Sopan Santun

6.9K 402 8
                                    

Usai dari makan siang, Farzan memiliki sebuah pertemuan lagi dengan klien yang harus diselesaikan nya hari ini. Farzan memasuki ruangan rapat dengan membawa laporan yang tadi dikerjakan Zakiyah. Saat memasuki ruang rapat, Farzan langsung menatap heran kepada Sekretaris Yan setelah melihat siapa yang ada di ruangan itu.

"Saya sudah mengatakan kepada Tuan kalau Aqmar ingin menandatangi kerja sama dengan restorannya, dia akan bersedia memberikan restoran nya untuk uji coba alat elektronik dapur baru yang akan kita keluarkan, dan saat itu Tuan mengatakan untuk menyetujui semuanya." Bisik Sekretaris Yan.

Farzan melepaskan nafas berat sebelah mendengar itu, dia tahu bahwa itu kesalahan nya langsung menerima kerja sama tanpa melihat siapa pemiliknya, karena pada saat itu Farzan sedang tidak fokus dikarenakan Zakiyah kabur dari rumah. Farzan menarik kursi yang ada dihadapan Aqmar.

"Selesaikan semuanya dengan cepat." Ucap Farzan sambil membuka beberapa dokumen yang sudah disiapkan untuk diperiksanya.

Aqmar tersenyum dan ikut membaca dokumen yang diberikan Sekretaris Yan kepadanya.

Karena ada beberpa dokumen yang belum diberikan oleh Sekretaris Yan kepada Farzan, tentunya Farzan menuntut dokumen itu. Tapi sayang, dokumen itu ternyata masih tertinggal di ruangan nya. Sekretaris Yan kemudian meminta Erina untuk mengambilkan dokumen itu melalui panggilan telepon. Karena Erina sedang berada di toilet, Zakiyah langsung mengangkat telepon itu.

"Erina, tolong ambilkan dokumen dengan map berwarna biru yang ada diatas meja ku dan bawakan ke ruang rapat segera." Ucap Sekretaris Yan kemudian menutup telepon nya sebelum Zakiyah menjawab.

Karena Erina tidak kunjung datang, Zakiyah akhirnya berjalan menuju ruangan Sekretaris Yan dan mengambilkan dokumen yang dimintanya. Dengan berlari Zakiyah bergegas menuju ruang rapat dan langsung masuk setelah pintu ruang rapat dibukakan oleh Sekretaris Yan.

Saat Zakiyah memasuki ruangan, semua mata tertuju kepada Zakiyah yang membuat Zakiyah merasa malu dan tidak nyaman. Farzan seketika langsung menatap Sekretaris Yan karena berani berani nya meminta istrinya untuk mengambilkan dokumen dan mengantarkan keruangan. Sementara Sekretaris Yan sudah menutup matanya karena merasa dia akan tamat.

"Dimana Erina Nyonya? Kenapa anda yang mengantarkan nya?" Tanya Sekretaris Yan.

"Aah, Erina ke toilet dan aku membantumu mengantarkan ini karena kamu bilang butuh cepat." Jawab Zakiyah sambil tersenyum tanpa melirik Farzan yang sudah menatap nya untuk segera pergi dari ruangan.

Farzan tahu bagaimana bejat nya Aqmar, sudah banyak wanita yang menjadi korban omongan manis dan janji palsunya. Dia tidak ingin Aqmar mengenal Zakiyah, karena takur Aqmar akan melakukan hal bodoh kepada Zakiyah, apalagi Zakiyah adalah gadis polos yang mudah percaya dengan orang lain.

"Baiklah, Nyonya bisa kembali." Ucap Sekretaris Yan.

Zakiyah tersenyum dan berjalan ingin keluar dari ruangan, namun tiba tiba Aqmar berdiri dari kursinya dan menatap Zakiyah.

"Bukankah anda istri Tuan Farzan?" Ucap Aqmar sambil tersenyum.

Zakiyah spontan langsung berbalik dan mengangguk sambil tersenyum.

"Suatu kehormatan bisa bertemu dengan anda Nyonya, aku Aqmar sepupu Farzan." Ucap Aqmar sambil memberikan tangan nya kepada Zakiyah untuk berjabat tangan.

Zakiyah langsung menatap Farzan setelah melihat Aqmar ingin berjabat tangan dengannya, bukan karena dia takut kepada Farzan tapi hanya karena dia menghargai Farzan sebagai suaminya. Dari kursinya Farzan sudah menatap tajam kearah Zakiyah sambil menggelengkan kepalanya pelan, tanda agar Zakiyah menolak jabatan tangan Aqmar.

"Ah, maaf Tuan Aqmar, saya baru saja dari kamar mandi dan tangan saya masih basah." Ucap Zakiyah.

Spontan Farzan langsung tersenyum miring mendengar itu. Namun, siapa sangka kalau Aqmar akan seberani itu menarik tangan Zakiyah dengan paksa dan tiba tiba. Zakiyah sampai terbelalak dan membuka mulutnya karena terkejut dengn Aqmar yang tiba tiba menarik dan menjabat tangan nya.

"Tidak masalah, aku tidak perduli dengan hal hal seperti itu." Ucap Aqmar sambil tersenyum kepada Zakiyah.

Farzan hanya bisa menatap tangan kedua orang itu tanpa melakukan apapun, dia tidak ingin bereaksi dan melarang jabatan tangan mereka didepan semua orang. Karena, jika Farzan melakukan itu, Aqmar akan menemukan kelemahan Farzan dan mencoba menghacurkan Farzan dengan orang orang terdekat nya. Karena itulah, Farzan bertingkah seolah tidak merasakan apapun dan bahkan tidak menatap mereka.

Zakiyah langsung menarik tangan nya dari Aqmar dan tidak lagi tersenyum. Zakiyah merasa apa yang dilakukan Aqmar tidak pantas.

"Maaf, tapi seharusnya anda tidak melakukan ini Tuan. Saya yakin pendidikan anda sudah lebih baik dsn anda orang yang terpandang, seharusnya anda lebih bisa menjaga tata krama dan sopan santun anda." Ucap Zakiyah merasa kesal dengan perlakuan Aqmar.

Farzan langsung menatap Zakiyah terkejut karena berani mengatakan hal seperti itu.

"Haha, apa maksudmu?" Ucap Aqmar yang masih bisa tersenyum seolah tidak terjadi apapun.

"Anda tahu saya wanita yang sudah menikah, saya sudah memberikan alasan agar tidak berjabat tangan dengan anda, tapi anda malah memaksa dan menarik tangan saya tanpa persetujuan saya. Apa anda tahu, kalau anda seperti orang yang tidak punya sopan santun?" Ucap Zakiyah.

"Tapi itu hanyalah jabat tangan biasa, aku tidak memelukmu ataupun melakukan hal buruk padamu." Jawab Aqmar.

"Apa anda tahu kepribadian setiap orang itu berbeda? Bagi orang yang seperti anda, mungkin tidak akan marah jika wanita anda disentuh oleh orang lain. Tapi, bagi lelaki yang sangat posesif, dia mungkin bisa membunuh seseorang yang mencoba menyentuh wanitanya. Jadi, saya harap anda bisa menjaga sikap anda, permisi." Ucap Zakiyah kemudian berjalan keluar dari ruangan.

Farzan terlihat sangat puas dan tersenyum setelah Zakiyah pergi, dia merasa sudah berhasil mendidik Zakiyah walaupun dengan susah payah. Sekretaris Yan yang berdiri di samping Farzan pun ikut tersenyum, karena mereka menyaksikan bagaimana Zakiyah membuat Aqmar malu semalu malu nya.

Aqmar langsung tersenyum miring untuk menutupi rasa sakit hatinya. Bagaimana pun, Aqmar dan Farzan masih satu Kakek dan satu keturunan, tentu Aqmar juga memiliki wajah tampan walaupun tidak setampan Farzan, dan karena wajahnya itulah banyak wanita yang lumpuh padanya dan ini kali pertama nya Aqmar mendapat perlakuan buruk dan dipermalukan oleh seorang wanita.

"Aku berharap kerja sama ini tidak menganggu atau pun menimbulkan masalah, selesaikan kerja sama ini secepatnya dan kalau bisa selesai sebelum satu tahu. Karena sepertinya istriku tidak terlalu menyukai mu, jadi aku tidak ingin dia sering sering melihat wajahmu." Ucap Farzan setelah menyelesaikan rapat dan keluar dari ruangan.

Sekretaris Yan kemudian menepuk lembuh bahu Aqmar sambil tersenyum.

"Jangan terlalu dipikir kan, Nyonya Zakiyah memang seperti itu dan tidak kenal takut. Jangankan kamu, Tuan Farzan saja juga mengalami hal yang sama saat pertama kali bertemu, dia satu satunya gadis yang berani meneriaki Tuan Farzan yang begitu dihormati dan didambakan banyak orang." Ucap Sekretaris Yan kemudian keluar dari ruangan.

"Hah, memang kalau jodoh itu sama, mereka sama sama bermulut kasar dan tidak punya perasaan!! Tapi tidak masalah, aku semakin tertarik denganmu jika kamu memperlakukan aku seperti ini." Ucap Aqmar kesal.

Traces Of Marriage(END)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant