Terluka

7.1K 399 16
                                    

Dengan berat hati, Khansa memberikan sup buah itu kepada Zakiyah. Zakiyah menerima sup itu dan duduk di samping Farzan untuk menyuapi nya. Khansa terlihat sangat kesal dan menatap sinis kepada Zakiyah.

"Matamu bisa copot jika terus menatapku seperti itu, apa kamu pikir aku mau melakukan ini? Lelaki gila ini juga kenapa tiba tiba memintaku menyuapinya."
Gumam Zakiyah dalam hati.

***

Setelah menyelesaikan kelas, Ayesha berlari menuju ruang kelas Zabdan yang ada di lantai 2. Namun, disaat Ayesha akan menghampiri Zabdan, Ayesha bertemu dengan Aqlan yang sedang berjalan menuju lantai 2 juga. Ayesha kemudian berlari untuk menghampiri Aqlan.

"Hei, kamu mau kemana? Ini kan bukan gedung belajarmu." Ucap Ayesha.

"Ah, aku hanya berkeliling. Aku dengar gedung ini memiliki banyak sisi Bagus untuk mengambil gambar, aku ingin mengambil beberapa potret." Jawab Aqlan.

"Ststst, kamu hanya memikirkan potret sepanjang hari." Ucap Ayesha.

"Kamu mau kemana?"

"Aku ingin menemui Zabdan, aku ingin membawanya pulang bersama." Jawab Ayesha.

"Aku akan menemanimu. Ayo pulang bersama." Ucap Aqlan.

"Bukankah kamu ingin mengambil gambar?"

"Aku akan melakukan nya besok." Jawab Aqlan.

Akhirnya mereka setuju dan berjalan menuju ruangan Zabdan bersama sama. Saat berada di depan pintu, Ayesha menghentikan langkahnya saat melihat Zabdan sedang berbincang dengan seorang wanita. Ayesha yang tadinya bersemangat menjadi murung dan terlihat kecewa, Aqlan menarik tangan Ayesha untuk pergi dari tempat itu.

"Jika memang menyukainya, katakan saja, sebelum dia pergi dengan orang lain." Ucap Aqlan.

"Tapi, aku tidak punya keberanian untuk mengatakan nya, dan juga setiap kali aku membahas tentang perasaan dia akan mencoba mengubah topik pembicaraan kami." Jawab Ayesha.

"Kalau begitu jangan menyukai nya, jika tidak ingin merasakan sakit, lebih baik tidak memulainya dari awal." Ucap Aqlan sambil menatap Ayesha.

"Bagiamana jika kamu membantuku? Aku akan mencoba mengatakan perasaanku padanya, tapi kamu yang bawa dia keluar. Kita akan keluar bersama seolah tidak ada hal penting dan saat itu aku akan mengatakan nya, kamu akan menjadi saksinya." Ucap Ayesha.

Aqlan menatap dalam dalam mata Ayesha, dia sangat ingin menolak permintaan itu, tapi dia tidak bisa karena Ayesha yang terlihat sangat berharap pada bantuannya. Akhirnya Aqlan mengangguk sambil mengalihkan pandangan nya dari Ayesha.

***

Setelah melihat Farzan yang sudah mulai baikan dan subu tubuhnya mulai turun, Khansa dan Valeeqa memutuskan untuk kembali. Zakiyah ikut keluar dari kamar karena Farzan meminta Zakiyah mengantar mereka sampai didepan rumah.

Setelah membuka pintu, Khansa menghentikan langkahnya saat melihat nampan yang berisikan sup buah terletak di depan pintu kamar. Zakiyah yang baru keluar dan menyadari kalau Khansa melihat sup buah itu, langsung berlari dan mengangkat nampan itu.

"Ah ini, mungkin Bibi Vardah yang menyiapkan nya dan dia meletakkan nya disini karena takut mengganggu Farzan." Ucap Zakiyah terlihat gerogi.

"Apa kamu pikir pembantu dirumah Farzan akan seceroboh itu? Mereka terlatih dan tidak akan membiarkan makanan berada diluar seperti itu. Kenapa? Apa kamu tidak percaya diri ingin memberikan masakan mu kepada Farzan? Apa kamu mulai menyadari kalau aku yang lebih pantas untuknya!" Ucap Khansa.

"Khansa, jangan keras padanya, apa yang sebenarnya yang kamu lakukan." Ucap Valeeqa.

"Aku hanya ingin menyadarkan dia dimana posisinya sebenaranya. Aku dan Farzan sudah hidup bersama semenjak kecil, dia akan lebih mementingkan aku dari pada kamu. Pernikahan kalian hanya karena dasar perjodohan, cepat atau lambat pernikahan kalian akan berakhir dan akulah yang berhak menjadi istri Farzan yang sesungguhnya." Ucap Khansa.

"Benar, pernikahan ini memang didasarkan karena perjodohan, dan akan berakhir cepat atau lambat. tapi apa kamu bisa menebak apa yang akan terjadi pada kami sebelum pernikahan ini berakhir? Kita tidak pernah tahu bagiamana hati ini bisa berubah, apa kamu bisa menjamin kalau Farzan akan tetap tidak menyukai ku? Sedangkan kami berada di satu atap dan satu kamar. Jadi, jangan terlalu pintar menilai orang lain, pikirkan saja dirimu sendiri." Jawab Zakiyah.

Duar!!!

Nampan yang ada ditangan Zakiyah terjatuh dan semangkuk sup buah berserakan dan mangkuknya menjadi pecah kemudian pantulan kaca dari mangkuk mengenai tangan Zakiyah sampai mengeluarkan darah. Khansa benar benar gadis yang tidak bisa menahan amarah nya, jika dia sudah emosi dia akan melakukan apapun semaunya. Khansa menatap tajam pada Zakiyah setelah melemparkan nampan yang ada ditangan Zakiyah. Sementara, Valeeqa langsung menarik Khansa untuk menjauh dari Zakiyah, agar Khansa tidak menyakiti Zakiyah.

"Khansa!! Apa kamu sudah hilang akal?!! Kemana pikiranmu sebenarnya?!! " Bentak Valeeqa kepada Khansa.

Valeeqa kemudian memegang tangan Zakiyah yang terluka dan darah yang terus mengalir dari pergelangan tangan Zakiyah.

Farzan langsung berusaha keluar dari kamar dan melihat apa yang terjadi. Begitu pun dengan Ibu dan Ayah yang langsung berlari keatas kamar untuk melihat apa yang terjadi.

Setelah keluar dari kamar dan melihat pergelangan tangan Zakiyah terluka, Farzan menjadi curiga terjadi sesuatu.

"Apa yang terjadi? " Tanya Farzan sambil memegang dan melihat tangan Zakiyah yang terluka.

"Mereka be, "

"Aku tidak sengaja menjatuhkan piring dan akhirnya pecahan nya memantul dan melukai tanganku." Ucap Zakiyah memotong kalimat Valeeqa.

Ibu menatap Khansa dan merasa ada sesuatu aneh yang terjadi, tapi Ibu memutuskan untuk tetap diam karena tidak ingin menambah masalah.

Valeeqa menatap heran kepada Zakiyah, bagaimana dia masih bisa mengatakan itu kesalahan nya sendiri disaat Khansa sudah mencoba untuk menyingkirkan dan menyakitinya.

"Maaf Tante, Paman, mungkin kami harus permisi. Maaf atas ketidaknyamanan nya." Ucap Valeeqa.

"Ah baiklah, hati hati lah dijalan." Jawab Ayah.

Valeeqa kemudian menarik tangan Khansa untuk pergi dari rumah Farzan. Farzan masih memegang tangan Zakiyah dan melihat sebesar apa luka yang didapat oleh Zakiyah.

"Apa benar kamu tidak apa apa? Benar bukan karena orang lain yang melukaimu?" Tanya Ibu sambil memegang tangan Zakiyah.

"Iya Bu, aku tidak sengaja memecahkan piring, maafkan aku." Ucap Zakiyah sambil ingin menjongkok dan membersihkan pecahan kaca.

Farzan langsung menarik tangan Zakiyah untuk mengentinkan itu, Farzan kemudian melihat sup buah yang berserakan disana.

"Lihatlah, sup buah yang kamu buatkan menjadi berserakan, kerja kerasmu menjadi sia sia." Ucap Ibu.

Zakiyah langsung memalingkan wajah nya setelah Ibu mengatakan itu, dia merasa malu dan canggung kepada Farzan. Sementara Farzan langsung menatap Zakiyah dengan tatapan yang tidak pernah bisa Zakiyah baca apa maksudnya.

"Beristirahat lah, Ibu akan meminta Bibi Vardah membersihkan nya dan menyiapkan makan malam kalian dikamar." Ucap Ibu kemudian turun dari tangga bersama Ayah.

Zakiyah masih berdiri didepan kamar dengan mengalihkan pandangan nya dari Farzan, Zakiyah merasa malu dan tidak tahu harus melakukan apapun lagi. Farzan menarik tangan Zakiyah untuk masuk ke dalam kamar dan mengunci pintu kamar. Farzan meletakkan Zakiyah diatas kasur dan memegang dagu Zakiyah sambil menatapnya dengan tajam.

Perlahan, Farzan mendekatkan wajahnya kepada Zakiyah sampai mereka bisa merasakan nafas mereka satu sama lain.

"Bagiamana bisa kamu sebodoh ini?" Ucap Farzan kemudian mendorong kepala Zakiyah dengan jari telunjuknya.

Traces Of Marriage(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang