Percuma

6.2K 369 13
                                    

Karena merindukan Zakiyah, Zabdan datang kerumah Farzan untuk menemui Kakaknya. Zabdan langsung disambut oleh pembantu disana dan dibawa masuk untuk menemui orang tua Farzan, setibanya di dalam rumah, hanya Aqlan yang terlihat sedang menonton televisi.

"Silahkan duduk Tuan Zabdan, saya akan memanggilkan Nyonya dan Tuan." Ucap Bibi Vardah kemudian berjalan menuju kamar majikan nya.

Karena merasa tidak enak dengan Aqlan karena kejadian terakhir kali, Zabdan hanya berdiri dan tidak menatap Aqlan. Karena merasa kalau Zabdan sedang menjauhinya, Aqlan berdiri dan berdiri di hadapan Zabdan.

"Apa kamu ini satpam? Kenapa berdiri? Duduklah, aku akan mengambilkan minuman." Ucap Aqlan kemudian berjalan ke arah dapur.

Tidak lama Zabdan duduk, Ibu datang menghampiri Zabdan sambil tersenyum. Ibu memeluk Zabdan dan mengelus lembut kepala Zabdan.

"Apa kamu sudah makan?" Tanya Ibu.

"Sudah Tante." Jawab Zabdan.

"Bagaimana dengan Apartemen mu, apa kamu menyukainya?"

Zabdan mengangguk sambil tersenyum.

"Kamu ingat kan apa yang Tante bilang, jangan sampai Kakakmu tahu kalau Apartemen itu sudah dibeli oleh Farzan dan biaya sewa yang diberikan Kakakmu itu kamu tabungkan untuk keperluan kalian nanti." Ucap Ibu.

"Iya Tante, aku tidak akan mengatakan nya, lagi pula jika Kakak tahu dia akan segera memintaku untuk keluar dari Apartemen itu." Jawab Zabdan.

Aqlan kemudian berjalan mendekati Zabdan sambil membawa beberapa botol minuman.

"Apa kamu mencari Kakakmu?" Tanya Aqlan.

Zabdan mengangguk.

"Dia pergi dengan bergegas tadi, mungkin menghampiri Kak Farzan karena mereka bertengkar." Ucap Aqlan kemudian meminum sebotol air jeruk.

Ibu spontan langsung menendang kaki Aqlan karena mengatakan hal yang membuat Zabdan khawatir sampai membuat Aqlan tersedak, sementara Zabdan langsung termenung dan memikirkan keadaan Kakaknya.

***

Setelah berusaha mengikuti maps akhirnya Zakiyah tiba disebuah Villa yang terletak di tepi laut dan sekaligus terdapat bukit disana, Villa yang menghadap langsung ke arah laut dan terdapat beberapa bukit yang dapat dilihat dari Villa.

Zakiyah mengeluarkan semua barang bawaan nya dan bersusah payah mengangkatnya masuk menuju pekarangan villa. Dengan penuh keberanian, Zakiyah menekan bel dan mencoba memanggil Farzan. Setelah beberapa kali menekan bel, Farzan akhirnya keluar dengan ekspresi wajah yang setengah sadar. Saat menyadari kalau yang datang adalah Zakiyah, Farzan spontan langsung ingin menutup pintu. Tapi dengan secepat kilat Zakiyah menghalangi tubuhnya ke pintu agar Farzan tidak dapat menutup pintu.

"Pergi." Ucap Farzan.

"Maafkan aku, aku hanya ingin tinggal disini untuk menemanimu dan merawatmu." Jawab Zakiyah.

"Aku bukan anak kecil, aku bisa mengurus diriku sendiri. Lagi pula aku tidak ingin bertemu siapa pun sekarang, pergi." Ucap Farzan.

Zakiyah tetap bersikeras dan tidak bergerak dari pintu, karena merasa lelah Farzan akhirnya membiarkan Zakiyah dan masuk kedalam villa. Zakiyah meletakkan barang bawaan nya diatas meja dapur dan melihat lihat isi villa.

"Wahh, ini benar benar Indah, aku ingin tinggal disini." Ucap Zakiyah saat melihat laut dari jendela besar yang ada di ruang tamu.

"Jangan bermimpi, aku tidak akan membiarkan siapa pun tinggal disini, hanya aku yang boleh menempati nya." Jawab Farzan sambil membuka kemeja nya dan menggantinya dengan baju kaos dihadapan Zakiyah.

"Kenapa dia mengganti bajunya disini? Padahal dia bisa menggantinya dikamar."
Gumam Zakiyah dalam hati.

