Hubungan

6.2K 373 11
                                    

Setelah kekacauan itu dan Farzan menghilang begitu saja, Sekretaris Yan akhirnya bertugas untuk menggantikan Farzan lagi untuk kesekian kalinya. Valeeqa ikut membantu Farzan dikantor karena melihat banyak pekerjaan yang harus diselesaikan.

"Apa kamu sudah sarapan?" Tanya Valeeqa kepada Sekretaris Yan.

Sekretaris Yan langsung melirik Valeeqa dan melihat ada sekotak makanan didalam tas yang dibawanya, Sekretaris Yan akhirnya berbohong karena tidak ingin membuat Valeeqa kecewa.

"Hmm, aku belum sarapan." Jawab Sekretaris Yan yang berbohong karena tidak ingin mengecewakan Valeeqa.

Dengan sangat senang, Valeeqa mengeluarkan sekotak nasi goreng buatan nya dan diberikan nya kepada Sekretaris Yan.

"Aku juga belum sarapan, ayo makan ini bersama." Ucap Valeeqa.

Sekretaris Yan membuka kotak nasi goreng dan langsung mencobanya. Valeeqa terus menatap Sekretaris Yan, seakan ingin meminta pendapat tentang bagaimana rasa masakan nya. Namun, Sekretaris Yan hanya diam dan terus memakan nya tanpa menyisakan untuk Valeeqa.

"Apa kamu tidak ingin membiarkan aku juga ikut memakannya? Sudah kukatakan aku belum sarapan." Ucap Valeeqa sambil merengek.

"Pergilah cari sarapan diluar, bukankah kamu membuatnya untukku? Pergilah." Jawab Sekretaris Yan.

Dengan rasa kesal, Valeeqa berjalan pergi meninggalkan Sekretaris Yan. Setelah melihat Valeeqa pergi, Sekretaris Yan langsung meminum sebotol air mineral yang ada dihadapannya untuk membantunya menelan nasi goreng itu lebih cepat.

"Aahhh, apa dia memasukkan sekarung garam didalam nya? Aaahh lidahku." Gumam Sekretaris Yan sambil menyingkirkan kotak makanan yang dibawa Valeeqa untuknya.

***

Melihat cahaya matahari yang masuk menusuk ke dalam kamar melalui jendela, Farzan membuka matanya perlahan dan melihat Zakiyah yang masih tertidur pulas disampingnya. Farzan menatap cahaya matahari yang masuk melalui jendela dan mencoba mencari cara agar cahaya itu tidak membangunkan Zakiyah. Farzan menarik pelan tubuh Zakiyah agar berhadapan dengan nya dan memeluk tubuh mungil istrinya itu. Farzan tersenyum melihat wajah wanita yang tertidur didalam pelukan nya itu, Farzan mengelus lembut pipi Zakiyah dan mencium lembut kening Zakiyah.

Setelah mengecup lembut kening Zakiyah, tiba tiba Zakiyah membuka matanya dan menatap Farzan yang ada dihadapan nya.

"Apa kamu sedang menciumku?" Tanya Zakiyah pelan.

"Tidak, aku menyentuhmu sedikit saja." Jawab Farzan.

"Menyentuh? Dengan bibirmu?" Tanya Zakiyah.

Farzan mengangguk. Zakiyah tidak bisa menahan senyumnya setelah melihat jawaban Farzan.

"Apa aku mengizinkan mu untuk menyentuhku?" Tanya Zakiyah.

"Lalu, apa aku juga mengizinkanmu untuk memelukku?" Tanya Farzan sambil melirik tangan Zakiyah yang melilit di pinggang Farzan.

"Baiklah, aku akan melepaskan nya." Ucap Zakiyah sambil ingin melepaskan pelukan nya dari Farzan.

Farzan langsung menahan tangan Zakiyah dan memeluk erat tubuh wanita itu.

"Aku akan membunuhmu jika kamu melepaskan nya." Bisik Farzan ditelinga Zakiyah.

Setelah selesai membersihkan tubuh, Zakiyah memasak sarapan untuk Farzan dan sarapan bersama. Farzan terlihat sangat lahap menyantap nasi goreng buatan Zakiyah.

"Apa kamu tidak akan kembali ke kantor? Aku khawatir kejadian yang sama akan terulang jika kamu meninggalkan kantor lagi." Ucap Zakiyah.

"Aku akan kembali ke kantor besok, hari ini aku ingin menghabiskan waktu ku denganmu." Jawab Farzan.

Zakiyah kemudian terdiam dan terlihat memikirkan sesuatu. Walaupun saat ini dia bahagia Farzan bisa kembali kepadanya dan kembali hidup bersama, tapi bisa dipungkiri jika Zakiyah terus memikirkan tentang apa yang diberitahukan Aqmar kepada nya mengenai orang tuanya.

"Aku ingin menanyakan sesuatu." Ucap Farzan.

Zakiyah langsung mengangguk sambil tersenyum.

"Kenapa kamu melakukan itu? Kamu membohongiku dengan pergi dari rumah karena perusahaan kacau dan mencoba untuk menipu Aqmar?" Tanya Farzan.

"Aku sebenarnya tidak terpikirkan untuk melakukan itu, tapi akhirnya aku melakukan itu saat dia menawarkan untuk mengancurkan mu. Padahal dia tidak tahu bahwa aku akan melakukan hal yang sebaliknya." Jawab Zakiyah.

"Bagaimana dengan keluar dari rumah? Apa ada yang memintamu untuk pergi?" Tanya Farzan.

"Tidak, aku hanya pergi karena kemauanku sendiri." Jawab Zakiyah sambil mencoba tersenyum.

"Aku bisa mencari tahu tentang banyak hal, jadi jangan mencoba untuk membohongiku. Aku mendapat informasi bahwa Khansa yang memaksamu untuk pergi dari rumah dan meninggalkan aku." Ucap Farzan sambil memasukkan sesendok nasi goreng ke dalam mulutnya.

Zakiyah langsung diam dan tidak bisa berkata kata, dia sadar apa yang sudah dilakukan nya salah dan sekarang dia tertangkap berbohong oleh Farzan.

"Jangan pernah berfikir untuk pergi lagi, aku tidak akan mengizinkan nya. Jangan dengarkan orang lain dan omong kosong siapa pun, cukup fokus denganku dan hanya aku." Ucap Farzan.

"Aku akan mencobanya." Jawab Zakiyah.

"Kamu tidak bisa mencobanya, kamu harus melakukan nya! Aku akan mematahkan kakimu jika kamu pergi dariku lagi." Ucap Farzan.

Zakiyah menggenggam tangan nya dan merasa semakin memikirkan apa yang ada dikepalanya.

***

Setelah semalaman menemani Aretha dirumah sakit, Zabdan masih tidak melihat senyuman seperti biasanya dari bibir Aretha. Zabdan merasa bersalah sekaligus menyesal karena kejadian itu disebabkan oleh Kakak dan Kakak Iparnya. Saat Zabdan duduk di luar bersama Aretha, orang tua Aretha keluar dari ruangan Aqmar dan menemui Zabdan.

"Apa Kakakmu yang melakukan ini? Kenapa dia tega menipu anakku padahal anakku sudah mencoba berbuat baik dengannya?" Ucap Tante Zayba kepada Zabdan.

"Ibu, ini bukan kesalahan nya." Ucap Aretha.

"Kalian benar benar cocok bersama, kalian berencana untuk menghancurkan kami bukan?! " Bentak Tante Zayba.

"Ibu, Kak Aqmar yang menyakiti Kakaknya, tentu saja Kak Farzan akan membalas perbuatan nya. Apa Ibu tidak bisa melihat kesalahan Kak Aqmar juga?" Ucap Aretha.

"Semua itu tidak akan terjadi jika Kakaknya tidak menipu Kakakmu." Ucap Tante Zayba.

"Maafkan Kaakk saya Tante, saya meminta maaf atas namanya." Ucap Zabdan sambil menundukkan kepalanya hormat.

Aretha menarik tangan Zabdan dan membawanya keluar dari rumah sakit. Aretha membawa Zabdan masuk ke dalam mobilnya, namun Zabdan melepaskan tangan Aretha dari tangan nya dan mencoba untuk membawa wanita itu berbicara.

"Kenapa kamu membawaku keluar? Aku sedang berbicara dengan orang tuamu." Ucap Zabdan.

"Tidak ada gunanya, Ibuku hanya akan menyalahkanmu. Ayo pergi, aku akan mengantarmu kembali." Ucap Aretha.

"Kenapa kamu membawaku pergi? Aku ingin menemanimu, aku tidak ingin kamu menanggung semua ini sendirian." Ucap Zabdan.

"Zabdan, apa kamu tidak mengerti juga? Sebaik apapun kamu mencoba menjelaskan nya, orang tuaku tidak akan mendengarkan nya, karena mereka sudah sangat membenci keluarga Kakak Iparmu." Ucap Aretha.

"Lalu aku akan berusaha membuat mereka untuk tidak membencinya, bantu aku." Ucap Zabdan.

"Hentikan omong kosongmu, ayo masuk kemobil."

"Aku hanya ingin membuat semuanya menjadi mudah, aku ingin orang tuaku merestui kita nanti. Bagaimana aku bisa diam saja saat tahu keluarga kita tidak memiliki hubungan yang bagus? Itu hanya akan menjadi penghalang untuk kita bisa bersama nantinya. Karena itu, bantu aku untuk membuat orang tuamu percaya bahwa kita bisa bersama tanpa ada hubungan permusuhan." Ucap Zabdan.

"Apa maksudmu? "

"Aku menyukaimu, bukankah kamu juga menyukaiku? Kalau begitu ayo bersama menjaga hubungan ini." Ucap Zabdan.

Traces Of Marriage(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang