Kunjungan

6.3K 416 32
                                    

Farzan berjalan menghampiri Zakiyah dan membuka dengan pelan selimut yang menutupi tubuh Zakiyah. Farzan terus menarik selimut agar Zakiyah membukanya, tapi Zakiyah malah menarik balik selimut dan tidak mau menatap Farzan. Karena terlalu kesal, Farzan menarik paksa selimut dari tubuh Zakiyah sampai membuat selimut itu terbuka dari tubuh Zakiyah dan terlempar ke sembarang arah. Zakiyah langsung menatap Farzan kesal karena apa yang dilakukan nya kepada Zakiyah.

"Bisakah kamu tidak egois? Biarkan aku mengobati luka mu." Ucap Farzan sambil ingin membuka sedikit ujung baju Zakiyah agar bisa mengoleskan obat diluka yang ada di pinggangnya.

Zakiyah langsung mendorong tangan Farzan menjauh agar tidak menyentuhnya.

"Zakiyah!! " Bentak Farzan.

"Jangan menyentuhku, kamu tidak berhak untuk melakukan itu." Jawab Zakiyah.

"Kamu ingin mati?" Tanya Farzan dengan tatapan tajam nya.

"Iya, bunuh aku sekarang, aku terlalu enggan untuk melihat wajah mu." Jawab Zakiyah.

"Diamlah!! Aku akan berpura pura tidak mendengarnya." Ucap Farzan sambil ingin mengobati kembali luka Zakiyah.

"Pergi!! " Teriak Zakiyah yang sudah menangis.

Farzan hanya bisa menatap Zakiyah tanpa mengatakan apapun.

"Aku hanya menyulitkanmu, aku beban untukmu, kamu tidak pernah percaya padaku karena memang aku tidak ada artinya untukmu. Di matamu hanya ada Khansa Khansa dan Khansa, apa kamu tahu betapa terluka nya aku saat kamu membelanya di hadapan semua orang?! " Teriak Zakiyah dalam isak tangisnya.

"Aku tidak membelanya, aku hanya ingin menyelesaikan semuanya tanpa memperpanjang masalah, aku tidak tahu siapa yang benar dan salah, tapi aku tetap akan mempercayaimu. Aku tidak perduli lagi siapa yang salah dan benar saat melihatmu terluka, pikiranku kacau dan aku tidak bisa melampiaskan amarahku pada siapa pun. Jika aku memarahi nya, teman teman ku akan membencimu karena aku membelamu, mereka akan berfikir kamu yang mempengaruhi aku, aku tidak ingin semua orang memikirkan buruk tentang mu. Haruskah aku membunuhnya agar kamu tidak marah padaku lagi?" Ucap Farzan sambil menatap Zakiyah.

Zakiyah hanya menangis dan tidak bisa mengatakan apapun, karena menurutnya pun yang dikatakan Farzan itu masuk akal dan ada benarnya.

"Pergilah. " Ucap Zakiyah dalam isak tangisnya.

Farzan langsung menarik tubuh Zakiyah dan membawanya kedalam pelukan nya. Farzan memeluk erat tubuh Zakiyah yang sedang terisak isak dalam tangisnya itu, Farzan memeluknya seakan ingin memberitahukan semuanya baik baik saja.

Setelah mengobati luka Zakiyah, Zakiyah tertidur diatas kasur. Farzan keluar dari kamar dan bertemu dengan orang tuanya dan juga Adiknya.

"Bagaimana kabar Zakiyah? Ibu ingin melihatnya, kenapa kamu melarang Ibu?" Ucap Ibu khawatir.

"Biarkan dia istirahat Bu, jika Ibu menjenguknya sekarang dia akan merasa tidak enak dan menahan tubuhnya agar tetap kuat untuk bisa berbicara dengan Ibu. Nanti, setelah dia cukup membaik aku akan meminta Ibu menemuinya." Jawab Farzan.

"Jaga dia dengan baik baik, berikan pengobatan terbaik." Ucap Ayah.

Farzan langsung mengangguk.

"Aku melihat kaki Kakak Zakiyah patah, pasti sulit baginya untuk kemana mana. Aku akan membantunya, biarkan aku menjadi kakinya sementara, aku akan memopongnya kemana pun dia ingin pergi." Ucap Aqlan.

"Apa kamu sudah bosan hidup?" Ucap Farzan kemudian pergi meninggalkan Adiknya itu.

Setelah Zakiyah dibawa pulang, tinggal lah Khansa sendiri didalam ruangan itu. Aydan dan Valeeqa menemani Khansa untuk mendapatkan perawatan.

Disaat mereka sedang berbincang bincang, Rayyan datang dan masuk ke dalam ruangan. Seketika Khansa langsung penasaran apa yangg terjadi dengan Zakiyah dan Farzan setelah kejadian itu.

"Apa kamu mengikuti mereka?" Tanya Khansa kepada Rayyan.

"Tidak, aku hanya membereskan urusan pengobatan Nona Zakiyah." Jawab Rayyan.

"Bagaimana? Apa Farzan masih memarahi Zakiyah?" Tanya Khansa.

"Kenapa kamu menanyakan itu? Seharusnya kamu menanyakan keadaan mereka. Apa kamu terlalu senang untuk menyaksikan mereka bertengkar karenamu? " Ucap Valeeqa dengan ekspresi kesal.

"Apa maksudmu? Dia memang pantas mendapatkan itu, memangnya dia pikir siapa dia yang merasa pantas untuk Farzan. Dia hanya gadis miskin." Ucap Khansa.

"Khansa!! Cukup, tingkahmu ini benar benar gila, apa kamu tahu kalau kamu sudah berbuat sesuatu yang mencelakai orang lain?! " Bentak Valeeqa.

Rayyan langsung menarik tangan Valeeqa, seakan mengingatkan nya untuk tetap sabar dan jangan sampai terbawa emosi. Valeeqa hanya menatap Rayyan dan kembali melirik Khansa yang terlihat tersenyum bahagia diatas tempat tidurnya. Sementara Aydan hanya bisa diam dan tidak ingin campur, agar tidak memperkeruh suasana.

"Cobalah berfikir Khansa, bagaimana pun Zakiyah dan siapa pun dia, dia tetaplah istri sah Farzan sekarang. Dia wanita yang sudah dipilih untuk Farzan, jadi hentikan pikiran burukmu untuk menghancurkan mereka." Ucap Valeeqa.

"Farzan milikku, dan sampai kapan pun akan tetap menjadi milikku." Ucap Khansa.

"Kamu!!,,"

Rayyan langsung menarik tangan Valeeqa untuk keluar dari ruangan, agar Valeeqa tidak terbawa emosi dan nantinya membuat masalah. Setibanya didepan rumah sakit, Valeeqa mendorong tangan Rayyan untuk menjauh.

"Tenangkan dirimu, kamu kan sudah tahu bagaimana Khansa, semakin kamu kasar kepadanya, semakin dia akan bersikeras untuk melakukan semua yang diinginkannya. Sudah aku katakan, tenangkan dirimu dan jangan terbawa emosi." Ucap Rayyan.

"Apa kamu pikir aku bisa tetap diam disaat melihat sabahatku melakukan sesuatu yang buruk? Aku tidak mengerti jalan pikiranmu, kamu hanya mementingkan dirimu sendiri dan tidak memikirkan orang lain." Jawab Valeeqa.

"Jika aku mementingkan diriku sendiri, aku akan membiarkan kalian bertengkar didalam dan tidak akan menarik mu keluar. Aku mengkhawatirkan mu, aku tahu kamu gadis yang ceroboh dan bertingkah tanpa berfikir. Aku tidak mau kamu menyesali perbuatanmu nanti." Ucap Rayyan.

Valeeqa tidak bisa berkata kata dan hanya bisa menatap Rayyan.

***

Setelah mendengar bahwa Zakiyah terluka, Zabdan langsung secepat kilat mendatangi rumah mertua Kakaknya itu. Zabdan langsung berlari masuk rumah dan menemui Aqlan di ruang tamu yang sedang menonton Televisi. Setelah melihat Zabdan tiba dan berjalan ingin menuju kamar, Aqlan langsung menghampiri Zabdan dan menarik tangan Zabdan untuk mencegahnya masuk ke dalam kamar.

"Lepas." Ucap Zabdan sambil menyingkirkan tangan Aqlan darinya.

"Jangan temui Kakakmu sekarang, Kak Farzan tidak akan mengizinkan nya. Kakak mu sedang beristirahat, jadi jangan mengganggunya." Ucap Aqlan.

Zabdan tidak memperdulikan ucapan Aqlan dan tetap berjalan menuju kamar Zakiyah. Saat Zabdan akan membuka pintu kamar, Farzan membuka pintu dari dalam kamar ingin keluar. Mereka akhirnya berhadapan dan saling bertatap wajah.

"Izinkan aku melihat Kakak ku." Ucap Zabdan.

"Dia sedang beristirahat." Jawab Farzan.

"Tapi, aku ingin memastikan kondisinya." Ucap Zabdan.

"Zabdan?" Ucap Zakiyah dari dalam kamar.

Zabdan langsung melirik ke dalam kamar dan melihat Zakiyah yang berbaring diatas kasur. Zabdan langsung berlari masuk ke dalam kamar tanpa memperdulikan Farzan yang masih berdiri di depan pintu.

Maaf semuanya karena baru bisa publish, Author ada sedikit kesibukan beberapa hari ini dan tidak bisa mempublish cerita beberapa hari lalu.

Traces Of Marriage(END)Where stories live. Discover now