Zakiyah kemudian mengambil kotak obat yang tadi dibawanya dan berjalan mendekati Farzan yang duduk di sofa, Zakiyah menarik tangan Farzan agar bisa mengobati luka yang didapat Farzan. Awalnya Farzan menolak dan tidak membiarkan Zakiyah menyentuh tangan nya, tapi akhirnya Farzan membiarkan Zakiyah berbuat semaunya setelah melihat tatapan melas Zakiyah.

"Kenapa tidak membersihkan nya, lihatlah pecahan kaca itu masih ada disini." Gumam Zakiyah saat membersihkan luka Farzan.

Zakiyah mengeluarkan beberapa pecahan kaca yang masih tersisa dan mencucinya dengan alkohol. Zakiyah kemudian meneteskan obat luka dan membalut luka Farzan dengan hati hati. Setelah selesai dengan luka, Zakiyah kemudian sibuk didapur untuk membuat makan makan siang.

"Kamu yakin bisa memasak? Lebih baik aku memesan makanan saja dari pada nanti keracunan masakanmu." Ucap Farzan.

"Duduk dan beristirahat saja, aku akan menyelesaikan nya dalam 30 menit." Ucap Zakiyah kemudian sibuk dengan peralatan yang ada di dapur.

Teng!!

30 menit berlalu dan semua masalah yang dibuat Zakiyah selesai, Zakiyah menghidangkan masakan buatan nya diatas meja makan. Sup ceker dengan berbagai potongan sayuran, ayam pedas manis, ayam bakar sambal pedas manis, sup tunjang, acar, tumis kangkung pedas manis. Farzan menatap makanan yang ada di hadapan nya itu kemudian melirik Zakiyah.

"Apa kamu pikir aku kelaparan? Kenapa memasak begitu banyak? Siapa yang akan menghabiskan nya? " Ucap Farzan kesal.

"Makanlah, aku yang akan menghabiskan nya jika kamu tidak sanggup." Jawab Zakiyah kemudian mengambil kan nasi untuk Farzan.

Mereka makan siang bersama, setelah makan siang Farzan beristirahat dikamar dan Zakiyah membersihkan villa. Karena jarang ditempati, tidak heran ada begitu banyak sarang laba laba dan debu disana.

Sampai akhirnya sore telah tiba, dan Zakiyah bergegas untuk mandi. Farzan tidak membiarkan Zakiyah masuk kekamarnya dan menyuruh Zakiyah mandi di kamar mandi yang ada di kamar tamu.

Setelah selesai mandi, Farzan sudah menunggu Zakiyah di ruang tamu. Farzan mengambil tas Zakiyah yang ada diatas meja dan memberikan nya kepada wanita itu, Farzan juga memberikan kunci mobil milik Zakiyah.

"Pergilah, kamu sudah selesai dan memastikan aku baik baik saja dan sekarang kembali lah. Aku tidak ingin bertemu siapa pun untuk saat ini." Ucap Farzan sambil mendorong Zakiyah untuk keluar dari villa miliknya.

"Tapi, Farzan aku harus menginap disini, biarkan aku menginap disini." Ucap Zakiyah memohon.

Tapi Farzan tidak memperdulikan nya dan menutup pintu dengan rapat. Dengan rasa kecewa, Zakiyah menaiki mobil dan melajukan nya ke jalanan. Padahal Zakiyah sudah berharap Farzan akan menerimanya dan membiarkan Zakiyah meminta maaf dan menebus kesalahan nya, tapi siapa sangka kalau Farzan akan sekeras kepala itu untuk tidak ingin melihat Zakiyah.

Zakiyah melajukan mobilnya kejalanan dengan kecepatan sedang, namun tiba tiba Zakiyah menghentikan mobilnya karena ban mobil pecah. Zakiyah benar benar merasa strees dengan semua itu, lokasinya yang jauh dari kota, bengkel tidak terlihat sama sekali, tidak ada satu pun rumah disana, bahkan bis atau pun taksi pun tidak terlihat disana.

Dengan rasa kecewa, Zakiyah keluar dari mobil dan berjalan kaki untuk mencari bantuan. Zakiyah menarik nafas panjang dan melangkah dengan penuh kekecewaan.

"Aish!!! Sialan!!! Dasar pria tidak berperasaan!! Kalau tahu begini aku tidak akan menghampiri nya dan membiarkan nya mati sendirian disana. Aahhh!!!!! Dimana perasaannya sebenarnya? Apa dia tidak mengkhawatirkan aku? Aku wanita dan seorang diri dijalan yang sangat sepi ini, aku berharap semoga ada tumpangan. Auhh, menyeramkan." Ucap Zakiyah marah sambil memandangi disekitarnya yang terlihat hanya pepohonan besar.

Traces Of Marriage(END)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora