Menjalankan Aturan

6.6K 362 24
                                    

Setelah selesai makan siang, Sekretaris Yan kembali ke kantor untuk melanjutkan pekerjaan nya. Disaat itu, Aydan tiba tiba mengentikan Sekretaris Yan untuk mengatakan sesuatu.

"Rayyan maafkan aku, aku tidak seharusnya melakukan ini semua, aku membuat Farzan mengamuk dan membuatmu kecewa. Aku tidak seharusnya mengadakan pesta itu dan membawa Zakiyah dan Valeeqa, aku kehilangan akal disaat menyukai seseorang. Aku harap kamu tidak akan marah dengan Valeeqa, dia datang karena hanya ingin menghargai ku." Ucap Aydan.

"Aku mengerti, walaupun aku lebih muda dari mu aku sudah berfikiran luas lebih darimu." Jawab Sekretaris Yan.

"Aish, apa ini balasanmu?" Ucap Aydan kesal.

"Haha, tidak semua wanita menyukai cara yang kamu buat, terkadang wanita malah akan membenci jika kamu melakukan hal seperti itu. Lihatlah, Erina bahkan tidak melirikmu karena dia marah padamu. Kembalilah kekantormu, lagi pula seminggu lagi kamu juga akan mendapatkan gadis lain." Ucap Sekretaris Yan sambil menepuk bahu Aydan dan pergi kembali ke kantornya.

Setibanya di depan kantor, Valeeqa sudah berdiri didepan kantor menunggu Sekretaris Yan. Sekretaris Yan berjalan menghampiri Valeeqa tanpa ekspresi dan bahkan tidak tersenyum.

"Kamu ingin menemui Farzan? dia sedang tidak masuk." Ucap Sekretaris Yan.

"Tidak, aku ingin menemuimu." Jawab Valeeqa.

Sekretaris Yan langsung menatap Valeeqa dan tahu bahwa gadis itu berusaha untuk menjelaskan semuanya, walaupun Sekretaris Yan tidak melakukan apapun, Valeeqa merasa bersalah dan ingin menjelaskan semuanya.

***

Dengan suasana hati yang senang, Farzan melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang sambil membuka jendela mobil dan meletakkan sebelah tangannya di jendela dan menopang dagunya di tangan nya. Sesekali Farzan melirik Zakiyah yang tertidur disampingnya, Farzan menarik jaket nya yang ada di bangku belakang dan menyelimuti tubuh Zakiyah.

"Kenapa dia sangat manis saat tertidur?" Ucap Farzan pelan.

Plak!!

Farzan spontan langsung menampar pipinya sendiri.

"Sadarlah, apa yang sudah aku katakan? Ingatlah Farzan, ini hanya sebuah permainan. Game, game oke game." Gumam Farzan.

Farzan membuka matanya besar besar untuk menyadarkan dirinya dan melajukan mobil kejalanan.

Setibanya dirumah, Zabdan dan Ibu sudah berdiri di halaman untuk menyambut kedatangan Zakiyah dan Farzan. Farzan memarkirkan mobil dihalaman dan keluar dari mobil tanpa membawa apapun. Sedangkan Zakiyah langsung menarik tas pakaian dan peralatan mereka untuk dibawa masuk kedalam rumah. Zabdan menarik nafas berat saat melihat perlakuan Farzan dan berjalan mendekati Zakiyah untuk membantu.

"Stop!! Jangan membantunya, dia sedang dalam masa hukuman. Biarkan dia, jika kamu mebantunya kamu malah akan menambah berat hukumannya." Ucap Farzan kemudian masuk kedalam rumah.

Zakiyah tersenyum kepada adiknya itu dan menganggukkan kepalanya untuk meyakinkan adiknya bahwa dia baik baik saja.

Setelah meletakkan barang barang diatas meja, Zakiyah menyalami Ibu mertuanya dan duduk disofa bersama Zabdan.

"Kalian berbincanglah, Ibu ada pertemuan." Ucap Ibu.

"Baik Bu." Jawab Zakiyah.

Zakiyah mengelus lembut kepala Zabdan sambil tersenyum.

"Apa kamu sudah makan?" Tanya Zakiyah.

"Sudah, Tante memaksaku untuk datang pagi pagi agar bisa bertemu dengan Kakak dan dia mengajakku makan disini." Jawab Zabdan.

Traces Of Marriage(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang