Bagian 23

16.6K 1.9K 179
                                    

Hallo semuanya!! Saya sebagai penulis yang tidak bertanggung jawab dan tidak memiliki jadwal update yang tepat datang membawakan chapter baru untuk cerita ini

Chapter 24 sedang dalam proses pengerjaan dan akan selesai kemungkinan besar besok hari. Tetapi saya terpaksa mengecewakan para pembaca bahwa saya kemungkinan besar baru akan mengupdate nya ketika hari Minggu nanti nya. Kemungkinan kecil, akan saya up ketika saya selesai menulisnya.

Sedikit pemberitahuan untuk chapter 24, disana akan banyak adegan flashback selama masa kehamilan Mama Wei yang kedua.

Harap pembaca sekalian tidak kecewa dan masih mau membaca cerita sederhana saya dan memberikan dukungan bagi cerita saya! O(^_^)O

Saya ingin mengatakan sedikit cuap-cuap tak penting, saya sangat menghargai para pembaca yang menyempatkan diri mereka untuk mengomentari cerita saya. Entah itu untuk memberikan pujian, kritik maupun saran. Saya sangat senang menerimanya! Karena itu, saya mengharapkan untuk chapter kali ini, para pembaca bersedia membagikan sedikit inspirasi yang mungkin muncul atau sudah lama kalian simpan ketika membaca cerita sederhana saya ini.

~~

~~

~~

Dalam perjalanan kembali ke kota berkabut itu, yang banyak mengeluarkan suara adalah Wei WuXian. Dia akan berceloteh mengenai apa saja yang melintas di dalam kepalanya. Xing Su akan sesekali menanggapi tetapi dia tidak secerewet Wei WuXian. Sedangkan Lan Xi dan Lan WangJi berjalan dalam diam di belakang keduanya.

Sekarang ini, Lan Xi tengah membayangkan bagaimana jadinya jika yang berada di samping Wei WuXian bukanlah Xing Su melainkan Lan Guang, adiknya yang sama cerewetnya dengan dirinya. Pastilah perjalanan mereka akan semakin ribut lagi.

Tiba-tiba saja Wei WuXian berhenti lalu berbalik ke arah dirinya dan Ayahnya. Lan Xi merasa sedikit gugup ketika dia harus berhadapan dengan pemuda ini entah karena apa. Wei WuXian menghampiri keduanya. Tidak! Lebih tepatnya Wei WuXian menghampiri dirinya!

Senyum terulas pada wajahnya dan tangan kurusnya diletakkan di pundak Lan Xi, "Apa kau lelah? Kita bisa beristirahat jika kau lelah."

Lan Xi menggeleng dengan cepat. Dia telah berjanji untuk tidak menjadi penghalang bagi Wei WuXian dan lainnya. Dia tidak akan membiarkan Wei WuXian berhenti hanya demi dirinya. Lagi pula, ini hanya perjalanan singkat dan Lan Xi merasa baik-baik saja.

Walau seperti itu, dia tetap tidak bisa menyembunyikan perasaan bahagianya karena pemuda ini ternyata memperhatikan dirinya.

Wei WuXian memandang dirinya dengan sedikit khawatir, "Apa kau yakin?"

Sekali lagi, Lan Xi hanya membalas dengan anggukan semangat. Dia berjalan dengan lebih cepat, berusaha meyakinkan pemuda itu bahwa dirinya baik-baik saja. Meskipun masih ada sedikit keraguan yang melintas di mata pemuda itu, Lan Xi tahu jika dia tidak akan memperpanjang masalah lagi.

Mereka tiba di kota berkabut dengan cepat. Xing Su adalah yang pertama kali berlari masuk ke dalam kota ketika mereka bisa melihat pintu gerbang kota itu. Lan Xi mengalihkan pandangannya pada sang Ayah.

Manik ungu keabuannya sedikit bergetar ketika melihat pandangan penuh cinta dari mata Ayahnya untuk pemuda yang berjalan di depan mereka. Mungkinkah Ayahnya tertarik pada pemuda ini? Apakah.. apakah Ayahnya sudah mulai menggantikan Ibunya?

Meskipun hatinya terasa masam, Lan Xi tahu dia tidak memiliki hak untuk berbicara. Ayahnya telah menunggu selama 15 tahun dengan sabar. Tak pernah melirik orang lain dan dengan baik membesarkan dirinya dan saudara-saudaranya. Memanjakan mereka namun mendidik mereka dengan sangat baik. Jika memang pemuda ini berhasil menarik minat Ayahnya, mungkin akan Lan Xi biarkan.

Miss you Mommy (TAMAT)Where stories live. Discover now