Mengikuti

5.7K 306 13
                                    

Setelah menghabiskan beberapa waktu untuk berbulan madu, Farzan dan Zakiyah kembali ke rumah untuk mengerjakan kembali kegiatan mereka. Karena sudah lumayan lama meninggalkan perusahaan, Farzan bekerja keras untuk bisa menebus waktunya yang sudah termakan itu. Begitu pun dengan Zakiyah, dia kembali bekerja dan sibuk membantu Farzan menyelesaikan pekerjaan nya. Mereka sudah aktif bekerja dan bahkan hanya memiliki waktu yang sedikit untuk berdua, terkadang Farzan akan duduk disamping Zakiyah saat berada dikantor agar bisa menatap wanita yang selalu dirindukan nya itu.

Begitu pun dengan Aydan dan Erina, setelah kejadian pagi itu, mereka tidak pernah lagi bertemu. Aydan sibuk dengan pekerjaan nya dikantor dan tidak pernah mengunjungi Erina lagi seperti biasanya, walaupun sejujurnya Erina merasakan ada sesuatu yang hilang, tapi dia tidak bisa memberanikan dirinya untuk menemui Aydan. Karena dia sendiri sadar, dia bukan siapa siapa pria itu.

Karena Zakiyah makan siang diruangan Farzan bersama dengan suaminya itu, Erina akhirnya memutuskan untuk makan siang sendiri di restoran yang berada tidak jauh dari kantor Aydan. Erina hanya mencoba iseng, barangkali dia akan menemui Aydan disana.

Namun, siapa sangka kalau ternyata keisengan nya itu benar benar terjadi. Aydan baru saja keluar dari kantor dan terlihat buru buru memasuki mobil. Erina kemudian berlari menuju taksi dan meminta taksi itu untuk mengejar Aydan. Setelah mengikuti nya cukup lama, akhirnya Aydan menghentikan mobilnya tepat didepan Rumah sakit terpencil yang ada di pinggir kota. Erina mengikuti Aydan secara diam diam tanpa sepengetahuan pria itu, sampai akhirnya Erina menghentikan langkahnya saat Aydan memasuki ruang IGD yang dibawa oleh beberapa perawat.

Karena merasa ada sesuatu yang aneh, Erina menemui seorang perawat yang bediri didepan IGD dan menanyakan apa yang terjadi.

"Maaf, boleh saya bertanya? Pria yang baru saja masuk keruangan tadi, apa ada masalah dengannya?" Tanya Erina.

"Oh dia pasien pribadi Dokter Efendi, dia pasien baru dan mendapatkan perawatan pribadi dari Dokter Efendi." Jawab perawat itu.

"Aah benarkah? Dimana saya bisa menemui Dokter itu?" Tanya Erina.

Perawat itu kemudian membantu Erina untuk menuju ruang pribadi Dokter Efendi. Awalnya, Erina merasa enggan untuk melangkah karena takut Aydan akan marah jika dia ikut campur, namun pada saat Erina akan melangkah masuk, Aydan terlihat berjalan menuju ruangan Dokter Efendi. Erina segera bersembunyi dan mengintip Aydan dari luar ruangan.

"Apa anda akan terus begini? Lebih baik jalani pengobatan anda dengan saya, saya akan mengusahakan berbagai macam cara untuk mencoba penyembuhan anda." Ucap Dokter.

"Tidak, aku hanya butuh obat penahan rasa sakitnya. Aku tidak ingin keluargaku tahu, Ayahku bisa membunuhku jika tahu aku selemah ini." Jawab Aydan sambil tersenyum.

"Tapi jika anda terus membiarkan nya tanpa melakukan pengobatan, itu bisa membahayakan nyawa anda, anda ini mengidap penyakit paru obstruktif kronis bukan demam atau flu biasa." Ucap Dokter khawatir.

"Dokter, apa anda tahu? Saya pernah berfikir, terkadang kita harus menghilang agar orang yang dicintai semakin mencintai kita dan orang yang membenci kita mulai memperdulikan kita." Jawab Aydan sambil tersenyum dan menatap jemari tangan nya.

"Apa kamu sudah gila?! " Teriak Erina yang sudah berada dibelakang Aydan.

Aydan langsung terkejut dan berdiri dihadapan Erina.

"Sejak kapan kamu disini? Kamu mendengar semuanya?" Tanya Aydan khawatir.

"Hmm aku mendengar semuanya, dari awal hingga akhir. Aku menyaksikan betapa bodohnya kamu." Jawab Erina.

Merasa tidak enak dengan Dokter pribadinya, Aydan akhirnya membawa Erina keluar dan masuk kedalam mobil. Sejenak, mereka hanya diam dan mencoba menghilangkan emosi mereka masing masing. Sampai akhirnya, Aydan sudah bisa mengendalikan dirinya dan mencoba berbicara dengan Erina. Tapi, Erina duluan membuka suara karena sudah tidak tahan dengan sikap Aydan.

"Apa karena ini? Apa karena ini kamu menjauhi aku? Kamu bilang menyukaiku, jika menyukaiku berusahalah untuk mendapatkan aku jangan berhenti seperti pengecut begini. " Ucap Erina kesal.

"Erina, bukan begitu maksudku. Aku, aku hanya merasa tidak akan baik mendekatimu lagi jika kondisi ku saja sudah seperti ini, lagi pula kamu juga menolakku untuk kesekian kalinya. Jadi, bukankah sudah waktunya untuk menyerah?" Ucap Aydan sambil tersenyum.

Plak!!

Sebuah tamparan mendarat di pipi Aydan dari tangan Erina.

"Sadarlah, kamu bukan pria pengecut. Baiklah, ayo pacaran aku akan menerima mu untuk kali ini. Jadi, terus kejar aku dan lakukan pengobatan nya agar kamu punya tenaga untuk mengejarku." Ucap Erina.

"Apa kamu melakukan ini karena kasihan kepadaku? Pergilah!! Aku tidak butuh belas kasihanmu!! " Teriak Aydan.

Erina merasa terkejut dengan reaksi yang Aydan berikan, karena memiliki emosi yang buruk, Erina benar benar pergi dari mobil dan meninggalkan Aydan.

***

Setelah selesai pemotretan, Aretha menemui Zabdan dan membawanya untuk makan siang ditempat biasa mereka kunjungi. Seperti biasanya, Zabdan terlihat tenang dan Aretha yang terus memperhatikan nya. Namun, kali ini tatapan Aretha berbeda dari yang biasanya.

"Kakakku sudah sadar dan Orang tua ku memintaku untuk menjauhimu." Ucap Aretha tiba tiba.

Zabdan langsung menatap Aretha, namun tidak mengatakan kalimat apapun. Kemudian Zabdan menyeruput jus yang ada dihadapan nya.

"Apa kamu tidak akan bertanya alasannya? Kenapa kamu diam saja? Berhenti bersikap terus tenang seperti ini walau terjadi banyak hal." Ucap Aretha kesal.

"Aku sudah tahu alasannya, jadi untuk apa aku bertanya? Aku tahu, orang tuamu tidak akan menyetujui kita karena masalah Kakakmu dan Kakakku. Harus aku akui, jika aku menjadi Kakakku pun, aku akan melakukan hal yang sama untuk orang yang aku cintai." Jawab Zabdan.

"Lalu, apa kamu tidak akan memikirkan orang yang mencintaimu dan sudah berkorban untukmu?" Tanya Aretha mulai emosi.

"Aretha, jujurlah. Itulah sifat manusiawi, mereka memilih untuk mempertahankan yang mereka cintai dari pada yang mempertahankan sesuatu yang mencintai mereka. Mereka tahu itu sikap bodoh, tapi mereka tidak akan diam sebelum mengetahui bagaimana hasilnya. Baik aku atau pun kamu, aku yakin kamu akan melakukan hal yang sama bukan? Kamu akan memilih melakukan hal untuk orang yang kamu cintai dari pada orang yang mencintaimu." Ucap Zabdan.

"Tidak, kamu salah. Aku tidak pernah melakukan sesuatu untuk orang yang aku cintai dan orang yang mencintai ku. Karena aku hanya melakukan semuanya untuk diriku, aku tidak pernah memperdulikan orang lain." Jawab Aretha.

Zabdan hanya tersenyum dan tidak menatap Aretha.

"Kenapa? Apa kamu pikir ini lucu?" Ucap Aretha.

"Tidak, aku hanya berfikir kalau itu adalah bagian dari kalimat yang kamu gunakan agar bisa menjauh dari ku. Oke mari berpisah kalau begitu, kita akan menjalani kehidupan kita masing masing." Ucap Zabdan.

"Pria sialan, apa kamu selalu merelakan sesuatu yang sudah mencintai mu begitu saja? !" Teriak Aretha.

"Tidak, aku akan mempertahankan jika itu layak dipertahankan." Jawab Zabdan.

"Apa kamu tidak mengerti?! Aku ingin kamu berjuang denganku bukan mengatakan hal bodoh seperi itu!! " Teriak Aretha.

"Aku tahu, aku sudah memikirkan caranya jauh dari sebelum kamu memikirkan nya. Aku tahu emosi mu itu sangat buruk, karena itu aku harus memancingnya keluar agar kamu bisa berfikir jernih. Apa kamu pikir aku akan melepaskanmu setelah aku merelakan orang yang mencintaiku?" Ucap Zabdan.

"Hah, kamu sangat bangga banyak gadis yang menyukaimu." Gumam Aretha kesal.

Zabdan tersenyum dan memberikan sepotong daging di piring Aretha.

Traces Of Marriage(END)Where stories live. Discover now