
                                    

Semilir angin membelai rambut panjangnya. Rambutnya hitam bak tinta yang mengalir, kulit putih bersih dengan mata emas yang berkilauan. Dia mengenakan pakaian berwarna putih bersih.

Saat dia mengulas senyumnya, orang lain akan ikut tersenyum karenanya.

Di tangannya, sebuah mahkota bunga yang dibuat oleh tangannya sendiri. Lan Guang meletakkan mahkota bunga itu di atas sebuah batu di depannya. Bunga kayu yang rusak tak lupa dia letakkan. Masih ada jejak kesedihan di matanya, tetapi itu sudah menjadi lebih baik.

Menerima segala yang terjadi, dan berusaha untuk terus hidup. Lan Guang tersenyum. Ya, dia akan menerima apapun yang terjadi.

“Hua Jie Jie, aku akan sangat senang jika kita bisa bertemu kembali.” Membungkuk sedikit, sebelum menegakkan tubuhnya kembali dan berbalik. Dia berjalan ke depan tanpa ragu, tak berbalik. Di depannya, Lan Xi sudah menunggu. mereka akan melanjutkan perjalanan hari ini. Bersama dengan Lan WangJi dan Wei WuXian kali ini, mereka akan pergi ke Desa Wu.

Wei WuXian ingin menyelidiki sesuatu sedangkan kedua saudara kembar itu menginginkan sesuatu di tempat itu.

..

..

SiZhui melirik pada anak kucing yang tidur di lengan JingYi dengan bingung. Bukan kah itu anak kucing yang membuat temannya ini berlarian di kamar?

“Dia sangat lucu! Kau akan menamainya apa?” tanya Lan Guang dengan penasaran.

JingYi terlihat memikirkan sebuah nama, “Xiao Mao.”

“Itu manis! Dia harus bertemu dengan Xiao Gu!”

Kemudian, bocah itu mulai memikirkan cara agar beberapa kelinci milik Ayahnya masuk ke dalam mangkuknya sebagai makan malam saat pulang ke Gusu. SiZhui menarik tangan JingYi, menunjuk pada anak kucing di dalam dekapan temannya.

“A-Yi, kau tahu kita tak bisa memeliharanya. Tinggalkan dia sekarang.”

Kening pemuda yang lebih kecil mengerut, dia terlihat kesal, “Aku yang akan memeliharanya. Kau tak usah memikirkannya. Dia hanya kucing kecil yang menggemaskan.”

JingYi menggaruk bagian belakang kucing tersebut. Xiao Mao mendengkur lalu membuka matanya. Entah ini hanya perasaan SiZhui atau memang kucing itu menatapnya dengan tatapan mengejek.

Wei WuXian menertawakan interaksi kedua bocah itu. Lihat putra nya itu, sangat mirip dengan Ayahnya. Tak pernah berani mengatakan perasaannya.  Semoga dia bisa bertindak cepat. Kalau tidak, dia akan menyesal ketika orang yang disukainya melirik orang lain dan bukan dirinya.

Saat mereka semua duduk untuk beristirahat, Wei WuXian mendekati SiZhui. Mengajaknya berbincang sembari memberikan saran bagi pemuda tersebut. Dia merasa SiZhui membutuhkan sedikit bimbingan darinya. Mengajarinya menjadi seorang penggoda sepertinya tidak mungkin. Selain karena dia berwajah tipis seperti Lan WangJi, Wei WuXian pula tak ingin anaknya menjadi seperti itu.

Ya.. menggoda kecantikan memang menyenangkan, tetapi sebaiknya jangan sampai putranya melakukan.

Tidak! SiZhui yang ramah lebih menyenangkan dibandingkan SiZhui menjadi seorang penggoda. Tetapi, memikirkan hal ini Wei WuXian merasa sedikit penasaran. Apakah bakat menggodanya menurun pada SiZhui?

Terlarut dalam pikirannya, Wei WuXian bahkan tak menyadari makhluk tambahan di dekatnya. Ketika Lan Guang menyandarkan dirinya pada bahu Wei WuXian, pemuda itu tersentak terkejut tetapi segera berusaha membuat remaja yang bersandar padanya nyaman.

SiZhui tersenyum, “Aku akan membantu Ayah.” katanya sebelum dia meninggalkan adiknya bersama dengan sang Ibu. Wei WuXian mengangguk. Membiarkan SiZhui meninggalkan mereka. Dia memperhatikan Lan Xi yang terlihat murung, Sejak mereka bangun pagi ini, remaja itu sudah menggantung awan gelap di atas kepalanya.

Miss you Mommy (TAMAT)Where stories live. Discover now