Pindah Apartemen

7.4K 410 10
                                    

"Farzan ini bukan masalah siapa mereka dan siapa dirimu. Mereka menghormatimu sebagai atasan mereka dan orang kepercayaan mereka, tapi mereka juga khawatir dan ingin melihat masa depan perusahaan yang cerah. Mereka tentu akan sangat bahagia jika kamu tetap menjadi memimpin, tapi tidak mungkin kamu selamanya bisa memegang perusahaan. Seperti aku, aku butuh kamu untuk meneruskan perusahaan." Jelas Ayah.

Farzan terdiam dan tidak mengatakan sepatah kata pun. Sedangkan Ibu terlihat khawatir, takut anak dan suaminya itu bertengkar karena masalah itu. Karena bagaimana pun, Ibu nya sangat tau sifat buruk Farzan dan karena itu jugalah dia tidak mau menerima wanita mana pun yang berusaha masuk ke hidup nya.

"Jika kamu terlalu sulit untuk mencari wanita yang akan menemanimu dalam hidupmu, Ayah punya seseorang yang pas untukmu. Dia anak dari kenalan Ayah dan Ibumu." Ucap Ayah.

Mendengar itu Farzan langsung menatap Ayah nya seakan ingin mengatakan dia enggan dengan semua itu. Karena bagaimana pun Farzan sangat membenci anak anak teman Ayahnya yang mewarisi perusahaan orang tuanya itu.

"Kamu tenang saja, dia bukan gadis dari kalangan atas. Dia anak dari teman Ayah dan Ibumu saat kami masih remaja, dia anak dari sahabat kami. Ayah akan menjamin kalau dia adalah gadis yang baik dan kamu akan bisa menerimanya." Ucap Ayah.

"Ayah tentu dia akan baik baik saja, tapi aku ragu apakah wanita yang akan menjadi istrinya itu baik baik saja." Ucap Aqlan.

"Tidak bisakah kamu diam? Pergilah dari pandanganku!!! " Ucap Farzan dengan nada tinggi.

"Sudahlah, jangan hiraukan dia." Ucap Ibu sambil mengelus bahu Farzan.

"Aku masih ada rapat, aku akan kembali ke kantor." Ucap Farzan kemudian berdiri dari duduknya.

"Pikirkan yang Ayah katakan, jawab secepat mungkin karena bagaimana pun mereka sudah mendesak. Jika kamu tidak menikah, Ayah khawatir perusahaan akan diturunkan paksa kepada Adikmu dan kamu pasti tau nanti bagaimana hancurnya perusahaan jika sudah ditangan Adikmu." Ucap Ayah.

"Apa yang bermasalah dengan ku? Kenapa harus menyeretku dalam masalah ini Ayah." Sahut Aqlan merasa tidak terima.

Farzan memutuskan untuk kembali ke kantornya dan menyelesaikan pekerjaan nya.

***

Sepulang dari kantor, Zakiyah langsung menuju Apartemen Akhtar untuk membantu Zabdan mengemasi barang barang nya. Zakiyah memasukkan baju baju Zabdan ke koper dan Zabdan sibuk mengemasi barang barang miliknya yang lain. Setelah selesai, Mereka sudah siap untuk pergi dari Apartemen. Saat Zakiyah akan meletakkan uang untuk biaya Apartemen Zabdan di atas meja,  Akhtar datang dan masuk ke dalam Apartemen.

"Kiyah, apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu membawa barang barang Zabdan?" Tanya Akhtar.

"Itulah yang ingin kutanyakan. Sebenarnya seberapa besar masalah kalian sampai dia memintaku untuk pindah." Sahut Zabdan kesal.

"Ini uang untuk biaya hidup dan Apartemen Zabdan. Jika kurang kamu hubungi saja aku dan aku akan membayarnya." Ucap Zakiyah kemudian menarik tangan Zabdan untuk pergi dari Apartemen itu.

Tapi tentunya Akhtar tidak akan membiarkan nya begitu saja. Akhtar menarik tangan Zakiyah dan menghentikan Zakiyah untuk melakukan itu. Melihat itu, Zabdan menarik koper dari tangan Kakaknya dan berjalan keluar. Zabdan membiarkan mereka berdua di Apartemen untuk menyelesaikan masalah mereka, sementara Zabdan menunggu di luar.

"Kiyah maafkan aku, aku tidak bermaksud untuk menyembunyikan ini tapi aku hanya tidak ingin kamu terluka." Ucap Akhtar sambil memegang tangan Zakiyah.

"Apa maksudmu? Jangan mengatakan omong kosong dengan ku, aku sudah muak mendengarnya." Jawab Zakiyah.

"Kiyah, pikirkan saja. Keluargaku mengalami masalah ekonomi, perusahaan milik Ayahku menghadapi masalah dan butuh banyak investasi. Kamu tau kan seberapa besar perusahaan milik Jihan? Orang tuanya menjodohkan Jihan dengan ku dan aku tidak bisa menolak karena itu bisa membantu keluargaku. Aku hanya akan menikah dengan nya sampai keuangan keluarga stabil, setelah itu aku akan menceraikan nya dan menikahi mu Kiyah. Sepeti rencana awal kita, kamu juga tau kalau aku mencintai kamu bukan dia." Jelas Akhtar.

"Bukankah ini namanya memanfaatkan?"

"Kiyah, aku hanya membutuhkan bantuan nya dengan cara itu."

"Hah, aku tidak menyangka kamu akan begini. Seberapa buruk pun keadaan mu jangan pernah menghancurkan hati orang lain apalagi memanfaatkan nya. Kenapa kamu tidak menceritakan masalahmu kepadaku? Apa kamu pikir aku tidak bisa membantu? Aku tidak punya apa apa?" Jawab Zakiyah dengan nada tinggi.

"Kiyah bukan begitu maksudku." Ucap Akhtar sambil memegang tangan Zakiyah.

"Lalu apa? Ah, apa maksudmu nanti disaat kamu sudah menceraikan nya dan kita menikah. Kemudian jika sesuatu terjadi dengan keluarga mu, kamu akan menceraikan dan menikahi wanita kaya lagi kemudian menikahi ku lagi, begitu? " Ucap Zakiyah.

"Kiyah aku tidak bermaksud begitu."

"Hentikan Akhtar, pernikahan bukan lelucon yang sperti kamu kira. Apalagi bagi wanita, pernikahan itu sesuatu yang sangat penting dalam hidupnya. Berhenti mempermainkan sebuah hubungan dan perasaan orang lain, karena kamu tidak pernah tau seberapa dalam orang itu terluka setelah kamu melukainya." Ucap Zakiyah.

"Zakiyah aku... "

"Sudah cukup. Aku sudah memberimu kesempatan untuk berbicara malam itu tapi kamu menganggapku tidak tau apa apa. Kita akhiri saja hubungan ini." Ucap Zakiyah kemudian mendorong tangan Akhtar dan berjalan keluar dari Apartemen.

"Kiyah, Kiyah, Kiyah!!!! " Teriak Akhtar kemudian menjatuhkan barang barang yang ada diatas meja.

Sangat sulit bagi Zakiyah melakukan semua itu, tapi dia benar benar merasa sakit hati. Zakiyah hanya bisa menangis dan membawa barang barang adiknya ke Apartemen miliknya.

"Kenapa kamu meninggalkannya? Jiak terlalu sulit tidak perlu melakukan itu, kalian bisa bicara baik baik dan akan kembali seperti biasa." Ucap Zabdan saat melihat Zakiyah yang menangis.

Zakiyah tidak menjawab namun hanya menghapus air mata yang jatuh dipipinya.

Setelah hari itu, Zakiyah tidak pernah lagi berbicara dengan Akhtar. Sekali pun bertemu dijalan, Zakiyah akan membuang muka dan bertingkah seolah tidak mengenalnya. Sedangkan Akhtar berusaha setiap hari membujuk Zakiyah melalui Zabdan, dia meminta Zabdan membujuk Zakiyah untuk bisa memaafkan nya. Tapi, hati yang sudah terluka sangat sulit untuk menerima kembali sesuatu yang membuatnya terluka itu.

Sekarang tinggal menghitung hari menjelang acara pertunangan Akhtar dan Jihan. Semua karyawan perusahaan sibuk menyiapkan diri mereka untuk datang ke pesta yang mewah itu. Sedangkan Zakiyah hanya bisa menatap laptop yang ada di depan nya dengan tatapan kosong. Sudah hampir 5 hari Zakiyah seperti itu, makan hanya seadanya, tidur seadanya bahkan kerja seadanya.

"Kiyah sampai kapan kamu mau begini? Kamu benar benar terlihat sangat menyedihkan. Sadarkna dirimu! Apa gunanya kamu merenungi lelaki brengsek seperti dia." Ucap Erina.

Zakiyah hanya diam dan terus menatap layar laptopnya.

"Ayo kita belanja."

"Belanja apa maksudmu?" Jawab Zakiyah.

"Beli pakaian dan peralatan lainnya untukmu, kita akan menghadiri pesta pertunangan mereka dan buktikan kalau kamu baik baik saja tanpa lelaki brengsek itu." Ucap Erina.

"Benar! Hah dia pikir dia lelaki satu satu nya di dunia ini hah?! Aku bisa mencari sepuluh lelaki yang lebih darimu, aku akan membuang sampah yang tidak berguna seperti mu brengsek!!! " Ucap Zakiyah dengan nada tinggi.

Traces Of Marriage(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang