Bagian 30

18.4K 2K 217
                                    

Wei WuXian, "Tidak ada. Hanya saja aku merasa tidak ingin berpisah dengan anak-anakmu.. aku tak tahu mengapa. Lan Zhan.. tak bisa kah kita membawa mereka saja? Akan sangat sepi jika hanya kau dan aku saja bukan? Kita bawa SiZhui dan adik-adiknya oke?"

"Wei Ying, Lan Yuan sibuk. Perjalanan kita berbahaya."

Wei WuXian terlihat tidak terima dan ingin membantah. Tetapi dia tahu apa yang dikatakan oleh Lan WangJi benar adanya. Perjalanan yang mereka lakukan memang berbahaya. Wei WuXian bahkan tidak merasa optimis dapat melindungi ketiga anak itu dengan baik. Lihat saja contohnya pada kota berkabut. Lan Xi hampir saja mati dan anak-anak yang lainnya juga begitu. Mereka tak akan tahu kapan mereka akan menemui bahaya semacam itu lagi. Selain itu, membawa mereka hanya akan menjadi penghambat dalam misi Wei WuXian dan Lan WangJi.

Juga, SiZhui yang memiliki status calon ketua pasti sibuk dan kedua bocah kembar itu pasti memiliki hal lain yang harus mereka lakukan. Meskipun dia masih merasa enggan, tetapi dia terpaksa setuju.

Wei WuXian, "Lalu, kapan kita akan berangkat?"

Lan WangJi, "Besok."

"Ai? Bukankah itu terlalu cepat?"

Lan WangJi, "Xiong Zhang meminta untuk cepat menyelidikinya."

Wei WuXian mengangguk dengan sedih. Dia keluar dari Jingshi untuk mencari si kembar. Rencananya ingin menghabiskan lebih banyak waktu bersama mereka sebelum pergi esok. Tetapi dia tak dapat menemukan keduanya. Akhirnya, dia memilih beralih pada SiZhui. Bahkan jika dia hanya bisa duduk diam memperhatikan wajah pemuda itu, tak masalah baginya.

Wei WuXian membiarkan kakinya untuk membawanya ke tempat yang dia yakini dimana SiZhui berada. Melewati hutan bambu yang asing namun terasa familiar di dalam ingatannya hingga akhirnya dia tiba di sebuah rumah kecil sederhana yang hanya terbuat dari bambu.

'Rumah Bambu' muncul di dalam ingatannya. Sekilas dan tak jelas. Mungkin itu wanita. Mungkin juga seorang pria. Dia duduk di rumah bambu sambil menyisir rambutnya yang panjang. Bayangan itu segera menghilang ketika dia mendengar suara pedang yang memotong angin. Suaranya halus namun tajam. Wei WuXian berjalan mencari sumber suara. Di belakang rumah bambu, seorang pemuda dengan pakaian putih sedang berlatih pedang. Pita rambutnya yang panjang berkibar bersama dengan rambutnya sembari kakinya melangkah ke kiri dan kanan dengan tangan yang mengayunkan pedang. Gerakan pemuda itu cukup halus. Dia terlihat seolah sedang menari bersama dengan pedangnya, tetapi Wei WuXian bisa melihat beberapa goresan pada batu besar di dekat si pemuda dan beberapa pohon bambu yang terpotong membuktikan serangan sang pemuda cukup mematikan.

Wei WuXian terpana untuk beberapa saat dengan gerakan si pemuda. Si pemuda awalnya tak menyadari kedatangan Wei WuXian, tetapi ketika dia merasa ada sepasang mata yang memperhatikannya, dia segera menghentikan gerakannya dan mencari sepasang mata itu. Ketika kelabu bertemu dengan kelabu, keduanya terdiam sejenak. Tak ada suara di antara keduanya dan hanya ada hembusan angin yang menerbangkan daun bambu. Si pemuda tersenyum pada Wei WuXian.

Wei WuXian tersentak, "Lan Zhan?"

Tetapi dia segera menggeleng. Tentu pemuda di depannya ini bukan lah Lan WangJi. Tak tau mengapa dia mengatakan hal itu. Mungkin karena pemuda itu terlihat mirip dengan Lan WangJi. Atau mungkin karena dirinya tanpa sadar melihat bayangan Lan WangJi pada pemuda itu. Bukan hanya Lan WangJi sebenarnya. Dia juga bisa melihat dirinya sendiri.

"Senior Mo?"

Wei WuXian menggeleng, dia membalas senyuman si pemuda. Pemuda yang tak lain SiZhui itu mengajak Wei WuXian untuk duduk sejenak di rumah bambu. Wei WuXian segera mengiyakan ajakan SiZhui. SiZhui mengajak Wei WuXian untuk bercerita. Sama seperti Lan Guang yang selalu memiliki topik pembahasan, Wei WuXian juga seperti itu. Jadi, SiZhui hanya perlu sekali bertanya dan Wei WuXian lah yang akan melanjutkan topik apa yang akan mereka bahas. Banyak sekali yang mereka bicarakan. Semua bukan hal penting dan hanya perbincangan yang santai. Tetapi, keduanya saling menikmati. Bahkan mereka tak sadar jika telah lama duduk berbincang di dalam rumah bambu ini.

Miss you Mommy (TAMAT)Where stories live. Discover now