Kekhawatiran

6.3K 362 34
                                    

Kringg,,, kring,,,

"Halo?" Ucap Farzan.

"Maaf Tuan, saya tidak tahu harus menghubungi siapa lagi. Nyonya dan Tuan pergi dan Tuan Aqlan tidak dirumah, saya tidak bisa menghubungi mereka dan saya minta maaf karena mengganggu pekerjaan Tuan. Nyonya Zakiyah terjatuh dari tangga saat akan meletakkan nampan sarapan ke dapur Tuan, maafkan kelalaian saya." Jawab Bibi Vardah dari balik telepon.

"Apa?! Kenapa membiarkan dia bergerak?!! Sudah aku katakan jaga dia. Panggilkan Dokter, aku akan menghancurkan kalian jika terjadi sesuatu padanya." Teriak Farzan kemudian menutup telepon.

Aqmar yang masih berada diruangan Farzan menatap sepupunya itu dengan tatapan seolah dia sudah mengetahui apa yang terjadi.

"Kenapa? Apa wanita yang kusukai itu terluka?" Ucap Aqmar.

Farzan tidak memperdulikan ucapan Aqmar dan berjalan menuju pintu.

"Lihatlah, kamu menjadi gila karena seorang wanita. Inilah yang membuatku semakin tertarik untuk merebut wanita itu, dia bisa membuat seorang pria yang tidak memiliki perasaan menjadi ketakutan dan bahkan meneriaki seseorang karena nya. Bolehkah aku menggodanya? Sepertinya dia sangat menarik, bagaiaman jika aku membawanya tidur bersama? Kami mungkin akan memiliki hubungan yang Bagus setelah itu." Ucap Aqmar.

Bruss!!

Beberapa pukulan mendarat di wajah Aqmar dari kepalan tinju Farzan, Farzan benar benar memukul Aqmar dalam keadaan emosi, dia tidak bisa mengendalikan dirinya lagi. Ketika itu terjadi, Sekretaris Yan kebetulan ingin menemui Farzan dan langsung menutup semua pintu ruangan Farzan sebelum semua karyawan melihat. Sekretaris Yan langsung menghentikan Farzan, karena Aqmar sudah terlihat penuh dengan darah dan tidak bertenaga lagi.

"Tuan hentikan, jangan lakukan ini, tolong kendalikan diri anda." Ucap Sekretaris Yan.

Namun, Farzan seakan tidak mendengar Sekretaris Yan dan terus menerus memukul Aqmar.

"Nona Zakiyah!!" Teriak Sekretaris Yan yang membuat Farzan langsung menghentikan tangan nya untuk memukul Aqmar.

"Istri anda sedang terluka, jangan perdulikan sampah sepertinya. Dia tidak akan diam, dia hanya memancing emosi anda agar anda tidak bisa mengendalikan diri." Ucap Sekretaris Yan.

Farzan melepaskan Aqmar dan langsung keluar dari ruangan. Farzan langsung melajukan mobilnya menuju rumah.

Farzan langsung berlari memasuki rumah dan berlari menuju kamar untuk melihat bagaimana keadaan Zakiyah. Saat Farzan memasuki kamar, Zakiyah sudah berbaring diatas kasur dan Dokter Aatirah yang baru saja selesai mengecek tubuh Zakiyah. Zakiyah tersenyum saat melihat Farzan datang, namun pria itu hanya menunjukkan ekspresi ketakutan dan khawatir, hal itu tentu membuat Zakiyah kebingungan dengan reaksi Farzan.

Farzan langsung berjalan mendekati Zakiyah dan memeluk erat tubuh Zakoyah. Zakiyah tersenyum Mali kepada Dokter Aatirah dan Bibi Vardah.

"Lepaskan, mereka sedang memperhatikan kita." Bisik Zakiyah kepada Farzan agar melepaskan nya.

Namun, Farzan tidak memperdulikan ucapan Zakiyah dan terus memeluk erat tubuh Zakiyah. Dokter Aatirah dan Bibi Vardah kemudian keluar dari kamar dan menunggu di ruang tamu.

"Apa yang sakit?" Tanya Farzan sambil memeriksa seluruh tubuh Zakiyah.

"Aku tidak apa apa, aku tidak sengaja terjatuh dan mendapatkan luka di paha ku. Untung nya tidak mengenai kaki ku yang baru saja patah, kalau sampai mengenai kaki ku yang patah ini, mungkin aku tidak akan bisa berjalan." Jawab Zakiyah.

"Karena itulah aku memintamu untuk tidak bergerak terlalu banyak, minta bantuan orang dirumah jika kamu membutuhkan sesuatu. Kapan kamu akan mendengarkan aku?" Ucap Farzan sambil menatap Zakiyah khawatir.

"Kamu tidak berteriak padaku? Biasanya kamu akan meneriaki ku jila aku melakukan kesalahan." Ucap Zakiyah.

Farzan hanya diam dan terus menatap Zakiyah.

"Baiklah, aku akan lebih berhati hati. Maafkan aku, karena membuatmu khawatir. Tunggu, apa yang terjadi dengan tanganmu? Kenapa kamu penuh darah? Apa kamu terluka?" Ucap Zakiyah sambil memegang tangan Farzan yang penuh dengan darah.

"Aku baru saja hampir membunuh seseorang karena mendengarmu terluka. Aku hampir membunuh seseorang karena dia mengatakan hal buruk tentangmu, benarkah aku tidak punya perasaan? Apa aku bukan manusia?" Ucap Farzan yang tanpa sadar sudah meneteskan air matanya di pipi nya.

"Farzan, apa yang kamu katakan, jangan mengatakan omong kosong seperti itu." Ucap Zakiyah merasa khawatir sambil menghapus air mata Farzan.

"Seseorang mengatakan bahwa aku tidak memiliki perasaan, aku juga sudah terlalu sering mendengar orang mengatakan aku bukan manusia normal, aku tidak memiliki rasa kasihan, aku kejam. Aku tidak pernah memperdulikan itu sebelumnya, tapi saat aku memikirkan jika kamu meninggalkan aku karena itu, aku benar benar ingin menggila. Apa kamu akan meninggalkan aku karena begini?" Tanya Farzan yang membiarkan air matanya mengalir di pipi nya.

Zakiyah tersenyum dan mengelus lembut kepala Farzan.

"Kamu anak yang baik, suami yang baik, kakak yang baik dan sahabat yang baik. Eii, harus aku akui walaupun awalnya kamu sangat menjengkelkan, tapi aku tidak pernah menyangka kalau sebenarnya sifatmu yang seperti itu, hanya untuk mempertahankan dirimu. Kamu tidak ingin orang lain menginjakmu, kamu tidak ingin terlihat lemah dan kamu tidak ingin orang lain mengambil milikmu. Kamu sudah melakukan hal yang baik suami ku, aku bangga memilikimu sebagai suami ku. Siapa yang mengatakan hal buruk tentangmu? Mereka hanya orang bodoh, lain kali jika mereka mengatakan hal buruk tentangmu lagi, katakan padaku. Aku akan membunuh mereka, aku akan menyumbat mulut mereka dengan sendalku, kamu tahu bukan aku jago bergelut." Ucap Zakiyah sambil tersenyum kepada Farzan.

Farzan tidak mengatakan apapun dan langsung menarik Zakiyah untuk memeluknya. Zakiyah memeluk erat tubuh Farzan dan membiarkan pria yang merupakan suaminya itu meluapkan semua beban nya padanya.

***

"Bagaimana? Apa ada jawaban?" Tanya Aydan kepada Rayyan.

"Tidak, dia tidak menjawabnya." Jawab Sekretaris yan.

"Kenapa kamu tidak mencegahnya pergi disaat ada rapat penting seperti ini? Apa dia benar henar tidak memperdulikan perusahaan nya lagi?" Ucap Khansa kepada Sekretaris Yan.

"Istrinya terluka dan bagaimana mungkin dia bisa diam saja dan terus melanjutkan pekerjaan nya?" Ucap Sekretaris Yan.

"Wahhh, aku benar benar membenci gadis itu, aku berharap dia menghilang agar Farzan tidak menggila seperti ini lagi." Ucap Khansa.

Karena tidak kunjung mendapatkan jawaban, Sekretaris Yan memasuki ruang rapat dan menghadapi semua orang penting yang ada disana.

"Maafkan saya, Tuan Farzan ada sedikit masalah dan dia harus menyelesaikan nya. Bisakah Tuan semua menunggu sebentar?" Ucap Sekretaris Yan.

"Apa apaan ini, kami sudah menunggu 35 menit dan dia juga tidak kunjung datang."

"Benar kata orang, tidak selamanya orang hebat itu akan melakukan pekerjaan nya dengan baik, akan ada masanya dia melakukan kesalahan."

"Saya tidak pernah menyangka kalau Tuan Farzan akan terlambat di hari penting yang menentukan nasib perusahaan nya. Aku tidak tahu bagaimana jalan pikiran nya."

Begitulah perbincangan dan respon dari para investor dan pemegang saham yang ada diruang rapat.

"Maafkan saya." Ucap Sekretaris Yan sambil menundukkan kepala.

"Aku akan membunuh gadis itu." Ucap Khansa.

"Tidak bisakah kamu diam? Kamu hanya memperburuk kondisi." Ucap Aydan.

Traces Of Marriage(END)Where stories live. Discover now